Desain Perhiasan Karya Pengrajin Lokal di Bali Mendunia, Pernah Dipakai Beyonce hingga Rihanna!

Desain Perhiasan Karya Pengrajin Lokal di Bali Mendunia, Pernah Dipakai Beyonce hingga Rihanna!

Travel | inews | Kamis, 26 September 2024 - 17:36
share

JAKARTA, iNews.id - Pesona keindahan alam yang ada di Bali memang dikenal hingga mancanegara. Selain memiliki budaya menakjubkan, Bali juga dikenal dengan karya seni yang menonjolkan warisan budaya.

Karya seni tersebut juga terlihat di berbagai aksesori perhiasan, seperti John Hardy. Tak banyak yang tahu jika John Hardy menciptakan perhiasan unik yang dibuat oleh pengrajin lokal di Bali. Bahkan, dibuat dengan cara dianyam.

Perhiasan ini sudah cukup mendunia. Bahkan, telah banyak dipakai oleh sejumlah artis hingga penyanyi ternama dunia. Sebut saja Beyonce, Julianne Moore, Dua Lipa, Tyla, hingga Rihanna!

Perhiasan ini bahkan sudah dipasarkan di beberapa departement store mewah terkemuka di dunia. Mulai dari Neiman Marcus, Saks Fifth Avenue, Bloomingdales, Nordstorm di Amerika, Harrods di Inggris, Lane Crawford di China dan Hongkong hingga Isetan di Jepang. 

Namun, tahukah Anda, jika pusat pembuatan alias ‘pabrik’ dari merek perhiasan ternama dunia ini ternyata dibuat di Bali? Ya, produk ini bahkan lahir sejak 1975 dari komunitas artisan. Label perhiasan ini dibuat oleh pria asal Kanada bernama John Hardy. Namun, dia hingga saat ini telah sukses memberdayakan hingga 600 pengrajin lokal yang berada di lokasi workshop mereka di kawasan Desa Mambal, Badung. Tak hanya di Bali, kini mereka juga memiliki lokasi workshop di Bangkok yang melibatkan 500 perajin untuk mengerjakan perhiasan berbahan batu permata.

Sri Utami selaku PR John Hardy menjelaskan, daya tarik dari perhiasan ini tak hanya terletak dari proses pembuatannya yang handmade, namun juga penggunaan material berupa perak reklamasi. Dia mengklaim seluruh perak yang digunakan yakni seratus persen hasil daur ulang, meski tersedia pula perhiasan berbahan emas dan rodium sebagai alternatif. 

"Selain bisa berkunjung ke official store, pelanggan juga bisa melihat proses pembuatan produk kami secara langsung di tempat workshop yang ada di Desa Mambal Bali,” ujar Sri Utami, belum lama ini di Jakarta.

"Jadi mereka bisa melihat bagaimana satu produk kami itu dibuat dengan teliti, dan bagaimana para pengrajin menganyam bahan perak secara langsung menjadi produk perhiasan," katanya.

Dia menambahkan, pada musim gugur ini, John Hardy menghadirkan tambahan baru pada koleksi inti jenamanya, di antaranya Spear, Naga, dan Love Knot. Koleksi tersebut menggunakan bahan perak sterling, emas 14k, dan logam campuran. Koleksi Musim Gugur 2024 ini dirancang untuk memperkaya dan meningkatkan gaya dengan detail Dark Silver yang baru, batu safir biru, dan safir hitam untuk detailnya.

Tetap setia pada warisan Bali yang merupakan ciri khas John Hardy, koleksi Musim Gugur 2024 adalah langkah berikutnya dalam evolusi merek di bawah arahan Creative Chairman Reed Krakoff. Tentunya, menggabungkan tradisi dengan desain modern, mewah, dan elegan.

Perhiasan ini telah direvitalisasi dengan arah desain baru dan pendekatan modern yang terinspirasi dari pesona Bali, sambil tetap menjaga keaslian DNA merek tersebut. "Untuk musim gugur 2024, kami telah mengembangkan banyak koleksi dan memperkenalkan berbagai desain berlian dan emas yang menjadi favorit saya sejauh ini,” ujar Reed Krakoff.

Bersiap merayakan ulang tahun ke-50 pada tahun 2025, Krakoff telah mempersiapkan John Hardy dengan beberapa koleksi baru termasuk Spear, Surf, Pebble, Colorblock, dan Koleksi Pria John Hardy, serta memperbarui koleksi klasik seperti Naga dan Love Knot. Setiap kategori ikonik dikembangkan dan diimajinasikan ulang untuk musim ini. 

Topik Menarik