Akpol 92 Naik Kasta! Dua Perwira Tembus Bintang 3

Akpol 92 Naik Kasta! Dua Perwira Tembus Bintang 3

Terkini | inews | Selasa, 24 September 2024 - 07:09
share

JAKARTA, iNews.id - Lulusan Akademi Kepolisian 1992 mulai merangsek ke puncak karier. Dua alumnus Batalyon Pratisara Wirya itu menembus pangkat bintang 3 alias komisaris jenderal (komjen).

Dua sosok tersebut yakni Irjen Pol Wahyu Hadiningrat dan Irjen Pol Nico Afinta. Melalui mutasi jabatan terbaru, mereka ditunjuk Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menempati pos komjen. Artinya, tak lama lagi mereka akan resmi mengoleksi tiga bintang emas di pundak.

Penunjukan Wahyu dan Nico tertuang dalam Surat Telegram Nomor ST/2100/IX/KEP.2024 tertanggal 20 September tentang Pengukuhan, Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Polri. Telegram diteken Asisten SDM Kapolri Irjen Pol Dedi Prasetyo.

“Irjen Pol Wahyu Hadiningrat, Asrena Kapolri dikukuhkan sebagai Astamarena Kapolri,” tulis salinan telegram, dikutip Selasa (24/9/2024). 

Sejatinya tidak ada yang berubah dari posisi Wahyu. Namun, jabatan asisten bidang perencanaan dan anggaran Kapolri alias asrena yang kini ‘naik kasta’ menjadi asisten utama bidang perencanaan dan anggaran Kapolri. 

Jabatan asisten utama itu sebagai konsekuensi dari terbitnya Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2024 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia, hasil perubahan dari Perpres 52/2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia. Validasi organisasi menjadikan jabatan Astamarena ditempati perwira tinggi bintang 3. 

Sementara itu Irjen Pol Nico Afinta keluar dari ‘kotak’. Mantan kapolda Jatim yang dulu dicopot usai peristiwa Tragedi Kanjuruhan itu kini diplot sebagai sekretaris jenderal kementerian hukum dan hak asasi manusia (sekjen kemenkumham). Hari ini direncanakan Niko dilantik oleh menkumham.

Dengan promosi bintang tiga tersebut, Wahyu dan Nico akan mewakili Akpol 92 ke tataran elite pejabat Polri. Mereka menjadi dua orang pertama yang sukses meraih pangkat komjen.

Dibanding seniornya, Akpol 1991, para jenderal dari Batalyon Pratisara Wirya terbilang belum ada apa-apanya. Untuk diketahui, Akpol 91 telah menelurkan satu jenderal penuh (bintang empat) dan 4 pati bintang tiga.

Mereka yaitu Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit. Kemudian Kabareskrim Komjen Pol Wahyu Widada, Kabaharkam Komjen Pol Fadil Imran, Kabaintelkam Komjen Pol Syahar Diantono, dan Kepala BNN Komjen Pol Marthinus Hukom.

Profil Singkat 2 Calon Komjen Baru Polri

1. Irjen Pol Wahyu Hadiningrat

Polisi kelahiran Bandung, 4 Juni 1970 ini lulus dari Akpol 92 dan berpengalaman di bidang reserse. Kasus menonjol yang pernah ditanganinya yakni ledakan Bom Bali II pada 2005. 

Rekam jejaknya beragam. Dimulai sebagai perwira pertama Polda Jabar selepas pada 1993, setelah itu dia melanglang buana ke berbagai penugasan antara lain sebagai wakapolsekta Cirebon Selatan (1994), kapolsek Soreang Polres Bandung (1995), dan kasat serse Polres Bandung (1997).

Wahyu selanjutnya dimutasi sebagai kasat serse Polresta Bogor, kanit III sat I Ditreskrim Polda Jabar, kasat I Ditreskrim Polda Jabar, kasatgaswil Jabar Densus 88/Antiteror Polri, kapolres Metro Bekasi dan kapolres Metro Jakarta Selatan.

Sempat menjadi analis kebijakan madya bidang pidum Bareskrim Polri pada 2016, kariernya meroket sebagai dirreskrimsus Polda Metro Jaya, wadirtipid siber Bareskrim Polri, direktur respons ancaman deputi bidang intelijen siber BIN, hingga wakapolda Metro Jaya pada 2018.

Pemilik Satyalencana pengabdian 24 tahun ini lantas dipercaya sebagai wakabareskrim Polri pada 2020. Bintang emasnya bertambah satu saat ditunjuk sebagai asrena Kapolri (2021). Kini dia dipercaya sebagai astamarena Kapolri.

2. Irjen Pol Nico Afinta

Arek Suroboyo kelahiran 30 April 1971 ini menuntaskan pendidikan Akpol pada 1992.  Selain Wahyu Hadiningrat, rekan satu angkatannya antara lain Irjen Pol Viktor Sihombing (Kadivkum Polri) dan Brigjen Awi Setiyono (wakapolda NTT).

Kariernya dimulai sebagai perwira pertama samapta Poltabes Semarang Polda Jateng (1992), kemudian kanit Poltabes Semarang, danton taruna Akpol, hingga danki taruna Akpol. Rekam jejaknya kelas global saat bertugas di pasukan perdamaian sebagai UN IPTF Pas PBB XIV Bosnia Herzegovina  dam rentang 1997-1998.

Nico lantas dipromosikan sebagai kapolsek Metro Ciputat Polres Metro Jaksel Polda Metro Jaya (2000), kanit ekonomi Ditreskrim Polda Jawa Tengah, wakasat reskrim Polwiltabes Semarang, kanit SDA dan Lingkungan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya (2006) dan kasubdit V/Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya (2006).

Sebagian besar kariernya di reserse. Pada perkembangannya, berbagai jabatan strategis pernah menyemat di pundaknya seperti dirresnarkoba Polda Metro Jaya (2016), dirreskrimum Polda Metro Jaya, sahlisospol Kapolri, kapolda Kalsel, kemudian kapolda Jatim. 

Nico disebut-sebut sebagai salah satu perwira dengan masa depan cerah. Di internal polri, namanya kerap diprediksi bakal masuk bursa kapolri, atau setidak-tidaknya menembus kabareskrim. Namun sinar terang itu sempat redup.

Nico dicopot dari jabatan kapolda Jatim setelah tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan ratusan suporter. Nico masuk kotak sebagai sahlisosbud Kapolri, kemudian ketua STIK Lemdiklat Polri pada 2023. Dengan mutasi terbaru ini, jabatan sekjen Kemenkumham akan membawanya mengoleksi tiga bintang emas.

Topik Menarik