Kemendikbud Ingatkan Seni Tradisi Bagian dari Masa Depan

Kemendikbud Ingatkan Seni Tradisi Bagian dari Masa Depan

Terkini | inews | Kamis, 8 Agustus 2024 - 07:13
share

BALI, iNews.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kebudayaan secara resmi membuka Mega Festival Indonesia Bertutur (Intur) 2024 di Provinsi Bali pada Rabu (7/8/2024) malam. Adapun Festival Intur ini melibatkan 900 seniman lokal dan internasional akan menampilkan sebanyak 100 karya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid mengatakan ada dua pesan yang hendak disampaikan dalam Festival Intur 2024. Pertama, terkait seni tradisi merupakan bekal masa sekarang dan masa depan; kedua bahwa masalah lingkungan menjadi persoalan serius.

"Dua hal yang pasti pertama terkait dengan akar dunia bahwa seni tradisi ini bukan cuman bagian dari masa lalu tetapi menjadi bekal kita untuk masa sekarang dan masa depan. Kedua yang kita lihat cerita-cerita klasik banyak kearifan lokal terkait dengan lingkungan yang kita tau hari hari ini soal lingkungan menjadi yang sangat serius yang kita hadapi, krisis iklim, lingkungan. Kalau misalnya kita menengok pada kearifan lokal yang kita pilih penuh dengan pesan pesan bagaimana pentingnya menjaga lingkungan," kata Hilmar usai membuka Festival Intur di Lapangan Batubulan, Gianyar, Bali, Rabu (7/8/2024) malam.

Festival Intur yang dihelat 12 hari ke depan mulai 7-18 Agustus 2024 di tiga lokasi Batubulan, Ubud dan Nusa Dua dipilih karena latar belakang Subak sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO sejak 29 Juni 2012. Sehingga warisan dunia Subak menjadi sumber inspirasi Festival Intur 2024 dihelat di Bali.

"Kita selalu mengaitkan dengan keberadaan situs warisan dunia, jadi dua tahun lalu kita adakan di Borobudur yang sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia, tahun ini di Bali yang kita tahu Subak juga sudah ditetapkan sebagai warisan dunia," ujarnya.

"Jadi kita mengambil warisan dunia ini sebagai sumber inspirasi kalau dua tahun lalu di Borobudur lebih terkait dengan spiritual, sementara kalau disini sangat terkait dengan lingkungan, sistem air, sistem sosial untuk pembagian air secara masyarakat yang punya makna yang sangat sentral terhadap kehidupan bermasyarakat Bali. Nah ini jadi sumber inspirasinya," tambahnya.

Hilmar berharap kolaborasi antar seniman lokal dan Internasional dapat menyebarluaskan Subak bisa dihadirkan ke pentas dunia.

"Kita berharap kolaborasi antar seniman ini bisa menyebarluaskan yang ada di masyarakat Bali khususnya terkait Subak bisa dihadirkan ke pentas Internasional," ujar Hilmar.

Hilmar menambahkan target khusus kegiatan ini tentu untuk meningkatkan kolaborasi dengan Internasional seperti yang kita saksikan di pembukaan itu semuanya seni tradisi tentunya kami berharap prosesnya ada interaksi sehingga nanti yang namanya seni tradisi ini bisa diwariskan ke generasi berikutnya.

"Karena kita lihat masalah regenerasi itu adalah bentuk yang klasik mungkin tidak terlalu akrab di generasi sekarang. Kalau kita lihat tadi tampilannya sangat diwarnai dengan video art, bebunyian, cahaya dan seterusnya kita harapkan lebih akrab dimatanya anak anak muda dengan begitu dapat tercapai," jelasnya.

Sebagai informasi, Pembukaan Intur 2024 menampilkan Maha Wasundari yang menghadirkan tari Bali dari tiga genre yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia, yaitu Wali, Bebali, dan Balih-balihan.
Dalam gelaran tersebut, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan mengangkat tema Subak: Harmoni dengan Pencipta, Alam, dan Sesama".

Festival ini akan menjadi wadah ekspresi seni yang mencakup seni pertunjukan, seni rupa, film, dan seni media. Intur 2024 diharapkan menjadi sumber inspirasi bagi berbagai kegiatan seni.

Dengan tema Mengalami Masa Lalu, Menumbuhkan Masa Depan, Indonesia Bertutur bertujuan menggali dan mempromosikan warisan budaya Indonesia dari masa prasejarah hingga abad ke-15 melalui berbagai medium seni.

Filosofi Subak yang diusung dalam festival ini mengandung makna keseimbangan antara manusia dengan pencipta, sesama, dan alam, yang dikenal dalam falsafah Tri Hita Karana oleh masyarakat Hindu Bali.

Hadir dalam opening ceremony yang ditandai dengan alat musik tradisional Okokan diantaranya Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha; Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Anindito Aditomo; Direktur Perfilman Musik dan Media, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia, Ahmad Mahendra; Direktur Festival Indonesia Bertutur 2024, Taba Sanchabakhtiar; Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2024, Melati Suryodarmo. Hadir pula Koordinator Staff Presiden Republik Indonesia, Ari Dwipayana.

Hadir pula para seniman seperti Dian Sastrowardoyo, Happy Salma, Lukman Sardi, dan lainnya.

Topik Menarik