Tahun Baru 2025, Negara Kandidat UE Ini Akan Ucapkan Selamat Tinggal ke Gas Rusia

Tahun Baru 2025, Negara Kandidat UE Ini Akan Ucapkan Selamat Tinggal ke Gas Rusia

Terkini | sindonews | Senin, 30 Desember 2024 - 22:48
share

Perusahaan raksasa energi asal Rusia, Gazprom mengatakan, pihaknya akan menghentikan pasokan gas ke Moldova mulai 1 Januari 2025. Keputusan ini terkait utang yang belum dibayar oleh negara kandidat Uni Eropa itu hingga bisa menghadirkan krisis energi.

Tanpa pasokan gas Rusia bakal memaksa Moldova menerapkan langkah-langkah darurat karena bersiap menghadapi pemadaman listrik. Gazprom mengaku berhak untuk mengambil tindakan lebih lanjut, termasuk mengakhiri kontraknya dengan Moldovagaz, operator gas utama Moldova, di mana perusahaan Rusia memiliki saham mayoritas.

Penghentian gas Rusia akan menghentikan pasokan ke pembangkit listrik Kuciurgan, yang merupakan terbesar di negara itu dan terletak di wilayah Transnistria separatis pro-Rusia. Terkait sikap Gazprom, pihak Moldova merespons dengan menuding Moskow menggunakan pasokan energi sebagai senjata.

Seperti dilansir AP, Gazprom selama ini memasok pabrik Kuciurgan yang dioperasikan dengan gas, yang menghasilkan listrik untuk menggerakkan sebagian besar Moldova. Pabrik itu diprivatisasi pada tahun 2004 oleh pejabat Transnistria dan kemudian dijual ke perusahaan milik negara Rusia.

Moldova, yang memiliki pemerintah pusat yang condong ke Barat, sempat berulang kali mengeluhkan campur tangan Rusia, dan tidak mengakui privatisasi tersebut.

Awal bulan ini, parlemen Moldova memilih memberlakukan keadaan darurat di sektor energi karena kekhawatiran bahwa Rusia dapat meninggalkan Moldova tanpa energi yang cukup pada musim dingin kali ini.

Sebuah komisi khusus juga dibentuk untuk mengelola "risiko yang akan segera terjadi" jika Moskow gagal memasok gas ke pabrik Kuciurgan. Pada akhir pekan kemarin, disebut telah menyetujui serangkaian tindakan yang bertujuan untuk penghematan energi.

Pihak Gazprom mengatakan, Moldova berutang hampir USD709 juta untuk pasokan gas di masa lalu, angka yang diperdebatkan oleh pemerintah di ibu kota Chisinau.

Perdana Menteri Moldova, Dorin Recean mengutuk langkah itu, dengan mengatakan bahwa pemerintahnya tidak mengakui utang yang dikutip oleh Gazprom, karena sudah "dibatalkan oleh audit internasional."

Moldova mengklaim, mengutip temuan oleh firma audit Inggris dan Norwegia, bahwa utangnya mendekati USD8,6 juta, jauh lebih kecil dari yang diklaim oleh Gazprom.

Recean menambahkan, bahwa Chisinau telah mendorong untuk mendiversifikasi pasokan gas alamnya untuk mengurangi ketergantungan pada pabrik Kuciurgan, dan mengatakan pemerintah akan "dengan hati-hati menganalisis opsi hukum, termasuk menggunakan arbitrase internasional" untuk melindungi kepentingan nasional Moldova.

"Negara kami siap untuk menangani situasi apa pun yang muncul setelah keputusan Kremlin," katanya.

Topik Menarik