Adian Bandingkan DPO Kirana Kotama dengan Harun Masiku: Dia Lebih Lama, Gak Diributin?

Adian Bandingkan DPO Kirana Kotama dengan Harun Masiku: Dia Lebih Lama, Gak Diributin?

Terkini | inews | Rabu, 18 Desember 2024 - 08:41
share

JAKARTA, iNews.id - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PDIP, Adian Napitupulu membandingkan buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kirana Kotama dengan Harun Masiku. Dia heran Kirana tidak mendapatkan perhatian yang sama seperti Harun Masiku.

Dia menyebut Harun Masiku bukanlah buronan terlama di KPK. Menurutnya, justru Kirana Kotama yang sudah menjadi buronan sejak 2017 lalu, atau tiga tahun sebelum Harun Masiku ditetapkan daftar pencarian orang (DPO) pada 2020.

"Buronanya lebih lama 2017 toh, lama sekali, Harun Masiku 2020, tiga tahun lebih lama dari Harun Masiku. Kenapa enggak diributin? Kenapa? Apakah karena Harun Masiku itu dari PDI-Perjuangan? Kalau begitu, targetnya siapa? Harun Masiku-nya atau PDI Perjuangan-nya?" kata Adian dalam program Rakyat Bersuara bertajuk 'Kasus Keramat Harun Masiku, Siapa Yang Dituju?' di iNews, Selasa (17/12/2024).

Dia juga mempertanyakan mengapa tidak ada tokoh melakukan sayembara seperti yang ditujukan kepada masyarakat sebagai imbalan menemukan Harun Masiku. 

"Tidak ada sayembara handphone, tidak ada sayembara Rp8 miliar, tidak ada sayembara lain. Kenapa? Apakah karena Kirana Kotama bukan anggota partai? Kan itu harus kita jelaskan," ujarnya.

Sementara itu, eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap mengaku bingung buronan KPK Harun Masiku tak kunjung ditangkap. Dia mempertanyakan mengapa upaya perburuan memakan waktu hingga hampir lima tahun.

“Mereka (buronan lain) tertangkapnya itu kira-kira satu tahun, jadi ketika lebih dari satu tahun, saya gak paham mengapa bisa lama sekali,” kata Yudi dalam program Rakyat Bersuara.

Padahal, kata Yudi, ada dua teknik yang bisa dilakukan KPK untuk mengetahui keberadaan tersangka yang masuk daftar pencarian orang (DPO). Pertama, melacak aliran uang yang bersangkutan.

“Bisalah (di-track oleh KPK), bisa (walaupun di luar negeri), nanti kita kerja samalah, makanya kita butuh informan di situ,” sambungnya.

Kedua, kata Yudi, mengikuti atau mengawasi keluarga maupun orang terdekat buronan tersebut. Karena, kata dia, bisa saja mereka melakukan pertemuan secara diam-diam.

“Kemudian yang kedua follow the family, jadi keluarga terdekat, pasti berhubungan, bahkan dengan sandi pun akan berhubungan, kode-kode, misalnya bertemu di satu tempat kemudian mereka ada kode kode cangkirnya dan sebagainya,” katanya.

Topik Menarik