Sosialisasi Hasil Riset, AII Gelar Seminar Perdana "Prospek Masa Depan Industri Sawit"

Sosialisasi Hasil Riset, AII Gelar Seminar Perdana "Prospek Masa Depan Industri Sawit"

Ekonomi | tangsel.inews.id | Selasa, 20 Agustus 2024 - 18:30
share

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Asosiasi Inventor Indonesia (AII) menyelenggarakan seminar perdana dengan topik Prospek Industri Hilir Sawit di Masa Depan pada Selasa (20/8/2024). Seminar ini diadakan secara online melalui Zoom Meeting maupun secara offline. Seminar AII ini merupakan bagian dari sosialisasi atas hasil invensi yang telah dievaluasi dan divaluasi dari kegiatan pertama, yang kemudian disajikan dalam seminar dengan target audiens pengusaha dan dunia industri terkait invensi yang ada.

Dalam pidato pembukaan, Ketua Umum AII, Prof. (Risk) Ir. Didiek Hadjar Goenadi, M.Sc, Ph.D, IPU., INV, menyatakan bahwa seminar ini diselenggarakan oleh AII sebagai bagian dari kegiatan promosi teknologi yang telah dievaluasi dan divaluasi dari kegiatan pertama, kemudian disajikan dalam acara seminar. Topik seminar ini disesuaikan dengan teknologi yang dipromosikan, yaitu di bidang hulu (orientasi produktivitas) dan bidang hilir (orientasi pengembangan produk baru), jelas Prof. Didiek kepada wartawan setelah seminar di Jakarta.

Pemateri yang hadir dalam seminar ini tidak hanya berasal dari Tim Ahli Internal AII dan Tim Ahli Eksternal, tetapi juga dari kalangan pengusaha/investor, para inventor, wartawan yang meliput, dan perwakilan pemerintah melalui BPDPKS.

Seminar AII mengenai Teknologi Hasil Riset GTS 2021-2023 ini rencananya akan diadakan sebanyak dua kali. Seminar pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Agustus 2024, di Hotel Aston Simatupang, Jakarta, dengan perkiraan peserta sebanyak 50 orang. Seminar ini akan menampilkan 16 invensi tersebut di atas secara lebih rinci. Diharapkan dengan mengundang perwakilan industri, acara ini dapat mempercepat dan memperluas komersialisasi hasil riset yang didanai oleh BPDPKS.

Pemateri dalam seminar ini antara lain Arfie Thahar, Kepala Divisi Direktorat Penyaluran Dana BPDPKS, yang mewakili Zaid Burhan Ibrahim, Direktur Penyaluran Dana BPDPKS. Dalam paparannya yang berjudul Dukungan Dana Sawit Untuk Program Grant Riset Sawit, Arfie menekankan pentingnya sinergi antara Pemerintah sebagai lembaga pendanaan riset dan regulator produk hasil riset, industri atau perusahaan swasta, serta lembaga penelitian atau perguruan tinggi untuk mendorong hilirisasi sehingga produk hasil riset dapat segera dikomersialisasikan. Diperlukan lembaga yang berfungsi untuk mengkolaborasikan dan mensinergikan hilirisasi serta mempercepat komersialisasi, kata Arfie.

Pemateri selanjutnya adalah Harjanto Hanawi, Ketua Komite Perkebunan APINDO, yang menyampaikan materi berjudul Biodiesel Indonesia. Ia menjelaskan banyak manfaat dari Biodiesel Indonesia, antara lain ketahanan dan kemandirian energi melalui Program Mandatori Biodiesel sejak tahun 2014; Program Mandatori Biodiesel didasari oleh neraca perdagangan yang negatif dan ketergantungan impor BBM; Kebijakan B35 ditargetkan menyerap 13,41 juta kiloliter biodiesel; dan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 35 juta ton CO2. Selain itu, manfaat Biodiesel adalah menaikkan penghasilan pajak pemerintah melalui PPH Badan dan PPN serta produk biofuel lainnya, SAF dan Renewable Gasoline, kata Harjanto Hanawi, yang juga menjabat sebagai Direktur di PT Smart Tbk.

Pada seminar perdana ini juga hadir Sahat M. Sinaga, Chairman of Indonesian Palm Oil Board (IPOB), yang menyampaikan materi berjudul Reposisi Minyak Sawit Indonesia dari Loyang (CPO) menjadi Emas (DPMO) melalui Inovasi Teknologi (Hulu-Hilir) Industri Sawit.

Seminar ini juga diliput oleh berbagai media, baik nasional maupun lokal, yang turut berkontribusi dalam memajukan industri kelapa sawit di Indonesia.

Topik Menarik