Ini Respons Erdogan setelah Pemenjaraan Rivalnya Memicu Demo Rusuh Turki
Presiden Recep Tayyip Erdogan angkat bicara setelah demo rusuh mengguncang Turki yang dipicu oleh pemenjaraan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu, rival sang presiden untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2028.
Erdogan menyalahkan kubu oposisi atas demo besar tersebut, yang menurutnya telah berubah menjadi "gerakan kekerasan".
Imamoglu ditangkap pada Rabu lalu dan dijebloskan ke penjara pada Minggu atas tuduhan korupsi dan menjalin hubungan dengan organisasi teroris.
Pemenjaraannya yang tanpa proses pengadilan telah memicu protes jalanan terbesar di Turki dalam lebih dari satu dekade.
Partai Rakyat Republik (CHP), partai oposisi yang akan mengusung Imamoglu sebagai kandidat presiden, dan para pendukungnya mengatakan tuduhan terhadap Imamoglu bermotif politik dan tidak demokratis. Namun pemerintah Erdogan menepis dalih tersebut.
Meskipun ada larangan berkumpul di jalan di banyak kota, demonstrasi antipemerintah terus berlanjut untuk malam keenam berturut-turut pada hari Senin, dengan ratusan ribu orang ambil bagian dan pemimpin CHP Ozgur Ozel mengulangi seruan agar protes nasional terus berlanjut.
Berbicara setelah rapat kabinet di Ankara, Erdogan mengatakan CHP harus berhenti "memprovokasi" warga.
"Sebagai sebuah negara, kami mengikuti dengan terkejut peristiwa yang muncul setelah seruan pemimpin oposisi utama untuk turun ke jalan menyusul operasi korupsi yang berpusat di Istanbul berubah menjadi gerakan kekerasan," kata presiden berusia 71 tahun itu, yang dilansir Reuters, Selasa (25/3/2025).
“Pihak oposisi utama bertanggung jawab atas (insiden) polisi kami, jendela toko kami yang pecah, dan kerusakan properti publik. Mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas semua ini, secara politik di Parlemen dan secara hukum oleh pengadilan,” imbuh Erdogan.
Sebanyak 1.133 Orang Ditahan
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya menuduh beberapa pengunjuk rasa “meneror” jalan-jalan dan mengancam keamanan nasional.Dia mengatakan 1.133 orang telah ditahan selama lima hari protes dan 123 petugas polisi telah terluka.
Delegasi CHP telah bertemu dengan gubernur Istanbul untuk membahas tindakan keras polisi terhadap para pengunjuk rasa.
Ketua CHP wilayah Istanbul Ozgur Celik mengatakan intervensi polisi pada Minggu malam sejauh ini merupakan yang paling keras, dengan banyak orang dirawat di rumah sakit.
Berpidato di hadapan ratusan ribu orang di depan kantor pusat Pemerintah Kota Istanbul di Sarachane, Ozel mengulangi seruannya untuk memboikot media, merek, dan toko yang disebutnya pro-Erdogan, seraya menambahkan semua tuduhan terhadap Imamoglu tidak berdasar dan tanpa bukti.
"Siapa pun yang secara tidak adil dijebloskan ke penjara oleh Tayyip Erdogan, alun-alun ini membela mereka, demi demokrasi dan demi Turki," kata Ozel, yang juga menyerukan protes berkelanjutan saat massa melambaikan bendera dan meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan agar pemerintah mengundurkan diri.
Ozel menambahkan partainya juga akan mengajukan banding agar Imamoglu dibebaskan sambil menunggu persidangan, dan agar persidangannya disiarkan di stasiun penyiaran negara; TRT.
Dia menantang Erdogan untuk berdebat di televisi, sambil menyerukan kepada para pengunjuk rasa untuk menjaga ketertiban umum dan menghindari bentrokan.
Menjelang pidato Ozel, di Jembatan Galata yang bersejarah di Istanbul, aksi protes duduk memblokir lalu lintas di kedua sisi jembatan, sementara yang lain berkumpul di tempat lain di kota itu, di Ankara, dan kota-kota lainnya.
Beberapa saat setelah Ozel menyelesaikan pidatonya, polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata, serta menggunakan meriam air untuk membubarkan demonstran di Istanbul, sambil menahan beberapa orang.
Di Ankara, para pengunjuk rasa berdiri di depan truk yang membawa meriam air dan meminta polisi untuk membiarkan mereka berbaris dengan damai.
Dipenjara Tanpa Alasan
Imamoglu (54) dipenjara sambil menunggu persidangan pada hari Minggu, saat CHP mengadakan pemilihan pendahuluan untuk menobatkannya sebagai kandidat presiden. Sekitar 15 juta suara diberikan untuk mendukung wali kota Istanbul tersebut.Berita penangkapan Imamoglu menghiasi halaman depan surat kabar Turki pada hari Senin, dengan media oposisi menyatakan bahwa wali kota ditangkap karena menjadi penantang paling kredibel bagi Erdogan.
Para pendukung wali kota mengatakan bahwa pemenjaraan Imamoglu menunjukkan kurangnya keadilan di Turki.
"Saya pikir ada ketidakadilan yang dilakukan terhadap Imamoglu. Mereka memenjarakan orang itu tanpa alasan," kata Adem Bali, seorang pekerja konstruksi berusia 22 tahun.
Kelompok hak asasi manusia dan negara-negara Eropa mengatakan penangkapan Imamoglu menandai kemunduran demokrasi dan mengkritik intervensi polisi.
Jerman mengatakan hal itu membuat upaya Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa, yang telah menjadi targetnya selama beberapa dekade, terdengar "semakin hampa".
Pertemuan Komite Parlemen Gabungan Uni Eropa-Turki ditunda pada hari Senin setelah pihak Uni Eropa menyimpulkan bahwa keadaan saat ini tidak mendukung untuk mengadakan pertemuan tersebut, katanya dalam sebuah pernyataan.
Seorang pejabat CHP mengatakan pada hari Senin bahwa partai tersebut minggu ini akan mengajukan banding atas keputusan Universitas Istanbul untuk membatalkan ijazah Imamoglu—sesuatu yang diperlukan untuk memenuhi syarat dalam pencalonan presiden—dan pengacara tambahan juga tengah mengupayakan banding atas penangkapan wali kota.