Kisah Inspiratif Suster Wike 8 Tahun Mengabdi di Pedalaman Papua Selatan, Sentuh Hati Banyak Orang
KISAH Suster Wike Afrilia Pasang yang mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di sebuah daerah terpencil di Kabupaten Mappi, Papua Selatan, begitu inspiratif. Lewat konten di media sosial, Suster Wike menyoroti sulitnya kehidupan masyarakat di daerah sekitar tempatnya bekerja. Bagaimana kisah Suster Wike dan cita-citanya untuk masyarakat Papua Selatan? Berikut ulasannya.
Di usia yang masih muda, Suster Wike memilih jalan hidup yang penuh tantangan. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Politeknik Sandi Karsa, Makassar, ia menerima tugas sebagai salah satu dari hanya dua bidan di Kampung Basman, daerah terpencil yang harus ditempuh dengan perjalanan 7 jam menggunakan perahu dari Merauke, melewati rawa-rawa.
Minimnya fasilitas di sana menjadi tantangan tersendiri. Tidak adanya pasar memaksa Suster Wike untuk berinovasi. Ia menjalankan sistem barter bersama warga setempat: hasil kebun dan buruan warga ditukar dengan kebutuhan pokok seperti beras, garam, dan makanan ringan. Hal ini tidak hanya membangun kedekatan dengan warga tetapi juga menjadikan sosoknya sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat Kampung Basman.
“Saya percaya setiap orang punya panggilan hidup masing-masing. Mengabdi di Kampung Basman adalah panggilan saya, sekaligus cara saya menjadi tulang punggung keluarga,” ungkap Suster Wike yang merupakan anak pertama dari delapan bersaudara, dikutip Rabu (4/12/2024).
Suster Wike tinggal di Kampung Basman bersama bayi kecilnya dan suaminya, yang merupakan satu-satunya guru SD di kampung tersebut. Berkat dedikasinya, warga Kampung Basman mencintai dan menghormatinya. Mereka bahkan berharap Suster Wike tidak pindah ke tempat lain karena keberadaannya sangat berarti bagi mereka.
Salah satu mimpi terbesar Suster Wike adalah membangun rumah atau asrama untuk anak-anak pedalaman Papua Selatan yang ingin melanjutkan pendidikan ke kota. Saat ini, banyak anak harus menempuh perjalanan panjang untuk bersekolah, sebuah tantangan yang menjadi penghalang besar bagi masa depan mereka.
Suster Wike kini dikenal banyak orang lewat akun Instagram-nya yang kini sudah memiliki 601 ribu pengikut. Tidak hanya dikenal melalui aksinya di lapangan, Suster Wike juga telah mendapatkan pengakuan nasional. Pada tahun 2023, ia menerima penghargaan Changemakers of the Year dari TikTok atas kontribusinya dalam membawa perubahan di Papua Selatan. Kisah Suster Wike membuktikan bahwa kecantikan tidak hanya berasal dari tampilan fisik, tetapi juga dari hati yang tulus dan semangat untuk membantu orang lain.
Suster Wike juga dilirik Shandy Purnamasari pemilik MS Glow yang tergerak ikut membantu lebih banyak warga Papua Selatan. Sosoknya dianggap hanya cantik dari luar, tetapi juga memiliki hati yang baik dan mampu memberikan inspirasi bagi banyak orang.
Suster Wike berharap bisa menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam mendorong kemajuan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Papua Selatan. “Saya sangat bersyukur atas kepercayaan ini. Mbak Shandy tidak hanya memberi saya platform untuk berbagi cerita, tetapi juga membuka peluang agar saya bisa membantu lebih banyak anak Papua Selatan,” ucapnya.
Shandy mengungkapkan alasan di balik penunjukan Suster Wike. “Kami percaya bahwa kecantikan sejati berasal dari hati, dari keberanian untuk berbuat baik, dan dari kemampuan untuk menginspirasi orang lain. Suster Wike adalah cerminan sempurna dari nilai-nilai ini. Kisahnya mengajarkan kita semua untuk terus memberi, meskipun dalam keterbatasan,” ujar Shandy.
Shandy merasa tergerak oleh aksi dan dedikasi Suster Wike. Dia berharap Suster Wike dapat mendorong lebih banyak perempuan Indonesia untuk percaya pada kekuatan diri mereka dan berani mengambil peran aktif dalam komunitas.