Pemikiran Wahid Hasyim dalam Sila Pertama Pancasila

Pemikiran Wahid Hasyim dalam Sila Pertama Pancasila

Nasional | okezone | Sabtu, 1 Juni 2024 - 07:41
share

HARI LAHIR PANCASILA menjadi hari bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Pancasila merupakan ideologi dan landasan Indonesia. Pancasila tidak serta-merta muncul begitu saja. Banyak pihak terlibat dalam perumusannya, termasuk KH Abdul Wahid Hasyim.

KH Abdul Wahid Hasyim merupakan pemimpin Nahdlatul Ulama (NU) yang turut mengisi perjalanan politik bangsa Indonesia. Ia masuk dalam Subkomite BPUPKI yang dibentuk guna mencari jalan keluar terbaik bagi masa depan bangsa. Saat itu BPUPKI yang merupakan badan bentukan Jepang ini bertugas mempersiapkan bentuk dan dasar negara.

Subkomite BPUPKI akhirnya merumuskan dasar negara. Hasil kesepakatan yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta itu dicantumkan dalam preambul UUD 1945 yang disahkan pada 22 Juni 1945.

Dalam salah satu sila Pancasila hasil rumusan Wahid Hasyim dkk antara lain tercantum kata-kata ".. kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya".

Ternyata rumusan ini diperdebatkan dalam sidang BPUPKI berikutnya. Wongsonegoro, misalnya, menganggap anak kalimat itu bisa menimbulkan fanatisme karena seolah-olah memaksa umat Islam menjalankan syariatnya. Demikian dilansir dari buku 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia, Penerbit Narasi.

Namun, menurut Wahid Hasyim, yang merupakan putra tokoh pendiri NU KH Hasyim Asy'ari ini, kalimat tersebut tidak akan berakibat sejauh itu. Ia juga mengingatkan, segala perselisihan yang timbul bisa diselesaikan secara musyawarah.

Pemikiran Wahid Hasyim juga sempat mewarnai rancangan pertama UUD. Ia pernah mengusulkan agar pada Pasal 4 ayat 2 rancangan UUD disebutkan yang dapat menjadi presiden dan wakilnya adalah orang Indonesia asli dan beragama Islam.

Topik Menarik