Kisah Jasad 40 Sahabat Nabi SAW di Rusia Beraroma Wangi Mawar Buat Warga Masuk Islam

Kisah Jasad 40 Sahabat Nabi SAW di Rusia Beraroma Wangi Mawar Buat Warga Masuk Islam

Gaya Hidup | inewsid | Minggu, 13 Maret 2022 - 14:32
share

JAKARTA, iNews.id - Kisah jasad 40 sahabat Nabi Muhammad SAW yang mati syahid di Kyrkhlyar, Rusia tidak membusuk bahkan beraroma wangi semerbak bunga mawar membuat takjub warga setempat. Saking takjubnya, mereka pun berbondong-bondong masuk Islam.

Kisah jenazah 40 sahabat Rasulullah SAW gugur di Rusia itu terjadi saat perang pasukan Arab dan Khazar.

Dilansir dari laman pwmu.co, dikisahkan pasukan Khazar berjumlah 30 ribu tentara. Pasukan muslim hanya 4.000 tentara dengan 40 sahabat memimpin di baris depan. Pertempuran itu berlangsung selama enam hari dan menewaskan 20 ribu orang Khazar dan 40 prajurit Arab.

Legenda itu bercerita, bangsa Khazar melarang penguburan 40 jenazah sahabat. Karena larangan itu muncul bencana dan penyakit melanda daratan Khazar. Para tetua kemudian mengatakan, wabah dan bencana tak akan usai sampai mereka menguburkan jasad para sahabat dengan hormat dan layaknya para pejuang.

Orang-orang Khazar menghampiri lokasi jasad 40 sahabat. Mereka terkejut karena tubuh mereka tak membusuk. Aromanya mawar harum. Melihat itu, orang-orang Khazar ramai-ramai memeluk Islam. Jenazah 40 sahabat itu dibawa ke Derbent dimakamkan di kota itu. Inilah legenda makam 40 sahabat Rasulullah yang telah berusia 14 abad.

Kyrkhlyar, begitu warga Kota Derbent, Dagestan, Rusia, menyebutnya. Tempat itu adalah komplek makam yang dipercaya warga sebagai Makam 40 Sahabat Rasulullah. Lokasi ini menjadi tempat ziarah umat Islam negeri itu.

Kyrkhlyar artinya empat puluh dalam bahasa Turki. Terletak di sebelah utara pemakaman Derbent, Republik Dagestan. Area ini dipisahkan dari kuburan lainnya dengan pagar batu.

Di dalamnya, peziarah dapat melihat 40 makam batu melintang berwarna putih. Berjajar empat baris dari arah timur ke barat. Tiga lainnya secara terpisah. Batu-batu putih itu adalah sarkofagus di atas kuburan sepanjang 3,2 meter. Dipahat dari balok batu cadas.

Russia Beyond melaporkan, situs makam yang dilindungi negara ini dihormati sebagai tempat suci umat Islam di Derbent oleh warga Kaukasus Utara yang muslim maupun non muslim. Kyrkhlyar muncul di kota kuno ini beberapa abad silam. Sejarah makam ini diliputi berbagai legenda sekalipun tetap mengandung fakta sejarah.

Menurut legenda masyarakat, Kyrkhlyar berkaitan dengan periode Perang Arab-Khazar. Serangkaian konflik yang terjadi antara pasukan Khan Khazar dan pasukan Arab semasa Khulafaur-Rasyidin, Umayyah, dan Abbasiyah. Penduduk setempat percaya bahwa para pemimpin pasukan Arab yang syahid dalam perjuangan menegakkan Islam dimakamkan di situ.

Ketika Rasulullah wafat pada tahun 632, seluruh Jazirah Arab sudah menjadi wilayah Islam. Masa Khulafaur Rasyidin meluaskan wilayah hingga Kekaisaran Byzantium di Asia dan Afrika, kemudian menyebarkan Islam serta budaya dan bahasa Arab.

Di zaman Umar bin Khattab, khalifah kedua yang berkuasa pada tahun 634 sampai 644, memerintahkan Panglima Suraqah bin Amr pergi ke Bab al-Abwab atau Derbent. Mengikuti perintah sang Khalifah, detasemen Abd ar-Rahman bin Rabiah, bagian dari pasukan Suraqah bin Amr, mendekati Derbent pada tahun 642643.

Di Derbent, pasukan Arab menghadapi orang-orang Khazar, bangsa nomaden, sekutu Byzantium menghadapi Persia yang menguasai wilayah itu tahun 630-an.

Menurut peneliti sejarah, makam Kyrkhlyar berasal dari periode awal penaklukan Derbent oleh Dinasti Seljuk pada tahun 1071. Para pemimpin detasemen Ghazi, dari istilah Arab ghazw. Artinya orang-orang yang ikut ekspedisi militer pada abad X-XI yang syahid dimakamkan di sini.

Cendekiawan Moldavia, Dimitrie Cantemir, yang pada awal abad ke-18 mempelajari barang-barang antik Derbent secara menyeluruh, mencatat legenda pertalian asal-usul pekuburan ini dengan Oghuz Turk, sebuah bangsa Turk Barat.

Legenda ini juga dikutip oleh Adam Olearius. Ilmuwan Jerman itu melaporkan bahwa 40 pangeran, orang-orang suci dikubur di permakaman, yang dipimpin oleh seorang raja bernama Kassan, yang berasal dari bangsa Okus (Oghuz).

Darband, nama salah satu versi kronik Derbent yang kemungkinan disusun pada abad ke-17, menyebutkan 50 prajurit syahid dikubur di pemakaman kota. Hampir semuanya, 47 dari 50 orang, memiliki gelar sultan Turki. Banyak di antara mereka memiliki nama Turki, seperti Chumchekh, Tufan, Gutkhan, Geyyum, Hechem, Khar-kesh, Kutchek, Dede, dll.

AK Alikberov, penulis buku Kenangan Sejarah dan Identitas Rusia di Kaukasus Utara, mendukung pendapat ini dan menafsirkan permakaman Kyrkhlyar sebagai pekuburan para pemimpin detasemen Ghazi, yaitu sar lashkar (pangkat perwira tinggi) lokal, yang disebut sultan semasa Dinasti Seljuk sebagai bentuk penghormatan.

Secara historis mungkin terjadi pada sepertiga terakhir abad ke-11 di bawah kepemimpinan gubernur-gubernur Seljuk, Yagma dan Sau-Tegine, ketika Derbent menjadi pos terdepan Kesultanan Seljuk di wilayah Kaukasus.

MS Gadzhiev, doktor ilmu sejarah dan pengarang buku Kota Kuno Dagestan: Pengalaman Analisis Historis-Topografi dan Sosial-Ekonomi, menulis bahwa epigrafi (tulisan kuno) yang ditemukan pada sarkofagus serupa berfungsi sebagai referensi penanggalan tambahan untuk menentukan waktu kemunculan Kyrkhlyar.

Berdasarkan hasil penelitian, semuanya dibuat dengan gaya yang sama: kaligrafi Kufi dengan ornamen bunga yang terlihat dengan jelas. Tak diragukan lagi, ini semua merupakan ciri khas zaman Seljuk.

Nisan paling awal dengan bentuk semacam ini, biasanya berasal dari abad XI-XII, berdasarkan kalender 469 Hijriyah (tahun 10761077 Masehi), ditemukan pada nisan di sebelah selatan pemakaman Derbent.

Karena itu, Kyrkhlyar merupakan makam para pemimpin pasukan pejuang akidah atau Ghazi yang diberi gelar sultan semasa Kesultanan Turki Seljuk, bukan makam sahabat-sahabat Rasulullah.

Topik Menarik