Iran Masih Bahas Opsi Serang Israel, Operasi Militer atau Misi Intelijen Rahasia

Iran Masih Bahas Opsi Serang Israel, Operasi Militer atau Misi Intelijen Rahasia

Berita Utama | inews | Sabtu, 17 Agustus 2024 - 04:05
share

WASHINGTON, iNews.id - Para pejabat Iran dilaporkan masih membahas cara untuk menyerang Israel. Ada dua opsi serangan untuk membalas atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh itu yang masih dipertimbangkan, demikian laporan media Amerika Serikat, CBS News, Jumat (16/8/2014), mengutip sumber pejabat di Iran.

Dua opsi yang dibahas, kata sumber yang mengetahui perkembangan pembahasan itu, meliputi operasi militer atau operasi intelijen rahasia.

Laporan lain juga mengungkap, Iran fokus untuk menargetkan pejabat-pejabat Israel selevel menteri untuk dibunuh, ketimbang melancarkan serangan militer sporadis.

Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Lebanon, sekutu dekat Iran, juga berhati-hati dalam bertindak. Hizbullah saat ini juga terlibat saling serang dengan Israel. Sehari sebelum membunuh Haniyeh, pasukan Zionis juga membunuh komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr.

Nasrallah, kata laporan itu, tak akan menyerang Israel secara besar-besaran tanpa persetujuan Iran.

Israel belum secara terbuka mengakui telah membunuh Haniyeh. Namun seorang pejabat AS mengatakan Israel berada di balik kematian kepala biro politik Hamas tersebut, namun belum mau mengakuinya.

Sementara itu pejabat Inggris dan Prancis menyoroti perlunya upaya diplomatik untuk menurunkan eskalasi di kawasan. Namun mereka menegaskan siap membantu Israel jika diserang Iran.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Jumat juga berbicara dengan mitranya dari Israel, Yoav Gallant, membahas potensi serangan Iran.

Juru Bicara Pentagon Pat Ryder mengatakan risiko meningkatnya eskalasi menjadi pembahasan utama kedua pejabat.

"Menteri Austin dan Gallant membahas ketidakstabilan kawasan dan meningkatnya risiko eskalasi dari Iran, Hizbullah Lebanon," ujarnya.

Austin menegaskan kepada Gallant bahwa AS terus memantau perkembangan dan dalam kondisi siap untuk membela Israel serta melindungi personel dan fasilitas AS di Timur Tengah.

Topik Menarik