Buruh Datangi Rumah Keluarga Pendiri Sritex, Tuntut Pesangon dan THR
SOLO - Puluhan orang yang tergabung dalam KSPI dan Partai Buruh mendatangi rumah keluarga Lukminto, pendiri PT Sritex di Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Solo pada Jumat (21/3/3025). Mereka melakukan aksi untuk menuntut pembayaran pesangon dan THR yang belum diterima.
1. Massa Gelar Aksi Simbolik
Dalam aksi tersebut, para demonstran membentangkan berbagai bendera organisasi seperti Partai Buruh, KSPI, dan SPN. Mereka juga melakukan aksi tidur di Jalan Bhayangkara sambil menyanyikan lagu “Gugur Bunga”. Setelah itu, massa melanjutkan aksi dengan berorasi di depan rumah keluarga Lukminto.
Penanggung jawab aksi, Aulia Hakim menyampaikan bahwa aksi ini bertujuan untuk mengetuk hati bos Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto. Dia menyadari bahwa kewajiban pembayaran pesangon dan THR berada di tangan kurator yang baru bisa membayarkannya setelah aset Sritex terjual.
"Menurut hukuman kepailitan kewajiban pesangon dan THR ada di kurator setelah menjual aset. Saya ingin mengetuk hati saja, bapak Iwan Lukminto dan keluarga, kalau nunggu aset, berapa tahun terjual. Bapak (Iwan) itu triliunan asetnya, maksud teman-teman bok ya displitkan dana sedikit saja. Tidak akan miskin, saya jamin," kata Aulia.
2. Kekayaan Lukminto dan Tuntutan Buruh
Aulia menyebut bahwa total kekayaan keluarga Lukminto diperkirakan mencapai Rp50 triliun. Sementara, dana yang dibutuhkan untuk membayar THR hanya sekitar Rp25 miliar, jumlah yang menurutnya tidak akan berdampak besar pada kekayaan mereka.
"Kalau bapak Iwan Lukminto sekeluarga, ada empati dan simpati, tolong berikan hak kepada kawan-kawan dengan menyisihkan hartanya. Hartanya masih kaya raya sekali, kami dapatkan data itu, faktanya harta-harta mereka masih di atas Rp50 triliun. Jangan semua diserahkan ke pemerintah,” ujarnya.
3. Masalah Koperasi dan BPJS Ketenagakerjaan
Sementara itu, koordinator aksi, Murjioko menyoroti dana koperasi karyawan yang mencapi Rp6 miliar, namun hingga kini belum ada kejelasan mengenai keberadaannya. Selain itu, dia juga menyinggung masalah premi BPJS Ketenagakerjaan yang belum dibayarkan.
"Uang koperasi hampir Rp6 miliar dananya juga raib sampai hari ini. Pengelolanya ditanyai katanya dipakai manajemen, itu kan ironis. Kemudian yang mengadu ke kami, pembayaran premi BPJS Ketenagakerjaan itu hampir Rp6 miliar, premi yang tidak dibayarkan," tandas Murjioko.
Baca Selengkapnya: Geruduk Rumah Pendiri Sritex Minta THR Dibayar, Buruh Sebut Iwan Lukminto Masih Kaya Raya Punya Harta Rp50 Triliun