Peringatkan Iran, PM Israel Netanyahu: Kami Siap dengan Serangan Apapun

Peringatkan Iran, PM Israel Netanyahu: Kami Siap dengan Serangan Apapun

Berita Utama | okezone | Senin, 5 Agustus 2024 - 06:30
share

JAKARTA - Israel tengah menunggu serangan yang diperkirakan akan dilakukan oleh Iran. Bahkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Minggu 4 Agustus 2024 menyatakan, negaranya siap untuk apa pun dan akan membalas dengan keras jika diserang.

Kami siap menghadapi skenario apa pun baik secara ofensif maupun defensif, kata Netanyahu pada awal pertemuan kabinet mingguan di Kantor Perdana Menteri di Yerusalem, dikutip Times of Israel.

Iran mengancam akan merespons setelah pemimpin kelompok teror Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran pada Rabu, sehari setelah komandan senior Hizbullah Fuad Shukr terbunuh di Beirut.

Israel telah mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Shukr, namun belum secara resmi mengomentari Haniyeh, yang kematiannya disalahkan pada negara Yahudi tersebut oleh Hamas, Iran, dan sekutu mereka. Israel telah berjanji untuk membunuh dalang Hamas di balik serangan dahsyat kelompok teror tersebut pada 7 Oktober, yang memicu perang di Gaza.

Negara Israel berada dalam perang multi-front melawan poros kejahatan Iran, kata Netanyahu.
Kami menyerang setiap lengannya dengan kekuatan besar.

Saya menegaskan kembali dan mengatakan kepada musuh-musuh kami: Kami akan merespons dan kami akan menanggung akibat yang besar atas setiap tindakan agresi terhadap kami, dari pihak mana pun, kata Netanyahu.

Badan keamanan Israel sangat waspada terhadap tanggapan Iran yang menurut laporan dapat diantisipasi dari berbagai bidang. Beberapa jam setelah komentar Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan Israel sangat siap dan siap merespons dengan cepat terhadap serangan apa pun.

Kami sangat siap dalam pertahanan, di darat, dan di udara, dan kami siap bergerak cepat untuk menyerang atau merespons, ujarnya saat berkunjung ke Divisi Teknologi Darat IDF.

Kami akan menuntut balasan dari musuh, seperti yang telah kami lakukan dalam beberapa hari terakhir. Jika ia berani menyerang kita, ia akan membayar mahal."

Selama rapat kabinet, Netanyahu juga menolak pemberitaan media mengenai penanganannya terhadap krisis penyanderaan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza di tengah perang melawan kelompok teror Palestina Hamas. Perang meletus pada tanggal 7 Oktober ketika Hamas memimpin serangan dahsyat terhadap Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 orang di Gaza. Israel merespons dengan serangan untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera, 111 di antaranya masih disandera, 39 di antaranya telah dikonfirmasi oleh IDF telah tewas.

AS telah membantu menengahi pembicaraan mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera, tetapi pada hari Sabtu Channel 12 melaporkan bahwa Presiden AS Joe Biden mengkritik keras Netanyahu atas pembicaraan sandera. Pembicaraan tersebut telah berlangsung selama berbulan-bulan tanpa hasil, dan Biden sebelumnya berpendapat bahwa Netanyahu sengaja menundanya karena alasan politik internal.

Sementara itu, The New York Times melaporkan bahwa Biden telah mengatakan selama panggilan telepon tersebut bahwa pembunuhan Haniyeh di Iran pada hari Rabu dilakukan pada waktu yang tidak tepat, terjadi tepat pada apa yang diharapkan Amerika akan menjadi akhir dari perundingan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

Pejabat keamanan yang tidak disebutkan namanya juga mengklaim bahwa kepala keamanan Israel telah secara langsung menantang Netanyahu mengenai cara menangani kemungkinan kesepakatan, bahkan menuduhnya sengaja menyabotase kemungkinan perjanjian gencatan senjata penyanderaan. Dalam sambutannya pada Minggu, Netanyahu membantah klaim tersebut dan mengecam kebocoran tersebut.

Saya siap bertindak sejauh mungkin untuk membebaskan semua sandera kami sambil menjaga keamanan Israel, kata Netanyahu kepada para menteri pada pertemuan kabinet.

Komitmen kami sangat kontras dengan kebocoran dan pengarahan palsu mengenai masalah sandera kami."

Pengarahan ini merugikan perundingan dan, saya sangat menyesal, mereka juga menyesatkan keluarga tercinta para sandera. Mereka menciptakan kesan yang salah bahwa Hamas telah menyetujui kesepakatan tersebut, sementara pemerintah Israel menentangnya.

Yang terjadi justru sebaliknya, katanya.
Sebenarnya, sampai saat ini Hamas belum menyetujui persyaratan paling mendasar dari garis besar tersebut.

Sehari setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, Hizbullah yang didukung Iran mulai menyerang di sepanjang perbatasan utara Israel dengan mengatakan bahwa mereka bertindak untuk mendukung Gaza. Di tengah serangan yang hampir terjadi setiap hari oleh Hizbullah, IDF membalas di tengah kekhawatiran bahwa konflik dapat meluas ke konflik lain.

Pembunuhan Haniyeh dan Shukr serta sumpah balas dendam oleh Iran, Hizbullah, dan Hamas telah meningkatkan kekhawatiran tersebut.

Iran telah melancarkan serangan langsung terhadap Israel pada bulan April menyusul pembunuhan dua jenderal senior Iran dalam serangan di Damaskus yang menurut Teheran dilakukan oleh Israel. Serangan Iran digagalkan oleh pertahanan udara Israel yang bekerja sama dengan pasukan regional yang dikoordinasikan AS. AS dilaporkan mencoba membangun kembali aliansi untuk menangkis serangan Iran yang diperkirakan terjadi.

Topik Menarik