Kepsek Bunuh Murid Kelas 1 SD karena Menolak Diperkosa, Buang Mayat Korban di Sekolah

Kepsek Bunuh Murid Kelas 1 SD karena Menolak Diperkosa, Buang Mayat Korban di Sekolah

Terkini | inews | Selasa, 24 September 2024 - 21:52
share

NEW DELHI, iNews.id - Polisi India menangkap seorang kepala sekolah atas kematian seorang murid perempuan berumur 6 tahun di Distrik Dahod, Negara Bagian Gujarat. Kepsek tersebut diduga mencekik bocah itu hingga tewas karena korban melawan saat hendak diperkosa.

Pelaku kemudian membuang jasad korban di halaman sekolah. Sementara, tas dan sepatu bocah itu dibuang di dekat ruang kelas. Kepsek cabul dan sadis itu diketahui bernama Govind Natt, berusia 55 tahun.

Perwira polisi senior Rajdeep Singh Jhala mengatakan, jasad korban ditemukan di lingkungan sekolah pada Kamis (19/9/2024) malam. Penduduk sekitar sekolah pun gempar. Hasil autopsi mengungkapkan bahwa gadis itu mati lemas. 

Polisi lalu membentuk 10 tim untuk menyelidiki kasus pembunuhan murid kelas 1 SD tersebut. Ibu korban mengatakan kepada polisi bahwa dia pergi ke sekolah bersama kepala sekolah, Govind Natt, setiap hari. Ketika polisi berbicara kepadanya, kepsek itu mengatakan bahwa dia telah mengantar gadis itu ke sekolah dan pergi untuk bekerja.

Akan tetapi, polisi meragukan keterangan guru itu. Ketika mereka memeriksa detail lokasi telepon Govind Natt pada hari kejadian, ditemukan bahwa dia terlambat sampai sekolah hari itu. Ketika dia diinterogasi, kepsek itu akhirnya mengakui kejahatan keji yang diperbuatnya.

"Dia menjemput gadis itu dari rumahnya sekitar pukul 10.20. Ibunya membantunya masuk ke mobil kepala sekolah dan mengantarnya pergi. Namun, dia tidak pernah sampai di sekolah," kata Jhala.

Para murid dan guru sekolah membenarkan hal itu. Dalam perjalanan ke sekolah, si kepsek cabul itu mencoba memerkosa korban. Gadis kecil itu pun mulai berteriak. Pelaku mencekik korban agar berhenti berteriak.

Sesampainya di sekolah, kepala sekolah itu meninggalkan jasad korban di mobilnya dan menguncinya. Sekitar pukul 17.00 sore, dia membuang jasad gadis itu di belakang gedung sekolah dan menaruh tas dan sepatu sekolah korban di luar kelas. 

"Awalnya dia menolak mengakuinya, tetapi kami mencurigainya setelah melakukan analisis teknis," kata Jhala.

Polisi mengatakan, pelaku menghadapi tuntutan pidana yang sangat berat berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak dari Pelanggaran Seksual (POCSO) yang berlaku di India.

Topik Menarik