Tantangan Ekonomi 2024, Tekan Daya Beli dan Akses Asuransi
JAKARTA - Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi banyak sektor, termasuk asuransi. Kondisi ini berpotensi menurunkan daya beli masyarakat, berdampak pada berbagai industri, mulai dari jasa hingga manufaktur.
Inflasi yang tinggi mempengaruhi sektor asuransi, yang secara langsung bergantung pada daya beli masyarakat. Ketika daya beli turun, masyarakat cenderung mengurangi pembelian produk-produk yang dianggap tidak mendesak, termasuk asuransi.
Untuk menghadapi tantangan ini, Direktur Utama PT Jasaraharja Putera Abdul Haris menyampaikan agar inovasi dilakukan dalam menciptakan produk yang lebih sederhana dan terjangkau. Produk-produk yang disesuaikan dengan situasi ekonomi bisa membantu masyarakat tetap terlindungi tanpa membebani pengeluaran mereka.
“Tentu menciptakan produk-produk yang simpel, yang sederhana, yang murah, makanya kalau hari ini kita menciptakan ini terhadap BNPB, terhadap aplikasi kami, itu adalah bagian kami untuk disesuaikan dengan ekonomi yang saat ini, pada saat daya beli masyarakat menurun, yang kami lakukan adalah membuat produk-produk yang murah, yang simpel, dan lain-lain,” ucap Abdul Haris saat acara Media Gathering PT Jasaraharja Putera di Jakarta, Rabu (19/12/2024).
Salah satu pendekatan yang disarankan adalah menawarkan asuransi dengan premi rendah yang mudah diakses. Produk asuransi kendaraan bermotor, misalnya, kini dijual dengan harga yang lebih murah, sehingga dapat menjangkau masyarakat luas, terutama yang terdampak oleh penurunan daya beli.
“Bayangkan, di aplikasi kami itu ada namanya SIRANMOR yang merupakan asuransi kendaraan bermotor dengan premi yang sangat terjangkau bagi masyarakat. Produk ini dirancang untuk menyesuaikan dengan kondisi ekonomi dan daya beli yang berbeda. Proses pembelian melalui aplikasi juga dibuat sederhana dan mudah diakses oleh pengguna, dan murah banget, cobain nanti,” jelas Abdul Haris.