Dukun Putih Kolaborasi dengan Jin, Pelet hingga Penglaris Penuh Kedustaan

Dukun Putih Kolaborasi dengan Jin, Pelet hingga Penglaris Penuh Kedustaan

Gaya Hidup | medan.inews.id | Rabu, 25 September 2024 - 18:50
share

MEDAN, iNewsMedan.id - Dukun melibatkan perantara selain Allah Ta'ala untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Memanggil roh, meminta bantuan jin, atau menggunakan benda-benda yang dianggap keramat bentuk kesyirikan praktik dukun.

Hal ini sangat jelas bertentangan dengan prinsip tauhid dalam Islam yang mengajarkan keesaan Allah Ta'ala.

Bahkan sekarang mereka menamakan dirinya sebagian dukun putih. Mereka menggunakan sihir, jampi-jampi, jimat, bantuan jin, dan praktek-praktek perdukunan lainnya.

Disebut dukun putih karena tidak menyantet orang dan yang mereka lakukan adalah membantu orang, semisal:
membantu orang mendapatkan kekasih dengan ilmu pelet, membantu orang agar usaha laris atau membantu orang naik jabatan dengan cara yang salah.

Bahkan dukun putih mengklaim dapat membantu menahan atau menurunkan hujan, menangkal santet bahkan meramal masa depan orang. Jelas hal ini perbuatan yang sangat dimurkai Allah Ta'ala. 

Jangan tertipu dengan kata-kata para dukun bahwa mereka "membantu", dan "menolong" orang lain. Karena dalam hadits, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menyebutkan bahwa mereka tukang dusta:

فَتَقُرُّهَا فِى أُذُنِ الْكَاهِنِ ، كَمَا تُقَرُّ الْقَارُورَةُ ، فَيَزِيدُونَ مَعَهَا مِائَةَ كَذِبَةٍ

“... setan-setan itu pun membisikkannya kabar-kabar langit pada telinga para dukun. Seperti meniupkan angin ke botol-botol. Lalu setan-setan itu pun menambahkan kabar-kabar tersebut dengan 100 kedustaan” (HR. Bukhari no. 3288).

 

Mereka para dukun senantiasa dibisiki kedustaan oleh para setan. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk percaya kepada dukun.

Dan amalan-amalan yang mereka lakukan, tetap saja merupakan amalan-amalan kesyirikan walaupun mereka mengaku "dukun putih" dan mengaku membantu. 

Pelet
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiallahu'anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إن الرقَى والتمائمَ والتولةَ شركٌ

"Sesungguhnya ruqyah (jampi-jampi), jimat dan pelet adalah kesyirikan" (HR. Abu Dawud no. 3883, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

Jimat penglaris usaha dan agar naik jabatan
Dari Uqbah bin Amir radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ عَلَّقَ تَمِيْمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ

"Barangsiapa yang memakai jimat (azimat), ia telah berbuat syirik" (HR. Ahmad no. 17422, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Shahihah no. 492).

 

Menahan dan mendatangkan hujan
Perkara menahan dan mendatangkan hujan adalah perkara rububiyah Allah. Siapa saja yang mengklaim ada pihak lain yang bisa menahan dan mendatangkan hujan, maka ia telah terjerumus dalam syirik pada perkara rububiyah. 

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah ta'ala berfirman:

أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِيْ مُؤْمِنٌ بِيْ وَكَافِرٌ، فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ، فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِيْ كَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا، فَذَلِكَ كَافِرٌ بِيْ مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ

“Pagi ini di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Adapun hamba-KU yang mengatakan: "Hujan turun ini atas karunia Allah dan rahmat-Nya", maka dia beriman kepada-Ku dan kufur kepada bintang-bintang. Sedangkan hamba-Ku yang mengatakan: "Hujan ini turun kepada kita karena bintang ini atau bintang itu", maka dia telah kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang’” (HR. Bukhari, no. 1038).

Bekerja sama dengan Jin
Yang rajih, bekerja sama dengan jin itu perkara yang diharamkan. Berdasarkan firman Allah ta'ala:

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (QS. Al-Jin: 6).

Memang ada khilaf ulama masalah ini. Namun ulama yang membolehkan kerjasama dengan jin, mereka memberikan syarat-syarat yang ketat. 

Namun jika yang kerjasama dengan jin adalah dukun, maka jelas sekali keharamannya.

 

Melawan sihir dengan sihir
Menangkal santet dengan ilmu perdukunan, melawan santet dengan santet, melawan sihir dengan sihir, ini disebut nusyrah.

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu'anhu, ia berkata:

سُئِلَ رَسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم عن النُّشْرةِ، فقال: هو من عَمَلِ الشَّيطانِ

"Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah ditanya tentang nusyrah. Beliau menjawab: itu adalah amalan setan" (HR. Abu Daud no.3868, dihasankan oleh Ibnu Hajar di Takhrij Misykatul Mashabih [4/278]).

Meramal masa depan
Meramal masa depan dan perkara-perkara gaib, apapun alasannya, adalah perbuatan kesyirikan dan kekufuran. 

Allah ta'ala berfirman: 

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ 

“Katakanlah : “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan” (QS. An-Naml : 65).

Orang yang mengklaim tahu perkara gaib, ia mendustakan ayat ini.

'Ala kulli haal, tidak ada pembagian "dukun hitam" atau "dukun putih", semua dukun itu hitam dan sesat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memutlakkan dukun dan tidak membeda-bedakannya. Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ

“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau mendatangi tukang ramal, kemudian ia membenarkannya, maka ia telah kufur pada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad” (HR. Ahmad no. 9536, Abu Daud no. 3904, Tirmidzi no. 135, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami' no. 5939).

Semoga Allah ta'ala memberi kita hidayah agar tidak terpedaya kesesatan para dukun.

Semoga bermanfaat barakallahu fiikum.

Topik Menarik