Ternyata Pelaut dan Awak Kapal Punya Kecenderungan Alami Gangguan Kesehatan Mental, Ini Solusinya
JAKARTA - PT Pertamina International Shipping (PIS) menjalin kerjasama dengan International Transport Workers’ Federation (ITF) Seafarers’ Trust untuk mengatasi tekanan pada pelaut dan awak kapal. Pasalnya, pelaut dan awak kapal memiliki kecenderungan lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan mental.
1. Kesehatan Mental Pelaut
Universitas Yale bekerja sama dengan International Transport Workers’ Federation (ITF) Seafarers’ Trust mengeluarkan hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa pelaut dan awak kapal memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan mental dibandingkan dengan pekerja di sektor lainnya. Kecenderungan ini dipengaruhi berbagai faktor, termasuk tuntutan pekerjaan yang intens serta isolasi berkepanjangan dari keluarga dan orang terdekat.
Studi tersebut juga merinci jenis gangguan kesehatan mental yang kerap dialami oleh para pelaut. Berdasarkan survei yang dilakukan, kecemasan akut menjadi gangguan yang paling sering dialami oleh awak kapal, dengan 55 dari total responden melaporkan mengalami kondisi tersebut, diikuti oleh depresi yang dialami oleh 50 responden. Temuan ini menggarisbawahi urgensi penyediaan dukungan kesehatan mental yang lebih komprehensif bagi para pelaut.
Menyikapi hasil penelitian tersebut, PT Pertamina International Shipping (PIS) memperkuat komitmennya dalam menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman bagi seluruh pekerjanya. Salah satunya melalui peningkatan kesehatan mental para awak kapal yang bertugas di ratusan armada yang dioperasikan PIS.
2. Sikap Pertamina International Shipping
Direktur Armada PIS M Irfan Zainul Fikri menyoroti korelasi antara gangguan kesehatan mental terhadap kinerja awak kapal di lapangan.
“Gangguan kesehatan mental bukan hanya berdampak pada diri sendiri. Dalam industri perkapalan yang membutuhkan kerjasama yang tinggi, gangguan kesehatan mental dapat berakibat negatif pada pengambilan keputusan seorang awak kapal. Hal ini dapat berakibat fatal terutama dalam kondisi darurat di laut,” ujarnya.
Menyadari tantangan khusus yang dihadapi oleh para awak kapal dalam menghadapi ancaman gangguan kesehatan mental, PIS turut berkolaborasi dengan ITF, organisasi internasional yang menaungi pekerja di sektor transportasi dan logistik di lebih dari 150 negara, serta Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI), serikat pelaut nasional yang mewakili pekerja maritim di Indonesia.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) ini dilakukan oleh Direktur Armada PIS M. Irfan Zainul Fikri dan Head of Inspector ITF Steve Trowsdale. Kesepakatan ini akan berfokus pada program komprehensif untuk meningkatkan kesehatan mental awak kapal di lapangan, termasuk pelatihan dan dukungan psikososial.
Bersama dengan Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI), ITF juga telah meneken komitmen strategis dengan pemerintah Indonesia yang berfokus pada peningkatan taraf kesejahteraan pelaut di Indonesia. Langkah ini menjadi bagian dari upaya global ITF dalam memastikan hak-hak pekerja maritim terlindungi dan kesejahteraan mereka terus meningkat.
3. Lingkungan Kerja Awak Kapal
Kolaborasi antara PIS dan ITF merupakan kerja sama strategis pertama yang dilakukan secara langsung antara perusahaan pelayaran dan ITF, sekaligus menandai langkah progresif PIS dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi awak kapal. Melalui kemitraan ini, diharapkan awak kapal dapat memperoleh akses yang lebih luas terhadap program kesehatan mental serta dukungan berkelanjutan yang akan membantu meningkatkan kualitas kerja dan keselamatan di industri pelayaran.
"Kesehatan mental memiliki pengaruh besar terhadap performa serta kesiapsiagaan awak kapal. Jika terjadi gangguan psikologis yang tidak tertangani dengan baik, hal ini dapat berdampak pada keselamatan kerja dan operasional kapal secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelatihan first responder menjadi krusial agar awak kapal dapat mengenali tanda-tanda awal gangguan mental, memberikan pertolongan pertama, serta mengetahui langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah dampak yang lebih serius," tambah Head of Inspector ITF Steve Trowsdale.