Villa Pinus Berduka, Satu Keluarga Korban Kecelakaan Bus Umrah Dimakamkan di Arab Saudi
SEMARANG, iNEWSDEMAK.ID – Suasana duka masih menyelimuti rumah keluarga korban kecelakaan bus umrah di Arab Saudi yang berada di Perumahan Villa Pinus, Banyumanik, Kota Semarang. Sejak memasuki gerbang perumahan, bendera kuning sudah terpasang, memberi tanda duka yang mendalam.
Karangan bunga berjejer rapi di sepanjang jalan menuju rumah duka, berisi ucapan belasungkawa dari kerabat, tetangga, hingga sekolah korban. Di perempatan jalan, menuju Blok D lokasi rumah duka, bendera kuning juga masih terpasang. Sesekali berkibar tertiup angin.
Rumah yang menjadi tempat tinggal pasangan M. Dawam Mahmud (49) dan Sumarsih (45) beserta kedua putrinya, Areline Nawallya Adam (22) dan Audrya Malika Adam (16) kini terasa sunyi. Mereka menjadi bagian dari enam korban meninggal dalam kecelakaan tragis bus rombongan umrah di Wadi Qudeid, Arab Saudi, pada Kamis (20/3/2025) pukul 13.30 waktu setempat.
Di rumah duka berada di paling ujung tepat di tepi sungai. Tenda besar dengan atap putih masih berdiri. Lokasinya yang asri dengan pohon-pohon pinus di sekelilingnya menambah kesan hening di tengah suasana kehilangan yang mendalam. Para pelayat masih berdatangan, sebagian besar mengenakan pakaian hitam.
Seorang perempuan berkerudung dalam rumah terlihat matanya sembab, masih tak kuasa menahan kesedihan. Sejumlah petakziyah perempuan duduk berkeliling sambil menghibur dan menguatkan keluarga atas duka tersebut.
Sementara itu, para pelayat laki-laki lebih banyak duduk di bawah tenda, terdiam dalam keheningan. Tak jauh dari mereka, seorang pemuda terlihat sibuk menggulir foto-foto para korban di ponselnya. Ia tak mampu membendung air mata yang terus mengalir, sesekali mengusap wajahnya, berusaha menenangkan diri.
Lebaran di Tanah Suci
Di tengah suasana duka, Erma Rudita (58), ipar dari Dawam Mahmud, berusaha menguatkan diri. Ia menceritakan bahwa keinginan keluarga korban untuk berlebaran di Tanah Suci bukan keputusan yang mendadak.
"Mereka sudah sering umrah sebelumnya. Memang sudah lama merencanakan untuk berlebaran di sana. Sudah dicocokkan waktunya, jadi ini perjalanan umrah yang cukup panjang, mereka ingin sekalian lebaran," ujar Erma, Sabtu (22/3/2025).
Penyebab Wasit Ahmed Al Kaf Tak Datang ke Indonesia Pimpin Laga Timnas Indonesia vs Bahrain di SUGBK
Erma mengungkapkan bahwa dirinya terakhir bertemu keluarga Dawam di Jakarta, sebelum mereka berangkat ke Tanah Suci. Saat itu, tak ada firasat buruk yang dirasakannya.
"Terakhir ketemu di rumah saya di Jakarta, nggak ada firasat sama sekali. Mereka pamit dengan wajah gembira, bercerita ingin lebaran di sana. Saya hanya bilang, ‘Semoga ibadahnya lancar’," kenangnya dengan mata berkaca-kaca.
Jenazah Dimakamkan di Tanah Suci
Erma juga mengungkapkan bahwa pihak keluarga telah memutuskan untuk memakamkan seluruh anggota keluarga di Arab Saudi.
"Kami sekeluarga sudah membuat pernyataan itu. Karena banyak yang berharap dan berdoa bisa wafat serta dimakamkan di sana, jadi kami pikir itu mungkin yang terbaik," katanya.
Keputusan ini diambil setelah melalui berbagai pertimbangan dan komunikasi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi.
"Kami ikhlas, karena di sana banyak orang yang ingin meninggal dan dimakamkan di Tanah Suci. Mungkin ini takdir terbaik untuk mereka," lanjutnya.
Sementara itu, pihak keluarga masih terus berkoordinasi dengan pemerintah dan KBRI untuk mengurus administrasi yang diperlukan.
Kecelakaan Tragis di Wadi Qudeid
Kecelakaan bus umrah yang terjadi di Wadi Qudeid, jalur Madinah-Mekkah, pada Kamis (20/3) sekitar pukul 13.30 waktu setempat menelan enam korban jiwa dari Indonesia, termasuk keluarga asal Semarang ini.
Menurut Direktur PWNI Kemlu, Judha Nugraha, bus yang mengangkut 20 jemaah umrah asal Indonesia mengalami kecelakaan, terbalik, dan terbakar.
"Total WNI jemaah umrah yang menjadi korban dalam kecelakaan ini adalah 20 orang. Enam di antaranya meninggal dunia dan sisanya luka-luka. Korban luka telah mendapatkan perawatan di RS Arab Saudi," jelas Judha.
Selain keluarga Dawam Mahmud, dua korban lainnya berasal dari daerah berbeda. Namun, identitas mereka belum sepenuhnya dirilis oleh pihak berwenang.
Di rumah duka, doa terus dipanjatkan. Tangisan dan duka menyatu dalam suasana yang sunyi. Meski berat, keluarga berusaha menerima kenyataan bahwa mereka kini telah pergi dengan tenang, menjalani takdir yang sudah digariskan.