5 Kerugian Ukraina Setelah Ditinggalkan Amerika, Salah Satunya Adalah Kembalinya Ancaman Invasi

5 Kerugian Ukraina Setelah Ditinggalkan Amerika, Salah Satunya Adalah Kembalinya Ancaman Invasi

Global | sindonews | Senin, 10 Maret 2025 - 15:55
share

Ukraina berpotensi mengalami sejumlah kerugian besar jika ditinggalkan oleh salah satu sekutunya Amerika Serikat. Setelah terpilih kembalinya Donald Trump jadi Presiden AS, muncul sejumlah kebijakan-kebijakan baru yang salah satunya berkaitan dengan Ukraina.

Transisi dari pemerintahan Biden ke era Trump dapat diibaratkan sebagai peralihan dari empati ke penghinaan. Keinginan presiden baru untuk memaksakan perdamaian ini telah membuat ancaman bagi Ukraina, yang tidak dapat dilakukan tanpa dukungan Washington.

Terlebih setelah pertemuan Zelensky dan Trump di Gedung Putih pada akhir Februari 2025, yang berjalan buruk. Dampak pertemuan tersebut tentu akan sangat berpengaruh pada Ukraina di masa depan.

5 Kerugian Ukraina Setelah Ditinggalkan Amerika

1. Kehilangan Pasokan Senjata

Secara hukum, segala macam peralatan militer yang telah diberikan oleh AS adalah milik Ukraina. Namun Trump kemungkinan akan mengalihkan pengiriman ke pasukan AS menggunakan Undang-Undang Produksi Pertahanan atau otoritas darurat, dengan alasan persyaratan nasional.

Fedir Venislavsky, anggota komite pertahanan parlemen Ukraina, memperkirakan persediaan senjata negaranya akan berlangsung hanya enam bulan setelah keputusan Donald Trump untuk menghentikan pengiriman peralatan militer.

Venislavsky, salah satu anggota parlemen Zelensky, mengatakan para pejabat Ukraina juga bekerja untuk menemukan cara untuk mengkompensasi kekurangan senjata setelah pengumuman AS.

Komite pertahanan Ukraina telah mengadakan pertemuan di balik pintu tertutup untuk membahas “skenario negatif dari kemungkinan berhenti untuk bantuan militer AS,” tungkap Venislavsky.

2. Sulit Memproduksi Persenjataan Sendiri

Zelensky mengatakan kepada wartawan Inggris Piers Morgan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada 4 Februari bahwa Ukraina sekarang memproduksi 40 persen dari senjata yang dibutuhkan, sementara AS memasok 30 persen.

“Anda bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada kami tanpa 30 persen penting ini,” kata Zelensky kepada Morgan.

Ukraina sebagian besar memproduksi drone, sistem peperangan elektronik dan artileri, Zelensky mengatakan pada konferensi pers pada 19 Februari. Sisa 30 persen senjata Ukraina berasal dari sumber lain, termasuk Eropa.

3. Bantuan dari Eropa Dinilai Masih Belum Cukup

Para pemimpin Eropa baru-baru ini membahas bagaimana mereka dapat memberikan jaminan keamanan kepada Kyiv. Selama pertemuan puncak keamanan di London pada hari Minggu yang dihadiri oleh Zelensky, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan sekelompok pemimpin Eropa membahas bahwa penting untuk melanjutkan aliran senjata ke Ukraina.

Namun, tidak jelas berapa banyak bantuan militer yang dapat diberikan oleh sekutu Eropa Ukraina dan apakah mereka akan menjembatani kesenjangan yang ditinggalkan oleh Trump.

Zelensky dan para pemimpin Eropa telah mengakui bahwa dukungan Washington sangat penting dalam mencapai akhir perang di Ukraina.

“Untuk mendukung perdamaian di benua kita dan untuk berhasil, upaya ini harus memiliki dukungan AS yang kuat,” kata Starmer setelah pertemuan puncak.

4. Kehilangan Akses Citra Satelit Maxar

Selain kehilangan pasokan senjata, Amerika juga menghentikan pembagian intelijen melalui akses bebas ke satelit Maxar terhadap Ukraina.

Akses Ukraina ke citra satelit komersial yang dibeli pemerintah AS, yang mencakup Maxar, ditangguhkan, kata juru bicara Badan Intelijen Geospasial Nasional (NGA) kepada ABC News.

5. Ancaman Invasi Besar akan Kembali

Selama satu tahun ke belakang, Kyiv tidak lagi terlihat seperti kota yang berperang seperti tiga tahun lalu. Toko-toko terbuka dan komuter tertunda dalam kemacetan lalu lintas dalam perjalanan mereka untuk bekerja.

Namun sejak 12 Februari tahun ini ketika Presiden AS Donald Trump menelepon Vladimir Putin dari Rusia untuk mengirim pelukan politik 90 menit dari Gedung Putih ke Kremlin, mimpi buruk lama 2022 tentang kepunahan nasional telah kembali.

Donald Trump seakan menjadikan Ukraina bahan kemarahannya akan kebijakan yang dibuat oleh Joe Biden di masa kekuasaannya.

Topik Menarik