Teori Aneh tentang Malaysia Airlines MH370 Lenyap Misterius: Ditembak Jatuh AS hingga Ditelan Black Hole

Teori Aneh tentang Malaysia Airlines MH370 Lenyap Misterius: Ditembak Jatuh AS hingga Ditelan Black Hole

Global | sindonews | Senin, 24 Maret 2025 - 02:10
share

Sudah 11 tahun Malaysia Airlines Penerbangan 370 atau MH370 lenyap misterius dengan 239 orang di dalamnya. Kata-kata terakhir yang diucapkan pilotnya adalah: "Good night Malaysia three seven zero [Selamat malam Malaysia tiga tujuh nol]".

Kata-kata yang menjadi terkenal itu diucapkan sang pilot saat pesawat tipe Boeing 777 tersebut melintasi wilayah udara Vietnam.

Pesawat itu, yang terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, China pada 8 Maret 2014, tidak pernah terlihat dan terdengar lagi hingga hari ini.

Dua menit setelah pesan terakhir dari kapten pilot, Zaharie Ahmad Shah, pesawat itu menghilang dari layar radar.

Meskipun pesawat menghilang, pelacak pesawat militer Malaysia masih dapat mengikuti MH370, dan melihat pesawat tiba-tiba berbelok tajam ke kiri, melintasi kembali wilayah udara Malaysia sebelum terbang tujuh jam lagi ke tengah Samudra Hindia tempat pesawat diduga kehabisan bahan bakar dan jatuh.

Sejumlah pencarian diluncurkan setelah hilangnya pesawat MH370, termasuk oleh Australia, yang mencari selama tiga tahun meliputi 120 kilometer persegi Samudra Hindia selatan dalam upaya putus asa untuk menemukan pesawat dan penumpang, yang termasuk beberapa warga negara Indonesia (WNI).

Namun, pada tahun 2017, otoritas Australia menghentikan pencarian.

"Meskipun telah berupaya keras menggunakan ilmu pengetahuan terbaik yang tersedia, teknologi mutakhir, serta pemodelan dan saran dari para profesional yang sangat terampil yang merupakan yang terbaik di bidangnya, sayangnya, pencarian tersebut belum dapat menemukan pesawat tersebut," kata pihak berwenang Australia saat itu.

"Keputusan untuk menangguhkan pencarian di bawah air tidak diambil dengan mudah atau tanpa kesedihan."

Sekarang, 11 tahun kemudian, pencarian baru telah diluncurkan dengan harapan akhirnya menemukan MH370 dan 239 orang di dalamnya oleh perusahaan eksplorasi maritim Inggris; Ocean Infinity.

Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke baru-baru ini mengatakan bahwa pemerintah Malaysia sedang dalam proses penandatanganan kontrak dengan Ocean Infinity dan bahwa Malaysia menyambut baik "keaktifan Ocean Infinity untuk mengerahkan kapal-kapal mereka".

Apa yang Terjadi dengan MH370?

Richard Godfrey, penulis situs web www.mh370search.com dan seorang pensiunan insinyur kedirgantaraan, mengatakan kepada news.com.au bahwa telah ada hampir 150 buku yang ditulis tentang MH370, masing-masing dengan teorinya sendiri.

“Berbagai teori berkisar dari yang aneh, seperti MH370 diambil oleh alien, hingga yang bersifat konspirasi, seperti ada rencana yang melibatkan beberapa pemerintah dan agen dinas rahasia,” kata Godfrey.

“Ada yang menyeramkan, seperti MH370 direbut oleh orang China, Rusia, atau Amerika Serikat (AS). Yang protektif, bahwa itu tidak mungkin kaptennya karena dia orang yang baik, dan peramal yang mendapat visi dan melihat MH370,” paparnya, yang dilansir Senin (24/3/2025).

Dia menambahkan bahwa ada juga teori-teori yang tidak membantu dari masyarakat yang mengeklaim telah melihat MH370 di Google Earth, dan dokumenter yang mencampur teori-teori yang berbeda dan membingungkan.

Salah satu teori yang banyak dibahas adalah bahwa militer AS menembak jatuh MH370 atau pesawat itu mendarat di Diego Garcia—sebuah pulau di Wilayah Samudra Hindia Inggris yang digunakan oleh AS dan Inggris sebagai pangkalan militer.

Teori ini menyatakan bahwa AS yakin bahwa pesawat tersebut telah dibajak oleh faktor kesalahan dan menimbulkan risiko keamanan, meskipun para ahli telah membantahnya karena pesawat tidak memiliki cukup bahan bakar untuk terbang di dekat Diego Garcia dan tidak ada bukti kredibel bahwa pesawat itu dibajak atau ditembak jatuh.

Teori pembajakan lainnya adalah bahwa pesawat itu diterbangkan ke Kazakhstan atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin, meskipun data penerbangan menunjukkan MH370 berputar ke arah yang berlawanan dari Kazakhstan menuju Samudra Hindia.

Selain teori bahwa alien mungkin terlibat, ada juga spekulasi bahwa pesawat itu ditelan oleh black hole (lubang hitam).

“Saya hanya menangani penelitian ilmiah berdasarkan data dan bukti yang kuat,” kata Godfrey.

“Dari Boeing, kami tahu seberapa jauh dan berapa lama Boeing 777 dapat terbang dan berapa lama pesawat itu dapat bertahan di udara. Dari rekayasa Malaysia Airlines, kami tahu persis berapa banyak bahan bakar yang ada di dalam pesawat dan berapa efisiensi bahan bakar kedua mesin pada pesawat yang sebenarnya,” ujarnya.

Godfrey juga mengatakan bahwa ada banyak data komprehensif yang dapat diambil terkait jalur dan kinerja penerbangan, termasuk data Automatic Dependent Surveillance–Broadcast (ADS-B), data radar, dan data Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS).

"Kami [juga] tahu dari data satelit Inmarsat bahwa pesawat terus terbang selama tujuh jam 37 menit ke Samudra Hindia Selatan hingga kehabisan bahan bakar," katanya.

Dia menambahkan bahwa, dari 43 item puing mengambang yang telah ditemukan dari sekitar Samudra Hindia, jelas bahwa MH370 jatuh.

“Kami tahu dari analisis drift, di mana puing-puing yang mengapung kemungkinan besar berasal dan area kecelakaan secara umum…Ketika semua fakta ini selaras, maka Anda memiliki kasus yang bagus,” katanya.

Salah satu teori yang paling diterima oleh para ahli adalah bahwa Kapten Pilot Zaharie Ahmad Shah, atau mungkin co-pilot Fariq Abdul Hamid, sengaja mematikan perangkat pelacak pesawat sebelum secara manual mengambil kendali pesawat dan terbang hingga kehabisan bahan bakar sebagai bagian dari rencana “pembunuhan-bunuh diri”.

Ketika polisi menggerebek rumah Shah di Malaysia, mereka menemukan sistem simulator penerbangan yang menunjukkan bahwa dia telah menerbangkan rute simulasi ke tengah Samudra Hindia yang mirip dengan jalur penerbangan MH370—meskipun tidak ditemukan catatan bunuh diri dan tidak ada petunjuk dari siapa pun yang mengenal Shah bahwa dia punya alasan untuk merencanakan tindakan jahat tersebut.

Alvin Lie, kepala Asosiasi Pengguna Layanan Transportasi Udara Indonesia, mengatakan kepada news.com.au bahwa kasus tersebut membingungkan di zaman modern.

“Dari sudut pandang teknologi, itu tidak masuk akal dan tidak logis dengan semua teknologi yang tersedia saat ini. Mudah untuk melacak pesawat, bahkan jika alat pelacaknya sendiri telah dinonaktifkan,” katanya.

“Yang lebih aneh lagi, pesawat itu terbang dari Malaysia ke wilayah udara Vietnam dan kemudian kembali ke Malaysia dan perbatasan dengan Indonesia, lalu hilang,” ujarnya.

“Di kawasan Asia Tenggara, kita memiliki negara adikuasa teknologi yaitu Singapura,” imbuh dia.

Lie mengatakan, ketika pesawat lain jatuh di wilayah tersebut, seperti Adam Air Penerbangan 574 yang jatuh ke Selat Makassar di Indonesia pada 1 Januari 2007 dan menewaskan seluruh 102 orang di dalamnya, otoritas Singapura berhasil menemukannya hampir seketika menggunakan data pelacakan udara mereka.

“Saya tidak punya teori apa pun tentang pesawat itu, dan saya bukan penganut teori konspirasi, tetapi sangat aneh bahwa pesawat sebesar itu bisa lenyap tanpa jejak,” katanya.

Topik Menarik