Bachtiar Adnan Kusuma Ingatkan Nadiem Makarim tak Hapus Program Penulisan Skripsi bagi Mahasiswa

Bachtiar Adnan Kusuma Ingatkan Nadiem Makarim tak Hapus Program Penulisan Skripsi bagi Mahasiswa

Gaya Hidup | serpong.inews.id | Minggu, 30 Juni 2024 - 09:40
share

TANGERANG RAYA, iNewsSerpong.id -- Budaya menulis di kalangan mahasiswa melalui penulisan skripsi pada akhir masa pendidikan akademik penting untuk dipertahankan. Demikian ditegaskan tokoh literasi nasional, Bachtiar Adnan Kusuma.  

Hal itu diungkapkan Bachtiar Adnan Kusuma saat jadi narasumber pada dilaog Ngopi Sewarung, bertema "Mengulas Proses Kreatif Penulis", Sabtu (29/6/2024), di Gedung City Gallery, Tangerang Selatan. Dihadiri budayawan, seniman, pegiat literasi dan Ormas pemuda Tangsel.

Karena itu, Bachtiar Adnan Kusuma, meminta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim,  tidak menghapus program skripsi di kalangan mahasiswa. Selain menulis, membaca dan budaya berhitung adalah amanah UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pilar Dasar Pendidikan

"Pilar dasar pendidikan dimulai dari kekuatan dasar ketiga tersebut, juga menulis bagian dari pembentuksn karakter dan budaya menghargai institusi akademik dengan cirinya membaca dan menulis," ujar pria yang akrab dipanggil Bang BAK.

"Kami meminta Menteri Nadiem Makarim tetap menjadikan budaya menulis skripsi sebagai kewajiban bagi setiap mahasiswa mengakhiri pengembaraan pendidikannya di setiap kampus," pinta Bang BAK.  

Saat ini, menurut penulis nasional itu, dibutuhkan kebijakan dan regulasi yang memiliki keberpihakan pada penguatan budaya menulis dan membaca.

Seandainya para Gubernur, Bupati dan Walikota memiliki keberpihakan pada budaya membaca dan menulis, otomatis daerah yang dipimpinnya akan menunjukkan tumbuhnya budaya membaca dan menulis yang mumpuni.

Karena itu, Bang BAK meminta para seniman, budayawan dan pegiat literasi berkolabirasi bersinergi melahirkan pikiran-pikiran yang kuat, kemudian diberikan pada calon Gubernur, Walikota dan Bupati untuk diterapkan tatkala menjadi pemenang Pilkada Gubernur, Walikota dan Bupati.

Caranya, lanjut pria yang sudah menerbitkan ribuan buku, memberikan ruang terbuka dan dukungan pada siapa saja calon Gubernur, Bupati dan Walikota yang punya komitmen memajukan budaya membaca menulis tatkala menjadi pemenang Pilkada.

 

Bang BAK mencontohkan, pasangan Bupati Maros Chaidir Syam dan Suhartina Bohari, tatkala maju Pilkada 2020 lalu, mereka mengusung keberpihakan terhadap budaya membaca dan menulis. Saat terpilih, keberpihakan itu diwujudkan dalam bentuk program-program realistis.

"Nah, kedua tokoh birokrat dan politisi ini menjadi contoh baik bagaimana pemimpin daerah punya keberpihakan besar untuk kemajuan budaya membaca dan menulis di daerahnya" ujarnya.

Sementara itu, Budayawan dan Penulis dari Tangerang Selatan, Uten Sutendy, mengamini  pernyataan Bang BAK untuk memilih pemimpin daerah yang punya visi, misi pada literasi, budaya menulis dan pendidikan kebudayaan.

Menurut Uten Sutendy, pemimpin daerah tak sekadar hanya pandai membangun fisik daerah, tapi lebih penting membangun sumber daya manusia masyarakat yang dipimpinnya.

Karenanya, Uten Sutendy menegaskan pemimpin yang baik tak sekadar menggagas, mewujudkan tapi lebih penting lagi keberlanjutan. (*)


Bachtiar Adnan Kusuma (kanan) usai jadi narasumber dalam dialog Ngopi Sewarung. (Foto: Ist)

 

 

Topik Menarik