10 Contoh Naskah Drama Pendek Berbagai Tema

10 Contoh Naskah Drama Pendek Berbagai Tema

Seleb | BuddyKu | Selasa, 30 Mei 2023 - 13:51
share

JAKARTA, celebrities.id - Contoh naskah drama pendek dapat dipelajari sebelum pementasan. Naskah drama menjadi salah satu komponen penting yang harus dipersiapkan sebelum pentas di atas panggung.

Naskah drama merupakan visualisasi dari sebuah cerita drama yang akan dilakukan. Menulis naskah drama sama seperti menuangkan gambaran sisi kehidupan nyata, bahkan lebih kompleks karena harus memenuhi aturan penulisan yang diberlakukan.

Seorang penulis naskah bebas menuangkan ide cerita, namun tetap harus terikat struktur naskah drama. Dalam sebuah naskah drama harus mempunyai struktur di antaranya prolog (pengantar cerita), dialog (percakapan antar tokoh cerita) dan epilog (penutup cerita).

Dilansir dari berbagai sumber pada Selasa (30/5/2023), celebrities.id telah merangkum contoh naskah drama pendek, sebagai berikut.

Contoh Naskah Drama Pendek

1. Contoh Pertama

Judul : Pentingnya Jujur
Pemeran : Guru, Raya, Rendi, Rinda

Dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas dan sedang dilakukan ulangan mendadak serta mengumpulkan tugas.

Guru : Anak-anak, silakan dikumpulkan tugas karya tulis minggu kemarin. (kemudian satu persatu siswa naik mengumpulkan tugas karya tulis masing-masing)
Guru : Karena ini merupakan tugas perorangan, maka penilaian akan dilakukan berdasarkan isi dari karya tulis kalian. Oke, masukkan buku kalian semua. Bapak akan mengadakan ulangan.
Rendi : Hah, ulangan apa lagi pak? baru saja dua hari yang lalu diadakan ulangan
Guru : Raya, tolong dibagikan kertas folio ini ke semua siswa.
Raya : Baik pak (sambil berjalan membagikan kertas folio. Suasana ruang kelas berubah menjadi gaduh karena setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak ini)
Guru : Pada ulangan kali ini, bapak ingin kalian menulis ulang pokok-pokok dan kesimpulan dari karya tulis yang kalian buat. (kemudian siswa hening dan sibuk mengerjakan ulangan. Sedangkan pak guru sibuk memeriksa tugas karya tulis yang tadi dikumpulkan. pak guru menemukan keanehan pada tugas karya tulis milik Raya dimana isinya sama persis dengan karya tulis milik Rinda. Setelah 20 menit berlalu, kemudian kertas ulangan dikumpulkan.
Guru : Baiklah yang lain bisa istirahat. Tolong Raya dan Rinda tetap disini, bapak mau bicara. (semua siswa keluar ruang kelas kecuali Raya dan Rinda)
Guru : Bapak minta kalian berdua jujur kepada bapak. Kenapa tugas kalian bisa sama persis, bahkan titik dan komanya juga.
Raya : Saya mengerjakan karya tulis itu sendiri pak
Rinda : Saya juga mengerjakan karya tulis saya sendiri
Guru : Lalu, mengapa isi dari jawaban ulangan kalian tadi tidak sama dengan isi karya tulis kalian? (lama Raya dan Rinda terdiam, takut-takut untuk memulai berbicara)
Guru : Kalau begitu, bapak anggap kalian tidak mengerjakan tugas karya tulis dan tidak mengikuti ulangan tadi.
Rinda : Maaf pak. Kalau saya jujur, apakah kalau saya berkata jujur maka bapak akan memaafkan saya?
Guru : Tentu.
Rinda : Saya mendapatkan materi untuk tugas karya tulis dari internet pak. Saya langsung copy paste dan tidak saya baca lagi. Itulah mengapa ulangan tadi tidak sama dengan isi karya tulis saya.
Guru : Baiklah, alasan bisa bapak terima. Trus kamu Raya?
Raya : Saya minta tolong Rendi mengerjakan tugas karya tulis itu pak. Dan kelihatannya dia mencari sumber dari internet.
Guru : Kalau begitu tolong panggilkan Rendi
Raya : Baik pak.

(Raya pun keluar memanggil Rendi)

Rendi : Bapak memanggil saya ?
Guru : Iya, bapak ingin bertanya, apa benar Raya minta tolong pada kamu untuk mengerjakan tugasnya ?
Rendi : Iya pak, maafkan saya pak. Raya bilang dia tidak mengerti tugas dari bapak terlebih dia bilang dia tidak bisa mencari tugas tersebut dari internet karena dia tidak punya uang untuk ke warnet
Guru : Baiklah kalau begitu. Tugas karya tulis dan ulangan kalian bapak kembalikan. kalian harus membuat karya tulis lagi dan dikumpulkan dalam 3 hari.
Raya dan Rinda: Baik pak.

2. Contoh Kedua

Judul : Sebuah Nasehat Sahabat
Jumlah pemeran : 4 orang
Karakter : Vinda: Baik (suka menasehati), Nana: Baik (suka dengan kebaikan), Bren: Jahat (suka menjahili orang), Revi: Baik (suka menegur temannya ketika salah)

Pada pagi hari itu tepatnya di depan rumah Vinda, Nana, Bren dan Revi sedang berkumpul. Tidak lama kemudian si Vinda keluar dari rumahnya mendengar ketiga temannya itu sedang ngobrol di depan halaman rumahnya.

Vinda : Hai, ada apa ini? Kok tumben kalian pada ngerumpi didepan rumah kau.. Nggak manggil aku lagi?
Nana : Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol. Nggak ada acara kamu hari ini, Vin?
Vinda : Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku jalan gitu?
Nana : Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, siapa tahu aja kamu mau kemana gitu, kan biasanya kamu padat acara.
Vinda : Nggak ada kok, hari ini aku stay dirumah aja.

Tiba-tiba Bren menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk ngejahilin Tino yang biasanya lewat didepan rumah Vinda.

Brian : Eh teman-teman, aku ada ide nih!
Revi : Ide apaan tu?
Bren : Biasanya jam segini kan Tino pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju nggak kalian?
Revi : Ngerjain Tino? Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang!
Vinda : Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari dulu kerjaannya pengen ngerjain orang terus!
Bren : Biarin.. kan itu emang hobiku.
Nana berusaha untuk menyadarkan Bren yang di usianya sudah menginjak 18 tahun, tapi sikapnya masih saja seperti anak-anak.

Nana : Bren, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat pada diri kamu itu sudah beransur menghilang, ini nggak malah sepertinya makin menjadi.
Vinda : Tuh.. dengerin kata si Nana, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan kebiasaan kamu yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikit harus kamu hilangkan.
Karena Bren anaknya memang keras kepala dan suka mengganggu orang lain, maka dia tidak mengindahkan nasehat teman-temannya.
Bren : Ah. masa bodoh kalian!

Melihat sikap si Bren yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Revi pun berusaha menyadarkannya.

Revi : Iseng itu emang boleh aja sih, Bren. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik juga. Tino tu anaknya baik dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia. Emang salah dia apa?
Vinda : Bener banget apa yang Revi bilang. Justru kalau aku pas ngeliat Tino itu yang ada dihati ini malah rasa hiba.
Bren : Iba? Emang kenapa kok harus ngerasa iba?
Vinda : Tino itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehari-hari menghabiskan waktunya untuk membantu ayahnya dagangan di pasar.

Bren baru tahu kalau ternyata Tino sudah tidak memiliki ibu. Mendengar kabar tersebut, keinginan Bren untuk menjahili Tino pun pupus.
Bren : Oh.. begitu ya.. kasihan ya si Tino! Yaudah deh, aku janji nggak bakalan ngejahilin atau ngerjain lagi.
Nana : Bagus itu, tapi jangan hanya sama Tino dong! Sama siapapun kamu nggak boleh bersikap jahil. Itu kan perbuatan dosa.
Vinda : Bener itu!
Bren : Ah.. kalian dikit-dikit dosa!

Semenjak itu, Bren sudah tidak pernah mengganggu Tino lagi, namun perangai buruknya masih saja tidak berubah. Bren sering membuat onar dikampungnya dan juga disekolahan.

3. Contoh Ketiga

Judul : Tugas Sekolah
Jumlah pemeran : 5 orang

Di sebuah sekolah terdapat beberapa sahabat Joni bernama Toni, Tina, Soni, dan Jono. Pada suatu siang, mereka berlima bersepakat untuk mengerjakan tugas kelompok sepulang sekolah.

Tina :Teman-teman, nanti kita kerjakan tugas di tempat biasa ya!
Soni : Di balai desa atau di rumah Joni?
Tina : Di balai desa aja.
Toni : Ok guys, kalau gitu saya pulang ganti baju dan makan dulu baru ke balai desa nanti.

Setelah semua pulang ke rumah mereka masing-masing dan jam menunjukkan pukul 4 sore, Toni, Tina, dan Soni segera berangkat menuju balai desa. Hanya Joni yang tidak berangkat karena sepulang sekolah dia tertidur pulas dan lupa jika sudah janji mau mengerjakan tugas kelompok.

Di Balai Desa

Soni : Joni mana ya? Sudah hampir jam lima dia tak kunjung datang.
Toni : Jangan-jangan dia lupa jika sekarang kita akan mengerjakan tugas?
Tina : Atau mungkin dia mengira kalau kita akan mengerjakan tugas di rumahnya. Sebaiknya kita ke rumahnya mungkin dia sudah menunggu kita.
Jono : Mungkin dia ada urusan tetapi lupa memberitahu kita. Kita tunggu saja disini sembari menyelesaikan separuh tugas.

Mereka berempat mengerjakan tugas bersama terlebih dahulu sembari menunggu kedatangan Joni. Setelah jam tangan Jono menunjukkan angka pukul 17.30 sore, terlihat dari jauh anak laki-laki terengah-engah berlari membawa tas.

Soni : Tuh kan, Joni baru kemari.
Toni : Eh.. iya. Tetapi kenapa dia berlari seperti dikejar hantu dan memakai seragam sekolah?
Joni : Teman-teman? Sedang apa kalian sepagi ini di balai desa? Apa kalian tidak takut terlambat ke sekolah?

Seketika Tina, Toni, Soni dan Jono tertawa terbahak-bahak.

Tina : Ini masih sore, Jon. Pasti kamu baru bangun tidur kan?
Toni : Makanya Jon, kita dilarang tidur sampai hampir petang.

Wajah Jono memerah disertai rasa malu dan menyesal.

4. Contoh Keempat

Judul : Cita-citaku
Jumlah Pemeran : 6 orang
Bel masuk telah berbunyi. Para siswa SD Harapan 345 saatnya untuk masuk kelas dan menerima pelajaran dari wali kelasnya masing-masing. Pemandangan di kelas 4 masih gaduh. Ada yang berkelahi.

Joni: Kamu mau jadi pahlawan di kelas ini?
Pras: Bel masuk telah berbunyi.
Joni: Semuanya masuk!
Nita: Iya Pak ketua kelas (cetus Nita).
Joni: Berkelahi gara-gara merobekkan buku seperti tidak ada pekerjaan lain saja!

Ibu Feni: Selamat pagi anak-anak. Sebelum memulai pelajaran kita berdoa dahulu. Berdoa dimulai.
Ibu Feni: Selesai. Saya tadi mengetahui kalau ada keributan di luar kelas padahal sudah ada bel masuk.
Joni: Iya kan Ibu Feni marah (bisik Joni kepada Pras).
Pras: Kayaknya hanya mengingatkan saja deh Jon.
Joni: Tadi ada yang berkelahi Bu. Tapi sudah dilerai.
Bu Feni: Ya sudah besok-besok jangan diulangin ya.
Serempak siswa kelas 4 mengiyakan ucapan Ibu Feni.
Ibu Feni: Buka buku paket bahasa Indonesia kalian mengenai impian dan cita-cita. Siapa yang tahu definisi impian dan cita-cita?
Tina: Impian adalah harapan dari seseorang yang perlu dibuktikan. Kalau cita-cita adalah harapan dan perjuangan yang disertai dengan kemampuan untuk meraihnya.
Ibu Feni: Bagus jawabanmu Tina. Terus perbedaan antara keduanya apa Tina?
Tina: Ehmm (Pikir Tina dalam-dalam).
Nita: Tidak ada bedanya Bu!
Ibu Feni: Ya pasti ada. Bagaimana menurutmu Lia?
Lia: Perbedaannya tipis Bu. Kalau impian sudah dirancang sejak lahir. Kalau cita-cita harapan dari banyak orang bukan diri kita sendiri.
Ibu Feni: Betul. Jika kita membicarakan tentang impian dari sekian banyak siswa di sini bisa dijelaskan mengenai impian kalian? Bisa dimulai dari kamu Pras.
Pras: Aku Bu? Impianku ingin menjadi reporter yang bisa meliput berita sekaligus jalan-jalan di mana-mana.

Joni: Sukanya jalan-jalan saja.
Ibu Feni: Waduh, Pras impiannya hebat. Kamu Joni? Bantah saja!.
Joni: Impian saya ingin pergi ke bulan seperti minnion Bu?
Ibu Feni: Minnion?
Tegar: Itu film kartun Bu. Joni suka menonton film kartun jadinya suka berkhayal.
Serempak siswa kelas 4 tertawa.
Ibu Feni: Sudah! Sudah! Kamu ini bisa saja Joni. Bagus juga itu. Kamu Wina?
Wina: Saya bermimpi untuk menjadi polisi wanita Bu.
Joni: Kamu saja takut dengan cecak mau jadi polisi. Tidak salah? Hahaha
Lagi-lagi seluruh siswa tertawa atas lakon Joni.
Ibu Feni: Impian yang mulai Wina. Kalau kamu Tegar?
Tegar: Impian saya sama seperti Ibu jadi guru di sekolah dasar.
Joni: Tampang belagak tidak pantes jadi guru.
Berkali-kali seluruh siswa tertawa.
Ibu Feni: Joni, sekali lagi kamu ngeledek temanmu. Ibu jewer!
Tiba-tiba suasana kelas menjadi hening atas bentakan Bu Feni kepada Joni.
Ibu Feni: Kalau kamu Tina dan Nita.
Nita dan Tina: Kita mempunyai jadi penulis Bu (kompak menjawab).
Ibu Feni: Dari sekian banyak jawaban kalian mengenai tentang impian bagus-bagus. Namun dalam meraih impian harus disertai dengan perjuangan, pengorbanan, kerja keras.
Joni: Doa Bu?
Ibu Feni: Jangan lupa untuk selalu berdoa tapi harus disertai perjuangan.
Nita: Tapi kalau seperti Joni apa itu impian Bu?
Joni: Kamu usil saja!
Ibu Feni: Kalau impian Joni terlalu berkhayal tapi impian itu harus setinggi langit. Kalau Joni memang mempunyai impian itu maka mulai saat ini harus diperjuangkan. Belajar yang tekun biar menjadi astronot.
Pras: Belajar? Joni suakanya main PS Bu.
Tegar: Iya Bu, gangguin aku belajar.
Ibu Feni: Betul kata Pras dan Tegar?
Joni hanya diam dan melirik dengan mata melotot pada Pras dan Tegar.
Ibu Feni: Sebaiknya bermain itu boleh tapi jangan berlebihan.
Joni: Saya main PS ketika libur dan ada waktu kosong kok Bu. Mereka saja yang iri.
Ibu Feni: Iya Ibu tahu. Kamu anak pinter.Tepuk tangan buat Joni
Serempak seluruh siswa memberi oplos kepada Joni.
Ibu Feni: Tapi nakal.

Serempak disusul tawa yang membahana. Bel istirahat telah datang.

5. Contoh Kelima

Judul : Jurusan Kuliah
Jumlah Pemeran : 3 orang

Deni, Anis, dan Linda adalah sahabat dekat ketika SMA. Namun mereka memilih universitas dan jurusan kuliah yang berbeda. Deni memilih kuliah kedokteran di Jakarta. Anis memilih kuliah jurusan psikologi di Bandung. Sedangkan Linda memilih kuliah jurusan teknik di Yogyakarta. Karena sibuknya kehidupan perkuliahan yang harus mereka jalani, akhirnya mereka tak lagi menjalin komunikasi.

Bertahun-tahun mereka tak berkomunikasi. Hingga suatu saat, Anis memutuskan untuk berlibur ke Yogyakarta dan sekaligus menemui temannya Linda yang bertahun-tahun tak ada kabarnya. Mereka menghabiskan waktu bercengkrama di sebuah cafe dan tanpa sengaja bertemu dengan Deni.

Linda : Kita pesan makanan dulu ya di cafe ini. Tenang saja, makanan disini dijamin enak banget kok.
Anis : Iya, sekalian kita numpang istirahat sebentar. Kakiku udah pegal-pegal nih keliling Malioboro seharian (sambil duduk dan memijat-mijat kakinya di kursi cafe).

Linda : (melambaikan tangan untuk memanggil pelayan cafe) Mas, tolong menunya ya!
Anis : Eh ngomong-ngomong gimana kuliah kamu? Gimana skripsi lancar kan?
Linda : Alhamdulillah lancar, kemarin sudah ujian proposal. Kalau kamu sendiri?
Anis : Aku masih sampai bab 3, habis ini mau ujian proposal kalau dosen sudah setuju.
(pelayan datang membawakan buku menu ke meja Anis dan Linda)
Deni : Silahkan kak, ini menunya.
Linda : (mengambil buku menu sambil menoleh ke arah pelayan) Ya Alloh! Deni? Kamu kerja disini? (matanya terbelalak tak percaya).
Anis : (ikut menatap Deni dengan mata terbelalak) Ini benar Deni teman kita waktu SMA kan?
Deni : Linda? Anis? Ya Alloh akhirnya aku bisa bertemu lagi dengan kalian (mengulurkan tangan untuk bersalaman).
Anis : Kamu kok bisa kerja disini? Bagaimana kuliah kedokterannya?
Deni : Ceritanya panjang Nis, awalnya sih aku percaya diri udah diterima kuliah kedokteran. Tapi pas ditengah jalan, aku malah gak serius belajar dan takut sama darah. Akhirnya ya aku keluar aja dari kampus.
Linda : Oh begitu, sabar ya Den. Siapa tahu nanti kamu justru jadi pengusaha.

Epilog

Akhirnya mereka pun kembali akrab dan saling berbagai nomor kontak terbaru. Deni menyadari bahwa selama ini ia kurang sungguh-sungguh dalam berjuang mengejar mimpinya menjadi dokter. Tapi, Anis dan Linda sebagai sahabatnya tetap mendukung dan menyemangati apapun keputusan Deni. Masih banyak jalan lain menuju kesuksesan di masa depan, asalkan kita mau bersungguh-sungguh.

6. Contoh Keenam

Judul : Kerajaan Kahuripan
Jumlah Pemeran : 3 orang

Di Istana Kerajaan Daha , hiduplah seorang Raja bernama Raja Daha bersama dua putrinya yang cantik jelita. Putrinya yang bernama Dewi Galuh Candra Kirana adalah seorang perempuan yang ramah dan cantik. Dia akan dinikahkan dengan pangeran dari kerajaan kahuripan, Raden Inu kertapati.

Raja Daha : Putriku, kemarilah! ( Memanggil kedua putrinya)
Kirana : ( Menghampiri) Ada apa, pa?
Ajeng : ( Datang menyusul di belakang Kirana) Apakah Papa juga memanggilku?
Raja Daha : Iya, putriku. Ada yang ingin Papa sampaikan pada kalian berdua. Besok, Raden Inu Kertapati dari kerajaan Kahuripan akan datang kemari.
Ajeng : Lalu kenapa? Apa hubungannya sama kami, pa?
Raja Daha : Papa sudah membuat perjanjian dengan Ayahnya, bahwa Papa akan menikahkan salah satu putri Papa dengan Raden Inu.
Ajeng : ( Berbinar senang) Siapa diantara kami yang akan dinikahkan dengan Raden Inu, Pa?
Raja Daha : Kami sudah sepakat untuk menikahkan Candra Kirana dengan Raden Inu.
Kirana : ( Tersenyum gembira dan memeluk Raja Daha) Thank you so much, PapaAku sangat bahagia sekali. Pernikahan ini adalah impianku sejak kecil.
Raja Daha : Benarkah putriku? Kalau begitu memang tidak salah, Papa memilihmu sebagai calon isteri Raden Inu. Ayo, kita persiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan Raden Inu besok.

Raja Daha dan Candra Kirana meninggalkan ruangan yang kini hanya dihuni oleh Galuh Ajeng . Meskipun Candra Kirana dan Ayahnya bahagia dengan pernikahan ini, ternyata Galuh Ajeng mempunya pendapat yang berbeda. Dia merasa marah dan kecewa.

Ajeng : Aku tidak setuju mengenai pernikahan ini! Kenapa harus Kirana yang dipilih dan bukan aku!? Padahal secara nyata jelas aku yang lebih cantik dari dia!! Huh, ini tidak adil! Hanya aku satu-satunya yang menjadi isteri Raden Inu!! Hanya aku, bukan Kirana! Sekarang apa yang harus kulakukan?
( Berpikir keras sembari mondar-mandir)

7. Contoh Ketujuh

Judul : Harapan
Pemain : Tono dan Lulu

Seperti biasa, di jam istirahat sekolah, Tono dan Lulu menghabiskan waktu dengan memesan makanan ringan di kantin dan berbincang-bincang. Tapi siang ini ada yang berbeda dengan sikap Lulu. Dia datang ke sekolah dengan wajah sembab seperti habis menangis. Tono pun mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada sahabatnya itu.

Dialog

Tono : Lu, kamu tahu gak kenapa ikan hidup di air?
Lulu : Tak tahu (menunjukkan wajah cemberut).
Tono : Lho kok gitu sih? Kamu kenapa wajahnya cemberut terus gitu?
Lulu : Aku ada masalah Ton (sambil memutar-mutar sedotan plastik di gelas minumnya).
Tono : Masalah apa? Cerita dong sama aku, kan kita udah lama jadi teman baik.
Lulu : Sudahlah, ini rumit Ton. Kamu jangan ganggu aku.
Tono : Semua masalah itu rumit Lu. Sudah deh jangan suka menyimpan masalah sendirian. Nantinya kamu malah stres. Apa gunanya ada aku sebagai sahabat kamu kalau kamu mau berbagi cerita aja susah?
Lulu : Sudah seminggu ini orang tuaku tak akur. Mereka sering sekali ribut masalah sepele (tertunduk lesu).
Tono : Memangnya ada masalah apa sampai mereka bertengkar terus?
Lulu : Tak tahu, intinya mereka merasa sudah tidak cocok satu sama lain dan ingin menjauh.
Tono : Sabar ya Lu, semoga semua masalah ini cepat selesai. Kamu berdoa saja semoga mereka cepat berbaikan.
Lulu : Harapannya sih gitu. Tapi sepertinya susah.
Tono : Tidak ada masalah tanpa solusi. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya, begitupun masalah yang sedang kamu hadapi. Meskipun ini menyangkut orang tua, pasti ada solusi terbaik yang bisa ditemukan. Kamu berdoa saja semoga masalah ini cepat selesai. Jangan putus asa dulu.
Lulu : Makasih ya Ton. Berkat kamu, masalahku sedikit berkurang. Setidaknya aku lega karena sudah cerita.
Tono : Nah gitu kan enak. Sekarang coba tebak lagi, kenapa ikan hidupnya di air? (sambil menampakkan wajah lucu untuk menghibur Lulu).
Lulu : Sudah takdirnya mungkin (sambil menepuk bahu Tono dan tersenyum).

8. Contoh Kedelapan

Judul : Ulangan Harian
Jumlah Pemeran : 5 orang

Di sebuah meja yang berada di sebuah kelas. Di sebuah kelas yang berada di sekolah.Di suatu sekolah yang entah ada ataupun tidaknya. Hiduplah 4 orang murid yang sedang bahagia-bahagianya, namun semua tersebut berubah saat ulangan bakal datang.

Renata : Eh. Kalian udah ngapalin buat ulangan besok? (Datang )
Rio : Belum
Renal : Innalillahi
Renata : What the hell, Oh my God. Kalau kualitas ulangannya jelek, kelak dihukum
Renal : Paling hukumannya lari di lapangan
Renata : Bukan. Hukumannya pelajara ntambahan setiap pulang sekolah
Renal : Innalillahi
Rio : Aku cek dulu, barang kali guru ( Berangkat )
Renal : Ngapalin bab yang mana a-
Rio : Ada guru ( Dateng ) ( Semua melihat kepintu )
Ririn : Loh. Kok sepi? (Datang )
Renal : Huuu. Katanya ada guru (Nepuk bahu Rio )
Rio : Iya ini guru. Guru masa depan
Ririn : Kamu bisa aja
Renata : Kamu udah ngapalin Rin?
Ririn : Udah dong. Ririn
Rio : Ellleh. Aroganamet
Ririn : Biarin
Renata : Udah-udah jangan berantem
Renal : Iya, dari pada berantem mendingang ini, siapa yang kualitasnya paling gede, Dirinya yang menang, & yang menang bisa nyuruh 1 kali terhadap yang kalah
Ririn + Rio : Setuju!
( Asep datang dari belakang )
Asep : Bapa juga setuju!
Ririn & Rio terus mempersiapkan ulangannya matang-matang. Ririn melakukan gerakan 3B yaitu Belajar, Berdoa, & Berusaha yang sudah biasa dilakukan. Sedangkan Rio merangkum semua bab & menulisnya di kertas kecil untuk kelak dihapal saat ulangan dengan kata lain nyontek. Akhirnya saat ulangan pun tiba.
Asep : Baiklah anak-anak, buka lembar soalnya se-se-sekarang
Ririn : Bismillah ( Membuka & mengisi soal)
Rio : Ini mah enteng ( Membuka soal ) ( Saat Asep berbalik menempelkan kertas di punggung Asep untuk menyontek )
Rio : Kalo gini kan ga bakal ketahuan ( Ngisi )
Asep : Bapa keluar dulu, jangan nyontek, jangan kerjasama, & jangan ribut ( Keluar )
Rio : Rencana B ( Menyilang kaki & di alas sepatunya ada contekan )
Rio : Ah. Bukan yang ini ( Buka baju penghapus di dalamnya ada contekan
Rio : Ah yang ini ( Nulis ) ( Ngeluarin contekan dari dasi )
Rio : Ah yang ini juga ( Nulis )
Rio : Berakhir ( Liat Ririn & yang lainnya tetap belum berakhir )
Akhirnya ulangan berakhir & kemarin hari lalu Asep membagikan hasil ulangan.
Asep : Ini ( Membagikan )
Ririn : Ye. Kualitas 85
Renal : Hahaha. Aku ding 65, naik 5 dari ulangan yang lalu
Rio : Lah. Pak, kok kualitas Saya 50?
Asep : Tersebut sebab soal nomor 11-20 di balik kertas ga kamu isi
Rio : Aduh. Kok bapa ga kasih tahu Saya?
Asep : Kamu tersebut seharusnya bisa tahu dengan sendirinya, jangan ceroboh
Renata : Siap-siap terima perintah Ririn aja
Rio : Iya deh iya
Ririn : Dengan ini Saya nyatakan Kamu tidak boleh nyontek lagi
Asep : Sehingga Kamu nyontek?. Kualitas Kamu apa kekurangannya 6, sehingga kualitas Kamu -1 (Mukul kepala Rio )
Akhirnya Rio tidak memakai cara yang yang kotor lagi. Dirinya menjadi lebih giat belajar dan lebih berhati-hati dalam mengisi soal.

9. Contoh Kesembilan

Judul : Perintah Orangtua
Pemain: Tomi, Lisa, Shinta

Tomi sedang berbincang dengan Lisa di sebuah restoran dekat dengan rumah mereka. Tomi dan Lisa adalah dua orang remaja yang patuh pada orang tuanya masing-masing. Tak lama kemudian, datanglah Shinta yang merupakan sahabat mereka juga. Namun Shinta ini adalah remaja yang tak memperhatikan dan sering membantah perintah orang tuanya.

Dialog

Shinta : Eh kenapa kok kelihatannya lagi serius banget? (berjalan menuju ke arah tempat duduk Tomi dan Lisa sambil memundurkan kursi restoran untuk bersiap duduk juga).
Tomi : Gak ada apa-apa. Cuma si Lisa cerita kalau kemarin dia disuruh ibunya beli kebutuhan rumah. Tapi dia lupa.
Lisa : Iya Shin.
Shinta : Terus? Kenapa masalah gitu saja jadi kaya serius banget buat kamu?
Lisa : Ya iya lah. Kan kasian ibu sudah menunggu di rumah lama, tapi aku justru lupa beli kebutuhan rumah yang dia pesan.
Tomi : Betul itu! Harusnya kamu gak sering lupa dengan perintah orang tua.
Shinta : Halah gitu aja dipikirin. Kalau cuma lupa gitu aja aku lebih sering. Gampang saja, nanti ibu kita juga bisa beli sendiri. Suruh ngantar si ayah kamu aja kan beres.
Tomi : Kok kamu seperti itu sih Shin? Ya sudah seharusnya lah Lisa menyesal, dia kan tidak memperhatikan perintah orang tua.
Shinta : Namanya juga lupa, mau gimana lagi. Masa semua perintah orang tua harus kita ikuti? Tidak juga kan? (melirik ke arah Tomi, kemudian berganti ke arah Lisa).
Lisa : Ya harus dong Shin, kalau orang tua sudah menyuruh kita harus laksanakan. Itu kan salah satu bentuk bakti kita pada orang tua yang sudah membesarkan kita dengan susah payah.
Shinta : Ya itu kan tanggung jawab mereka. Kita juga tidak minta dilahirkan di dunia ini kan?
Lisa : (menggeleng-gelengkan kepala sambil menghela nafas panjang) Astaga Shin, kamu harus merubah sikap kamu! Ingat jangan sampai jadi anak durhaka. Nanti hidup kamu justru bisa susah karena melawan orang tua.
Tomi : Benar! Jangan sekali-kali berani sama orang tua. Jangan sekali-kali kamu berani melawan perintah mereka.
Shinta : Iya-iya. Aku ngerti kok. Aku sadar (merebahkan diri ke kursi).

10. Contoh Kesepuluh

Judul : Pilih Pekerjaan
Pemain : Toni, Linda, Norman, Ami

Suatu ketika, 4 orang sahabat sedang berkumpul untuk membicarakan mengenai rencana mereka di masa depan. Mereka pun terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius.

Dialog

Toni : Nanti kalau kalian misalnya dihadapkan 2 pilihan, kerja di perusahaan besar tapi gajinya kecil, atau kerja di perusahaan kecil tapi gajinya besar. Kalian lebih pilih yang mana?
Linda : Yaa kalau aku pilih yang di perusahaan kecil tapi gajinya besar.
Norman : Aku tak setuju! Lebih baik di perusahaan besar, ya walaupun gajinya kecil. Kalau kita bekerja di perusahaan besar, masa depan kita lebih terjamin pastinya.
Toni : Kalau kamu bagaimana, Am?
Ami : Kalau aku sih yang penting potensi ke depannya baik. Tak apa-apa sementara gaji kecil, tapi asalkan nanti ke depannya bisa cukup menjanjikan bagiku.
Toni : Itu artinya kamu memilih bekerja di perusahaan besar daripada perusahaan kecil kan? (sambil menunjuk Ami).
Ami : Iya benar!
Norman : Kalau kamu sendiri Ton?
Toni : Ya kalau aku kurang lebih sama lah dengan pilihan Ami. Kita kan lihat keberlanjutan nantinya di masa depan. Kalau gaji kita besar, tapi tidak ada keberlanjutan jenjang karirnya, buat apa juga? (menengadahkan tangan sambil menggelengkan kepala).
Norman : Iya benar juga sih kata kamu. Paling penting itu jenjang karir masa depan nanti.
Linda : Iya sepertinya sih pilihan yang paling tepat ya memikirkan efek jangka panjangnya. Buat apa gaji besar tapi hanya sementara. Lagi pula, perusahaan kecil juga lebih rawan bangkrut kan?
Ami : Oke, sekarang kan kita sudah tahu apa efek memilih pekerjaan kedepannya. Jadi nanti waktu kita melamar kerja setelah lulus, kita harus pertimbangkan dulu untung ruginya buat masa depan kita.
Norman dan Toni: Siippp!

Topik Menarik