Film Paku Tanah Jawa Angkat Kisah Urban Legend di Gunung Tidar, Ceritanya Bikin Penasaran!

Film Paku Tanah Jawa Angkat Kisah Urban Legend di Gunung Tidar, Ceritanya Bikin Penasaran!

Gaya Hidup | inews | Senin, 3 Juni 2024 - 21:59
share

JAKARTA, iNews.id - Ada banyak kisah urban legend di Indonesia yang memiliki cerita menyeramkan dan membuat penasaran. Salah satu kisah yang terkenal adalah cerita 'Pakunya Tanah Jawa' di Gunung Tidar, Magelang.

Ya, kisah urban legend ini difilmkan dan menjadi kolaborasi aktor dua negara Indonesia dan Malaysia. Film tersebut berjudul Paku Tanah Jawa.

Dua aktor asal Malaysia yakni Mk. K Clique dan Hafis Upin ikut membintangi film tersebut. Keduanya mengalami nasib yang berbeda, jika Mk harus main adegan dengan ular, Hafis merasa selamat karena terhindar dari adegan serupa.

"Saya takut ular juga sebetulnya tapi saya ridho dan pasrah aja. Pengalaman horor di Indonesia akan sangat laku di Malaysia, saya seneng bisa terlibat di film Indonesia," kata Mk K. Clique.

"Aku bangga sama diri aku sendiri, buat saya ini pengalaman yang gak akan terlupakan ketika bisa beradu akting dengan artis Indonesia. Buat saya Masayu dan semuanya hebat banget, ini seperti mimpi di siang bolong, kalau MK ada di ular aku bersyukur gak ada yaa," ujar Hasif Upin.

Masayu Anastasia juga memiliki cerita saat bermain film ini. Ada banyak pengorbanan yang dilakukan untuk film tersebut, tak hanya harus berakting dengan ular, dia harus naik berat badan sekitar 6 kg.

"Aku diminta sama mas Bambang untuk naikin 5-6 kilogram, itu dalam dua minggu yaa," ujar Masayu.

"Terus untuk latihan nari aku cuma dapat waktu sehari, pas sampai Jogja latihan udahannya sini (pundak) aku berat, aku merasa ini ada yang nggak beres karena dipijet gak ilang. Terus kalau kalian liat, mata Handini itu bukan mata aku, itu kan yang aku liat," katanya.

Sementara itu Wanda Hamida senang karena bisa hadir dalam film garapan Bambang Drias, sebab di film tersebut dia mendapat peran sebagai tokoh antagonis. "Seneng dapat peran di sini karena selama ini perannya baik terus yaa, tapi di sini penuh dendam," kata Wanda.

Produser dari Armani Entertainment, Datuk Kk Chua bicara soal kemungkinan adanya kelanjutan alias sequel dari film tersebut. "Kita harapannya ada sequel, yaa jadi semoga di minggu pertama dan kedua bisa dapat sambutan baik," kata Datuk.

Sementara itu Bambang Drias yakin jika film Paku Tanah Jawa diterima oleh penonton Indonesia dan Malaysia. "Saya optimistis yaa ketika produksi, saya merasa film ini dekat dengan masyarakat Indonesia. Terus di Malaysia film Indonesia di sana ramai dan laris yaa, mungkin sampai detik ini yang laris horor, yaa akhirnya sama Datuk kita yakin bikin horor," ujar Bambang.

Film Paku Tanah Jawa berkisah tentang Ningrum yang harus menghadapi pandangan negatif dan selalu mendapat cibiran dari warga sekitar. Hal ini tidak terlepas akibat gosip ibunya, yakni Handini, yang merupakan seorang sinden dan menjadi primadona desa.

Warga menduga Handini terlibat perjanjian ghoib. Dia diisukan memiliki banyak pria untuk syarat pesugihan. Banyak pria yang menjadi korban tumbal pesugihannya. Kematian salah seorang teman dekat Handini membuat keluarganya semakin disudutkan warga.

Pesugihan ini dilakukan oleh Handini demi kelancaran usaha sanggarnya. Dia mengabdi kepada Kanjeng Semanu yang memimpin sekte sesat. Handini bersekutu dengan kekuatan gaib yang mengubah dia menjadi titisan ular. Ketika ada korban, kecantikan Handini semakin memesona dan laki-laki akan tergoda melihatnya.

Hidup Ningrum semakin tidak tenang ketika lelaki yang diam-diam dia cintai, Jalu, justru terjebak menjadi tumbal baru Handini. Ningrum pun harus melawan banyak teror ghaib. Akhirnya, Ningrum mendapatkan petunjuk dan meminta bantuan pada seorang Kyai yang memberinya tombak sakti yang dapat digunakan untuk memusnahkan ilmu hitam di muka bumi.

Film tersebut dibintangi oleh Masayu Anastasia sebagai Handini, Gisellma Firmansyah sebagai Ningrum, Landung Simatupang sebagai Kanjeng Semanu, Wafda Saifan Lubis sebagai Jalu, Pritt Timothy sebagai Kyai, Ismi Melinda sebagai Ajeng, Wanda Hamidah sebagai Dayu, Badriyah Afiff sebagai Santi, Beddu Tohar sebagai Bowo, Rendra Bagus Pamungkas sebagai Jarwo, Mk K. Clique sebagai Dato Riza, Hasif Upin sebagai Mr. Fandi. Film garapan Armani Entertainment ini akan tayang di bioskop Indonesia mulai 6 Juni 2024.

Topik Menarik