Menjajal Mobil Listrik Citroen e-C3, Begini Sensasinya

Menjajal Mobil Listrik Citroen e-C3, Begini Sensasinya

Otomotif | inews | Rabu, 3 Juli 2024 - 13:32
share

JAKARTA, iNews.id - Citroen Indonesia telah meluncurkan mobil listrik, e-C3 di Indonesia. Lantas, bagaimana sensasi berkendaranya?

Jurnalis iNews Media Group berkesempatan menjajal mobil listrik ini dalan perjalanan singkat Jakarta - Puncak, Bogor, Jawa Barat. Perjalanan dimulai dari Wisma Indomobil, MT Haryono, Jakarta Selatan.

Impresi pertama pada mobil listrik seharga Rp377 juta ini saat masuk ke dalam kokpit kental dengan mobil SUV. Kap depan terlihat tinggi. 

Kursi pengemudi dilengkapi dengan high adjuster. Fitur ini membuat pengemudi dapat menaikkan atau menurunkan ketinggian kursi untuk mendapatkan posisi berkendara yang nyaman. Sayang, fitur ini masih manual dengan cara mengengkol tuas yang ada di sisi kanan bawah kursi.

Kemudi sudah dilengkapi dengan tilt dan teleskopik, sehingga bisa memajukan dan menaik-turunkan setir sesuai keinginan. Hal ini juga sangat berpengaruh dengan kenyamanan berkendara.

Secara keseluruhan, mobil listrik e-C3 tidak dilengkapi fitur kekinian. Mobil ini juga belum dilengkapi dengan Advanced Driver Assistance System (ADAS). Sebab itu, pengemudi dituntut menjaga konsentrasi selama mengendarai mobil ini.

Panel instrumen e-C3 juga terlihat sederhana. Layar yang cukup kecil menampilkan informasi kecepatan km/jam, indikator baterai, dan informasi lainnya, seperti persentase baterai, sisa jarak tempuh, serta odometer.

Namun, mobil listrik ini sudah dilengkapi dengan layar sentuh 10 inci sebagai pusat hiburan yang memiliki fitur Android Auto dan Apple CarPlay. Untuk menghubungkannya, diperlukan sambungan melalui kabel alias belum bisa tersambung dengan Bluetooth.

Ketika mulai mengendarai mobil listrik ini, jurnalis terkejut dengan akselerasi yang diberikan. Sentuhan sedikit pada pedal gas membuat motor penggerak mobil langsung melaju seperti saat membuka kopling dengan cepat pada mobil transmisi manual.

Soal performa, di atas kertas motor listrik dapat menghasilkan tenaga sebesar 42 kW dan torsi puncak 143 Nm. Kami merasakan itu ketika berakselerasi saat menyalip kendaraan lain di jalan tol. Menariknya, e-C3 benar-benar hanya bisa dipacu hingga kecepatan 107 km/jam.

Saat memasuki kawasan Puncak dengan kondisi lalu lintas yang cukup padat, kami mulai merasakan sensasi mobil transmisi manual. Sebab, saat berhenti di jalur menanjak, mobil akan mundur ketika rem dilepas sehingga kami perlu sesegera mungkin menginjak pedal gas.

Namun, akselerasi instan saat pedal gas ditekan dan pengereman yang spontan, membuat guncangan di dalam mobil cukup kencang. Kondisi ini kami alami saat mencoba menjadi penumpang dengan duduk di baris kedua. 

Kami merasa desain kursi kurang ergonomis sehingga harus benar-benar mencari posisi duduk yang nyaman agar terhindar dari mabuk perjalanan.

Sandaran kepala di kursi baru kedua yang terlalu menonjol ke depan juga membuat kami dengan postur tubuh 165 cm kurang nyaman. Bahkan, ruang kaki di baris kedua cukup sempit bagi kami dengan tinggi badan tersebut.

Kendati begitu, mobil listrik Citroen e-C3 memiliki keunggulan pada suspensinya yang nyaman khas mobil Eropa. Kami merasakan ayunan yang cukup empuk ketika melewati jalan bergelombang.

Selain itu,  air conditioner (AC) mobil listrik ini cukup dingin. Bahkan, terdapat heater khas mobil Eropa apabila sedang berkendara di cuaca dingin.

Saat kami mengendarai mobil listrik ini dari Wisma Indomobil ke Plataran Puncak, baterai tersisa 51,1 persen. Mobil ini tidak dilakukan pengisian ulang dan kami kembali ke Wisma Indomobil dengan sisa baterai 25 persen.

Berdasarkan Modified Indian Driving Cycle (MIDC), mobil listrik Citroen e-C3 bisa menempuh jarak hingga 320 km. Tapi saat kami melihat di panel instrumen dengan kondisi baterai penuh, jarak tempuhnya hanya 256 km. Dengan sisa baterai 25 persen, jarak yang bisa ditempuh hanya 63 km.

Topik Menarik