Top! YouTuber Zhafira Aqyla Ciptakan Platform Ini Biar Gen Z Melek Isu Seksual
Di kalangan generasi Z atau Gen Z, nama Zhafira Aqyla mungkin sudah enggak asing lagi. Zhafira yang semakin dikenal karena collabs dengan Jerome Polin ini, kerap berbagi konten video berbau edukasi di kanal YouTube miliknya. Terutama terkait tips menempuh pendidikan dan kisah pendidikannya di Jepang.
Memang, saat ini Zhafira lagi menggarap penelitiannya di Osaka University, kota Osaka, Jepang. Fokus pembahasannya adalah pendidikan seksual dari perspektif Islam.
Zhafira juga sempat menempuh pendidikan S1 di kampus yang sama, dengan program studi Human Science. Pada program studi tersebut, Zhafira mempelajari banyak topik dan dibolehkan untuk mendalami topik sesuai pilihan setelah semester 3.
Zhafira lantas memilih fokus pada topik Education and Religion yang menjadi awal ketertarikannya menggali lebih lanjut topik penelitiannya.
Disela kesibukannya menjadi research student , Zhafira dan tim lagi mengembangkan proyek @lebihtau.id , sebuah platform di sosial media.
Menurut Zhafira, platform ini bertujuan untuk melakukan social campaign kepada seluruh masyarakat Indonesia terkait pendidikan seksual dari perspektif Islam.
Zhafira cerita kalau platform edukasi pendidikan seksual sebenarnya sudah banyak terbentuk tapi masih sedikit cendekiawan yang membahasnya dari perspektif Islam.
Melalui ilustrasi komik yang dapat dipahami oleh berbagai kalangan, platform ini juga membahas hal yang tabu terkait dengan pendidikan seksual dengan hashtag atau tagar #nowyouknow dan #jaditau
Apa yang dapat kita lakukan sebagai generasi Z? Aktivitas di sosial media dapat berguna, gunakan suara anda, bantu viralkan suatu kasus agar korban dapat mendapat keadilan, ungkap Zhafira.
Karena inovasinya ini, Zhafira akhirnya dipercaya menjadi panelis di acara bergengsi karya anak bangsa, Istanbul Youth Summit (IYS) 2022 di Istanbul, Turki (14/2/2022) lalu.
Istanbul Youth Summit (IYS) sendiri merupakan acara bergengsi Konferensi Tingkat Tinggi yang diselenggarakan anak-anak Indonesia yang tergabung di YayasanYouthBreak the Boundaries (YBB) diIstanbul, Turki sejak tahun 2017.Tahun ini, Istanbul Youth Summit kelima diselenggarakan di Baglarbasi Congress and Culture Center, Uskudar, Istanbul.
Zhafira mengisi acara di hari kedua. Para panelis sesi pertama membahas sub-tema Mental Health , Economy , dan Public Health . Pada sesi selanjutnya membahas sub-tema Education serta Public Policy .
Zhafira Aqyla sebagai salah satu panelis dengan sub-tema education memulai presentasinya dengan membagikan pengalaman yang ia rasakan di awal mula pandemi.
Waktu awal pandemi merasa agak senang karena kita belum pernah merasakan hal ini sebelumnya, bisa menghabiskan waktu banyak di rumah, Ujar Zhafira.
Tapi lama kelamaan capek juga dengan segala ketidakpastian yang terjadi, belum lagi permasalahan dan berbagai tantangan pembelajaran daring, sambungnya.
Menurut pengamatannya, di Jepang setiap siswa mendapat perangkat iPad untuk belajar daring, pemerintah Turki telah menyediakan EBA ( E?itim Bili?im A?? ) sistem. Platform tersebut dirancang untuk membantu pelajar menempuh pendidikannya dengan mudah dan tanpa dipungut biaya. Sementara di Indonesia,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Kebudayaan, Pendidikan, Riset, dan Teknologi telah menyiapkan Mobil Pembelajaran Jarak Jauh Kampus Merdeka. Program ini disiapkan untuk memfasilitasi akses internet di daerah 3T (Teringgal, Terdepan, dan Terluar).
Namun menurut Zhafira, masa pandemi Covid-19 juga bak pedang bermata dua. Saat ini, memaksa banyak kalangan di berbagai daerah untuk melek teknologi. Akses informasi dan konten baik maupun buruk pun mengalir deras dari media digital. Zhafira juga menyayangkan, kasus kekerasan seksual dan pornografi juga meningkat selama pandemi.
Oleh karena itu, untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi digitalisasi yang akan semakin maju ke depannya, Zhafira mengungkapkan betapa pentingnya pendidikan seksual. Hal ini jadi salah satu alasan lahirnya plaftorm digital buatan Zharia, @lebihtau.id .
Zhafira menambahkan, dengan berbagai kelebihan dan keberagaman latar belakang yang dimiliki, seharusnya generasi muda bisa memanfaatkan suara dengan baik.
You gotta a voice, so make it heard, ujar Zhafira lantang.
Kita memiliki kekuatan untuk mengikuti algoritma sosial media, oleh karena itu manfaatkanlah dengan bijak untuk menebarkan kebaikan dan kebermanfaatan bagi sesama. Tutup Zhafira.
Wah, membanggakan banget ya! Mau mengikuti jejak Zhafira? Kamu bisa mempersiapkan diri untuk Istanbul Youth Summit tahun depan!
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Lets join IDZ Creators dengan klik di sini
