Bacaan Maulid Burdah, Lengkap Teks Arab, Latin, dan Artinya

Bacaan Maulid Burdah, Lengkap Teks Arab, Latin, dan Artinya

Gaya Hidup | inews | Selasa, 3 September 2024 - 05:30
share

JAKARTA, iNews.id - Bacaan Maulid Burdah atau sholawat Burdah lazim didawamkan umat Islam dalam setiap perayaan Maulid Nabi maupun di majelis taklim. Sholawat Burdah ini dikarang Imam al-Busiri (610 H-695 H).

Dalam hitungan hari, umat Islam akan memasuki bulan istimewa yakni Bulan Rabiul Awal 1446 H atau Bulan Maulid Nabi. Sesuai kalender nasional, 1 Rabiul Awal 2024 jatuh pada hari Kamis, 5 September 2024. Sedangkan perayaan Maulid Nabi 2024 jatuh pada tanggal 16 September 2024.

Dengan demikian, umat Islam bisa melakukan pembacaan maulid Nabi baik Al Barzanji, Diba, maupun Burdah pada malam Kamis atau Rabu malam, 4 September 2024. Pembacaan maulid atau yang akrab dengan sebutan Barzanjian dilakukan di masjid, musala maupun tempat majelis taklim lainnya.

Salah satu bacaan maulid Nabi yakni, Maulid Burdah yang merupakan suatu bait lagu-lagu yang berisi syair tentang pujian/ sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Syair tersebut diciptakan oleh Imam al Busiri dari Mesir.

Di Indonesia, kitab Burdah tersebut seringkali dilantunkan terutama oleh kaum Nahdliyin dan para santri santri dipondok pesantren.

Dilansir dari laman uinkhaskediri, Qashidah Burdah adalah salah satu karya paling populer dalam khazanah sastra Islam. Isinya sajak sajak pujian kepada Nabi Muhammad SAW, pesan moral, nilai-nilai spiritual, dan semangat perjuangan.

Pengarang qashidah Burdah ialah Al-Bushiri (610-695H/1213-1296 M). Nama lengkapnya Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid Al-Bushiri.

Selain menulis Burdah, Al-Bushiri juga menulis beberapa qashidah lain. Di antaranya Al-Qashidah Al-Mudhariyah dan Al-Qashidah Al-Hamziyah.

Al-Bushiri lahir di Dallas, Maroko, dan dibesarkan di Bushir, Mesir. Ia murid sufi besar Imam Asy-Syadzili dan penerusnya yang bernama Abul Abbas Al-Mursi, tokoh Tarekat Syadziliyah. Di bidang fiqih, Al-Bushiri menganut Madzhab Syafii, madzhab fiqih mayoritas di Mesir.

Di dalam qashidah Burdah diuraikan beberapa segi kehidupan Nabi Muhammad SAW, pujian terhadap dia, cinta kasih, doa-doa, pujian terhadap Al-Quran, Isra Miraj, jihad, tawasul, dan sebagainya.

Dengan memaparkan kehidupan Nabi secara puitis, Al-Bushiri tidak saja telah menanamkan kecintaan umat Islam kepada nabinya, tetapi juga mengajarkan sastra, sejarah Islam, dan nilai-nilai moral, kepada kaum muslimin.

Al-Burdah, menurut etimologi, banyak mengandung arti, antara lain baju (jubah) kebesaran khalifah yang menjadi salah satu atribut khalifah.

Sebelum membaca Maulid Burdah, dianjurkan untuk mengirimkan bacaan Surat Al fatihah kepada Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, membaca Surat Al Ahzab ayat 56 untuk mengajak jemaah bersholawat.

(: 56)

Artinya, Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (QS al-Ahzab: 56).

Berikut bacaan Maulid Burdah lengkap dengan teks Arab, latin, dan artinya.

Maulid Burdah

Latin: Maulaya sholli ' wasallim daaiman abadan 'alal habibika Khoirul kholqi kullihimi

Artinya, Wahai Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat penghormatan dan keselamatan atas kekasih-Mu Nabi Muhammad saw, makhluk terbaik di antara seluruh makhluk.

Huwalhabiibulladzi turjasyafaatuhu likulli hauli minal ahwali muqtahami.

Artinya : Beliau saw adalah kekasih yang diharapkan safaatnya dalam segala kesulitan. Dari tiap ketakutan dan bahaya yang datang menyergap

Latin: Ya rabbi bil musthafa balligh maqaashidana waghfirlana maa madhaa yaa waasi'al karaami

Artinya: Wahai Allah demi Al Mustofa Muhammad SAW sampaikanlah maksud dan hajat-hajat kami. Dan ampunilah dosa-dosa kami yang terdahulu wahai yang Maha Luas dan Wahai yang Maha Dermawan.

Latin: Amin tadzakkari jiiraanii bidzi salim, mazajta dam'an jaray min muqlatin bidzam

Apakah karena mengingat para kekasih di Dzi Salam sana. Engkau deraikan air mata dengan darah duka

Am habbatirrayhu min tilqaai kaa dhimatin, wa awmadhal barqu fildhamaaai min idham

Ataukah karena hembusan angin terarah lurus berjumpa di Kadhimah. Dan kilatan cahaya gulita malam dari kedalaman jurang idham.

Fama li'aynaika in qultak fufa hamataa, wamaa liqalbika in qultastafiq yahim

Mengapa kedua air matamu tetap meneteskan airmata? Padahal engkau telah berusaha membendungnya.
Apa yang terjadi dengan hatimu? Padahal engkau telah berusaha menghiburnya

Ayahsabu shabbu annal hubba munkatim, maa baina munsajim minhu wa madhtarimin

Apakah diri yang dirundung nestapa karena cinta mengira bahwa api cinta dapat disembunyikan darinya.
Di antara tetesan airmata dan hati yang terbakar membara

Laulal hawaa lam turiq dam'an 'ala thalalin, wa laa araqta lidzikril baani wal 'alami

Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak mungkin engkau mencucurkan air matamu.
Meratapi puing-puing kenangan masa lalu berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu

Fakaifa tunkiru hubba ba'da maa syahidat, bihi 'alaika 'udulud dam'i wassaqami

Bagaimana kau dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya
Berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara

Wa atsbatal wajdu khathay 'abratin wadhanin, mitslal baharimi 'alaa khaddaika wal'anami

Duka nestapa telah membentuk dua garisnya isak tangis dan sakit lemah tak berdaya
Bagai mawar kuning dan merah yang melekat pada dua pip

Na'am saraa thaifu man ahwa faarraqani, walhubba ya'taridhu ladzata billami

Memang benar bayangan orang yang kucinta selalu hadir membangunkan tidurku untuk terjaga
Dan memang cinta sebagai penghalang bagi siempunya antara dirinya dan kelezatan cinta yang berakhir derita

Wahai pencaci derita cinta kata maaf kusampaikan padamu
Aku yakin andai kau rasakan derita cinta ini tak mungkin engkau mencaci maki

Kini kau tahu keadaanku, tiada lagi rahasiaku yang tersimpan darimu
Dari orang yang suka mengadu domba dan derita cintaku tiada kunjung sirna

Begitu tulus nasihatmu, tapi aku tak mampu mendengar semua itu
Karena sesungguhnya orang yang dimabuk cinta tuli dan tak menggubris cacian pencela

Inni ittahamtu nashiiha syaibi fii 'adzali wasyaibu ab'adu fii nushhi 'anittuhami

Aku curiga ubanku pun turut mencelaku. Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku.

Topik Menarik