Ya Ampun! Turis Australia Ditolak Naik Pesawat ke Bali Gegara Noda Kopi di Paspor

Ya Ampun! Turis Australia Ditolak Naik Pesawat ke Bali Gegara Noda Kopi di Paspor

Terkini | okezone | Sabtu, 28 September 2024 - 08:19
share

SEPASANG kekasih yang hendak pergi liburan ke Bali harus tertahan di bandara hingga membuat rencana liburannya nyaris berantakan.

Mereka dilarang naik pesawat lantaran didapati noda kecil bekas kopi yang terdapat pada salah satu paspor keduanya. Alhasil, mereka pun tidak dapat naik pesawat. 

Namun, permasalahan noda kopi itu bukanlah hal besar, karena sebelumnya mereka menggunakan paspor yang sama untuk bepergian. Akhirnya keduanya memutuskan untuk memesan penerbangan dengan tarif lebih mahal untuk menyelamatkan liburan mereka. 

Melansir Daily Mail, Sean Ferres dan kekasihnya Brooke berencana terbang dari Gold Coast menuju Bali pada hari Jumat. Namun staf maskapai Virgin Australia menghentikan mereka dan mengatakan mereka tidak bisa menaiki pesawat karena noda kopi di paspor milik Brooke. 

Ferres mengatakan bahwa paspor itu sering digunakan oleh sang pacar untuk bepergian, termasuk ke Indonesia, dan tidak pernah terjadi masalah. Namun staf tetap ngotot dan mengklaim paspor tidak dapat terbaca, dan menyuruh mereka menaiki penerbangan lain tanpa dikenakan biaya tambahan. 

Mereka pun diminta untuk menghubungi layanan untuk menjadwalkan penerbangan ulang. Ferres mengatakan ia diberitahu oleh operator bahwa mereka telah ditandai tidak hadir pada penerbangan ke Bali yang telah dijadwalkan. Jadi mereka harus membayar lagi untuk menjadwalkan penerbangan lain, tentunya dengan maskapai yang lain juga. 

Lebih lanjut Ferres mengeluh karena ia terpaksa membeli tiket Jetstar yang sangat mahal seharga USD3.000 guna mengamankan penerbangan pukul 05.50 pagi di hari Sabtu untuk menyelamatkan liburan mereka. 

Melalui sebuah postingan di media sosial Facebook, disebutkan bahwa Jetstar tidak memiliki masalah dengan kondisi paspornya, tidak seperti Virgin. 

"Lucunya, Jetstar tidak memiliki masalah dengan paspornya, sama seperti 100+ penerbangan lain yang kami gunakan," sindirnya di Facebook. 

 

"Mendarat di Bali, semua e-gate dan langsung masuk tanpa hambatan. Benar-benar mengejutkan saya bahwa 25 tahun setelah penemuan internet, di zaman di mana bahkan ponsel seharga USD500 memiliki pengenalan wajah yang canggih, kita MASIH mengandalkan selembar kertas tipis untuk meninggalkan negara ini," ucapnya kesal. 

Postingan tersebut mendapatkan berbagai komentar dari orang-orang, ada komentar yang kurang simpatik. 

"Jika itu mikroskopis, maka saya punya paspor 12 inci," tulis seseorang tentang noda kopi, yang berukuran sekitar 6 cm x 2 cm itu.

"Jika Anda punya uang untuk terbang ke 20+ negara termasuk Bali dua kali, maka Anda punya uang untuk mengganti paspor Anda yang rusak," timpal yang lain.

"Bagi seseorang yang telah bepergian ke 20+ negara, pernahkah Anda berhenti sekali dan membaca peraturan paspor, peraturan masuk, dan risiko penolakan masuk," celetuk seseorang.

"Bahkan jika ada lipatan di paspor, itu dapat dinyatakan rusak dan tidak berlaku," timpal warganet.

Ferres tetap bersikukuh menjelaskan bahwa dirinya telah bepergian dengan paspor bernoda tersebut, jadi ia tidak mengetahui adanya masalah dengan paspornya. 

"Jadi, kami akan mengabaikan sepenuhnya chip elektronik yang berfungsi penuh di bagian dalam dan membatalkan paspor hanya karena noda kecil. Mengapa kami harus mengganti sesuatu yang tidak kami ketahui akan menjadi masalah?" kata Ferres menanggapi nyinyiran warganet.

Topik Menarik