Inflasi Rendah, Target Pertumbuhan, Peran Pemda
Candra Fajri Ananda Staf Khusus Menkeu RI
PERJALANAN ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu terakhir mengalami tren penurunan inflasi yang cukup signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi year-on-year (yoy) pada Desember 2024 tercatat sebesar 1,57, turun dari 2,61 pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Tren ini berlanjut hingga Januari 2025, dengan inflasi yang hanya mencapai 0,76 (yoy), merupakan angka terendah sejak Januari 2000. Bahkan, pada Februari 2025, Indonesia mencatatkan fenomena yang terjadi untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade, yakni deflasi sebesar 0,09 (yoy). Artinya, penurunan tersebut telah mencerminkan terjadinya perlambatan kenaikan harga barang dan jasa yang berpotensi memberikan dampak luas terhadap perekonomian nasional.
Deflasi yang terjadi saat ini tidak terlepas dari berbagai faktor, salah satunya adalah kebijakan pemerintah dalam memberikan diskon besar terhadap tarif listrik guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, salah satu faktor utama lainnya yang menyebabkan deflasi adalah turunnya harga komoditas pangan (seperti beras, tomat, dan cabai merah), serta kebijakan pemerintah yang membatasi belanja negara guna menjaga keseimbangan fiskal.
Meskipun inflasi yang rendah sering dianggap menguntungkan bagi konsumen karena harga barang menjadi lebih terjangkau, tren deflasi juga dapat menjadi sinyal melemahnya aktivitas ekonomi Masyarakat yang berdampak terhadap turunnya permintaan terhadap barang dan jasa.
Penurunan permintaan barang dan jasa berisiko membuat produsen mengurangi kapasitas produksinya, yang pada akhirnya dapat berdampak pada angka pengangguran. Artinya, jika tidak diimbangi dengan kebijakan yang tepat, deflasi dapat menimbulkan konsekuensi negatif bagi stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Pada konteks ini, inflasi yang terlalu rendah atau bahkan deflasi dapat menjadi tantangan bagi dunia usaha.
Tatkala harga barang cenderung menurun, produsen kehilangan insentif untuk memperluas produksi karena prospek keuntungan yang semakin kecil. Situasi ini berpotensi menurunkan investasi di sektor riil, yang pada gilirannya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghambat penciptaan lapangan kerja baru. Oleh sebab itu, meskipun inflasi yang rendah sering kali dianggap menguntungkan bagi konsumen, dampaknya terhadap perekonomian harus dicermati secara komprehensif.
Hubungan antara inflasi dan pengangguran menjadi aspek yang tidak dapat diabaikan. Ketika deflasi terjadi, pendapatan produsen mengalami kontraksi, yang dapat berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) guna menekan biaya operasional.
Peningkatan jumlah pengangguran kemudian memperburuk daya beli masyarakat, menciptakan lingkaran deflasi yang sulit dihentikan tanpa intervensi kebijakan yang tepat. Oleh sebab itu, menjaga tingkat inflasi dalam kisaran yang sehat menjadi salah satu tantangan utama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi yang memiliki dampak luas terhadap stabilitas ekonomi suatu negara. Berdasarkan teori makroekonomi Keynesian, inflasi yang tinggi dapat menurunkan daya beli masyarakat, sementara inflasi yang terlalu rendah atau bahkan deflasi dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.Kejagung Langsung Tahan 2 Tersangka Baru Kasus Korupsi Pertamina Rugikan Negara Rp193 Triliun
Hal tersebut terjadi lantaran inflasi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa yang tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan, sehingga menurunkan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, inflasi yang terlalu rendah atau bahkan deflasi dapat menghambat investasi dan konsumsi, yang pada akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi. Sebab itulah, pemerintah dan otoritas moneter perlu menerapkan kebijakan yang efektif untuk menjaga inflasi tetap dalam kisaran yang stabil dan terkendali.
Sejatinya, dalam kondisi saat ini, kebijakan fiskal merupakan salah satu instrumen yang berperan penting dalam mengendalikan inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah dapat mengatur pengeluaran dan pendapatan negara melalui belanja publik dan kebijakan perpajakan.
Dalam kondisi inflasi tinggi, pengurangan belanja negara yang tidak produktif dan peningkatan pajak dapat membantu mengurangi tekanan inflasi. Sebaliknya, dalam situasi perlambatan ekonomi, pemerintah dapat meningkatkan belanja infrastruktur dan memberikan insentif pajak kepada sektor-sektor tertentu untuk merangsang investasi dan penciptaan lapangan kerja.
Kejagung Tahan 2 Tersangka Baru Kasus Korupsi PT Pertamina yang Rugikan Negara Rp193 Triliun
Dengan demikian, kebijakan fiskal yang tepat dapat berkontribusi dalam menyeimbangkan stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi.
Di samping itu, guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pemerintah juga perlu menerapkan kebijakan yang mendukung investasi, inovasi, dan peningkatan produktivitas. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui investasi di sektor pendidikan dan pelatihan keterampilan.
Selain itu, pembangunan infrastruktur yang memadai, seperti jalan, pelabuhan, dan fasilitas energi, juga dapat meningkatkan daya saing ekonomi dan mempercepat pertumbuhan sektor industri serta perdagangan. Di sisi lain, kebijakan yang mendukung UMKM, seperti pemberian akses kredit yang lebih mudah dan bantuan teknologi, dapat membantu meningkatkan produksi dan memperluas lapangan kerja.
Peran Pemerintah Daerah dalam Mendorong Daya Beli
Di tengah dinamika ekonomi yang terus berkembang, daya beli masyarakat menjadi salah satu indikator penting dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara. Daya beli yang kuat mencerminkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.Pasalnya, tantangan seperti inflasi, ketidakstabilan harga pangan, dan perlambatan ekonomi dapat melemahkan daya beli masyarakat, terutama di tingkat lokal. Oleh sebab itu, dalam kondisi ini, pemerintah daerah memiliki peran krusial dalam merancang dan mengimplementasikan kebijakan yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
Salah satu langkah utama yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah adalah dengan mengoptimalkan program bantuan sosial dan subsidi bagi kelompok rentan. Melalui anggaran daerah, pemerintah dapat menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT), subsidi pangan, serta insentif bagi UMKM.
Langkah ini penting untuk memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga, terutama di masa inflasi yang meningkat atau saat terjadi perlambatan ekonomi. Selain itu, berbagai kebijakan pengurangan pajak daerah atau relaksasi retribusi usaha juga dapat memberikan ruang bagi masyarakat dan pelaku usaha untuk meningkatkan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.
Selain bantuan langsung, pemerintah daerah dapat mendorong penciptaan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas masyarakat melalui program pelatihan keterampilan dan wirausaha. Misalnya, melalui kerja sama dengan sektor swasta dan institusi pendidikan, pemerintah daerah dapat menyediakan pelatihan kewirausahaan, digitalisasi UMKM, serta pengembangan keterampilan berbasis industri kreatif dan manufaktur.
Dengan meningkatnya keterampilan tenaga kerja lokal, masyarakat memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh pendapatan yang lebih stabil, yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap daya beli mereka. Selain itu, pemerintah daerah juga dapat mendorong investasi lokal dengan menyediakan insentif bagi perusahaan yang membuka lapangan kerja baru, terutama di sektor padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja.
Lebih lanjut, pengembangan infrastruktur dan konektivitas ekonomi di tingkat daerah juga menjadi faktor kunci dalam meningkatkan daya beli masyarakat. Pemerintah daerah dapat mengalokasikan anggaran untuk memperbaiki infrastruktur pasar tradisional, meningkatkan akses jalan bagi pelaku usaha lokal, serta mendukung digitalisasi ekonomi dengan memperluas akses internet dan teknologi informasi di daerah terpencil.
Melalui infrastruktur yang lebih baik, distribusi barang dan jasa menjadi lebih efisien, harga kebutuhan pokok dapat lebih terkendali, dan peluang usaha baru pun kian terbuka.
Pemerintah daerah berperan strategis sebagai penggerak utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui penerapan kebijakan yang terpadu dan komprehensif. Melalui strategi yang tepat, pemerintah daerah mampu menjaga stabilitas ekonomi lokal sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan.
Artinya, dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini, kebijakan yang holistik dan adaptif dari pemerintah daerah menjadi elemen kunci dalam memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Semoga.