Kejagung Langsung Tahan 2 Tersangka Baru Kasus Korupsi Pertamina Rugikan Negara Rp193 Triliun
JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) langsung menjebloskan dua tersangka baru kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina (Persero). Kedua tersangka yakni Maya kusmaya selaku direktur penasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, dan Edward Corne selaku VP Trading Operation PT Pertamina Patra Niaga.
"Penyidik melakukan penahanan selama 20 hari ke depan sejak 26 Februari 2025, terhadap Maya kusmaya di rutan Salemba cabang kejagung. Edward rutan Salemba cabang kejagung," kata kata Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejagung Abdul Qohar di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2025) malam.
Adapun, berdasarkan pemeriksaan, Abdul Qohar menjelaskan bahwa kedua saksi itu terbukti melakukan tindak pidana korupsi bersama tersangka lain. Sehingga, statusnya pun diubah dari saksi menjadi tersangka, dan dilakukan pemeriksaan kembali.
"Kemudian 2 tersangka tersebut setelah dilakukan pemeriksaan secara marathon mulai jam 3 sampai saat ini, penyidik menemukan bukti yang cukup bahwa kedua tersangka melakukan tindak pidana bersama sama dengan 7 tersangka yang kemarin telah kami sampaikan di hadapan teman teman jurnalis," katanya.
Pada kesempatan itu Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar mengatakan, Maya dan Edward sejatinya dijadwalkan pemeriksaan pada pukul 10.00 WIB. Namun yang keduanya mangkir, sehingga dilakukan penjemputan paksa, dan baru diperiksa pada pukul 15.00 WIB.
"Pemeriksaan sejak pukul 10 pagi pada hari ini, tetapi oleh penyidik setelah ditunggu pada waktu tertentu kedua saksi tidak hadir tanpa alasan, oleh karenanya penyidik berketetapan melakukan pencarian. Dan ditemukan lalu oleh penyidik dilakukan tindakan jemput paksa dan membawa ke hadapan penyidik," ucapnya.
Dengan penambahan tersangka baru, artinya sudah ada 9 tersangka yang ditetapkan oleh kejagung terkait dugaan korupsi tersebut. Qohar juga menyampaikan bahwa kerugian negara akibat ulah para tersangka ditaksir hingga Rp 193,7 Triliun.
"Akibat perbuatannya tersangka MK dan EC bersama tersangka RS, SDS, YF, AP, MKAR, DW, GRJ, mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp193,7 Triliun," ujarnya.