Kisah Inspiratif Mar’atul Hofizoh, Anak Buruh Perkebunan Kelapa Diterima di UGM Tanpa Tes

Kisah Inspiratif Mar’atul Hofizoh, Anak Buruh Perkebunan Kelapa Diterima di UGM Tanpa Tes

Terkini | pandeglang.inews.id | Minggu, 30 Juni 2024 - 12:00
share

SLEMAN, iNewsPandeglang.id - Mar’atul Hofizoh, anak kedua dari empat bersaudara pasangan Hairudin (52) dan Nihayah (45) asal Gubuk Timuk, Desa Korleko, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, berhasil masuk diterima Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tanpa tes. Mar’atul diterima di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024.

Ayahnya bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga. Meskipun dengan pendapatan yang pas-pasan, kedua orang tua Mar’atul selalu bertekad agar anak-anak mereka bisa mengecap pendidikan hingga perguruan tinggi. 

“Saya mendapat beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) 100, jadi, ya  dibebaskan dari biaya studi hingga lulus,” ungkap Mar’atul seperti dilansir dari laman UGM, Minggu (30/6/2024).

Sejak kecil, Mar’atul memiliki impian untuk kuliah di UGM. Meskipun kondisi ekonomi keluarga terbatas, dia tetap bersemangat untuk meraih pendidikan tinggi di salah satu kampus terbaik di Indonesia. Dia yakin bahwa pendidikan adalah jalan untuk merubah nasib keluarganya menjadi lebih baik. “Bisa kuliah di UGM yang mana sudah jadi keinginan saya sejak SD,” katanya.

Mar’atul dikenal rajin belajar sejak kecil dan sering meraih prestasi serta mendapatkan beasiswa pendidikan. Kini, impiannya semakin dekat dengan berhasil diterima di FEB UGM lewat jalur prestasi. “Alhamdulillah, sangat bersyukur akhirnya dapat diterima di prodi Akuntansi FEB UGM,” ujar alumnus SMAN 1 Selong ini.

Ibunda Mar’atul, Nihayah, mengatakan bahwa neneknya berpesan agar anak-anaknya bisa sekolah setinggi mungkin karena orang tua mereka hanya lulusan SD-SMP. Pesan tersebut memotivasi Nihayah dan suaminya untuk giat bekerja dan menabung demi pendidikan anak-anak mereka. “Kami akan mengupayakan pendidikan terbaik bagi anak, apapun itu kondisinya,” tutur Nihayah.

 

Nihayah merasa bangga atas pencapaian Mar’atul yang bisa diterima di UGM. Anak pertama mereka baru saja menyelesaikan pendidikan sarjana di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Mereka bertekad untuk mendukung pendidikan Mar’atul hingga selesai. “Harapannya Atul bisa kuliah dengan baik, nyaman, cepat lulus, dan segera mendapakan pekerjaan impiannya. Kami orang tua hanya bisa mendukung melalui doa,” ujarnya.

FEB UGM berkomitmen untuk meningkatkan inklusivitas dengan memberikan akses pendidikan yang merata bagi seluruh masyarakat, termasuk yang memiliki kerentanan ekonomi, sosial, maupun geografis. Setiap tahun, FEB UGM menerima tidak kurang dari 540 mahasiswa pada program sarjana, dan pada tahun 2023, 60 persen mahasiswa menerima beasiswa, termasuk UKT Pendidikan Unggul bersubsidi 100 persen.

FEB UGM menyediakan beasiswa bagi mahasiswa baru dari keluarga kurang mampu sebagai wujud komitmen kampus kerakyatan UGM untuk memberikan pendidikan berkualitas unggul dan terjangkau bagi mahasiswa.

Topik Menarik