Cerita Jokowi Bingung Jawab Tamu Negara soal Bangunan Istana Jakarta-Bogor: Nyindir Apa Puji?

Cerita Jokowi Bingung Jawab Tamu Negara soal Bangunan Istana Jakarta-Bogor: Nyindir Apa Puji?

Terkini | inews | Rabu, 25 September 2024 - 19:23
share

JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan pengalaman saat menerima tamu perdana menteri atau presiden negara lain ditanya Istana di Jakarta, Yogyakarta dan Bogor. Mereka kagum dengan keindahan bangunan Istana tersebut meski warisan kolonial Belanda.

Jokowi pun mengaku bingung menjawab pertanyaan tamu yang kagum dengan Istana tersebut. 

"Selalu tamu kita itu kagum, ‘waduh Istananya bagus, gedungnya bagus’ Saya kadang mikirin mau saya jawab apa, indah tapi ini bukan buatan kita, buatan kolonial Belanda. Mau saya sampaikan apa adanya kok juga enggak, kita merasa inferior gitu ya,” kata Jokowi dalam Silaturahmi dengan Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama se-Indonesia, di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara, Rabu (25/9/2024).

Dia mengaku bingung pertanyaan tersebut menyindir apa memuji bangunan Istana itu. Dia akhirnya tidak menjawab pertanyaan itu.

“Saya enggak bisa apa-apa gitu, nggak bisa menjawab. Apa ya dipuji karena saya tahu mereka juga tahu bukan kita yang bikin. Saya kan enggak tahu dia nyindir atau dia memang benar-benar ingin apa menyampaikan kekagumannya ya, nebaknya kan sulit,” katanya.

Istana Bogor dibangun tahun 1744 pada era kolonial bernama Buitenzorg atau Sans Souci. Istana Bogor merupakan tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris.

Sementara Istana Kepresidenan Yogyakarta dibagun pada masa penjajahan Belanda pada Mei 1824. Anthonie Hendriks Smissaert ditunjuk oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk membangun gedung mengikuti arsitektur Eropa yang disesuaikan pada iklim tropis.

Lalu Istana Negara Jakarta awalnya merupakan kediaman pribadi warga negara Belanda bernama J.A. van Braam. Dia membangun kediamannya pada tahun 1796 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten.

Namun pada tahun 1816, bangunan ini diambil alih pemerintah Hindia-Belanda, dan digunakan Gubernur Jenderal Belanda. 

Indeks Kualitas Udara

Jokowi mengatakan indeks kualitas udara di Ibu Kota Nusantara (IKN) hanya di angka 6. Jika dibandingkan dengan wilayah Jakarta, indeks udaranya rata-rata di angka 190-an.

“Kota ini ke depan akan menjadi kota hijau dengan emisi paling rendah. Supaya Bapak Ibu tahu, di sini air quality indexnya, indeks kualitas udaranya itu di angka 6 padahal maksimal itu 50, maksimal 50 tapi di sini hanya 6,” kata Jokowi.

Jokowi pun membandingkan kualitas udara di IKN dengan wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi bahkan wilayah Pulau Jawa yang rata-rata di kisaran 100-an.

“Dan di Jakarta kira-kira hariannya 190. Bukan hanya di Jakarta, di Jabodetabek atau di Jawa rata-rata sudah di atas 100. Inilah gambaran kota masa depan, kota hijau dengan emisi rendah, kota yang ramah karena banyak ruang terbuka hijaunya,” katanya.

Topik Menarik