Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap, Ini Orang Pertama yang Rayakan Kelahiran Rasulullah

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap, Ini Orang Pertama yang Rayakan Kelahiran Rasulullah

Travel | BuddyKu | Jum'at, 15 September 2023 - 21:09
share

JAKARTA, iNews.id - Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW lengkap tak terlepas dari kisah seorang raja yang merayakan hari kelahiran Rasulullah pertama kali pada awal abad ke-7 Hijriah.

Hal itu sekaligus menjadi bukti bahwa Maulid Nabi telah diperingati oleh umat muslim sejak berabad-abad silam.Maulid Nabi kerap dirayakan karena merupakan hari penting, di mana Rasulullah SAW dilahirkan.

Tercatat pada 12 Rabiul Awwal pada tahun Gajah atau bertepatan dengan 23 April 571 Masehi, seorang utusan Allah, yang diberi nama Muhammad hadir ke muka bumi ini.

Jelang kelahiran Rasulullah, keadaan di Mekkah dikisahkan begitu damai, api sesembahan kaum Majusi di Persia padam, berhala di pelataran Kabah retak, hingga langit terlihat sangat cerah.

Kondisi tak biasa tersebut seolah mengisyaratkan bahwa seluruh makhluk maupun langit dan bumi begitu berbahagia menyambut kehadiran Nabi Muhammad.

Lantas, bagaimana awal mula hari bersejarah itu selalu dirayakan setiap tahunnya oleh umat muslim? Simak ulasannya berikut ini.

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap

Dilansir dari situs NU Online, Jumat (15/9/2023), sosok yang pertama kali menggelar acara Maulid Nabi dengan meriah adalah Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin dari Irbil (sekarang Baghdad).

Pada saat itu, sang raja rela menggelontorkan biaya hingga 3.000 dinar demi kesuksesan acara tersebut.

Peringatan Maulid Nabi pada masa Raja Al-Mudhaffar didominasi dengan pembacaan syiir dan karya sastra yang menceritakan mengenai kisah kelahiran Rasulullah. Salah satu karya sastra paling terkenal adalah karya Syeikh Al-Barzanji.

Kisah tersebut tertulis dalam kitab Darul Fikr karya Imam Jalaluddin Abdurahman as-Suyuthi, yang berbunyi:



Artinya: Orang yang pertama kali mengadakan seremonial itu (maulid nabi) adalah penguasa Irbil, yaitu Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin, salah seorang raja yang mulia, agung, dan dermawan. Dia juga memiliki rekam jejak yang bagus. Dan, dia lah yang meneruskan pembangunan Masjid al-Mudhaffar di kaki gunung Qasiyun.

Dari sanalah, peringatan Maulid Nabi dengan pembacaan syiir dan karya sastra banyak dilakukan di negara-negara mayoritas muslim.

Tradisi ini akhirnya masuk ke Indonesia dengan dibawa oleh Wali Songo dan terus diamalkan di banyak pondok pesantren.

Namun sebelum itu, terdapat sosok yang bernama Khaizuran (170 H/786 M), ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid yang juga mempelopori adanya perayaan Maulid Nabi.

Sebagai ibu dari dua khalifah di masa Dinasti Abbasiyyah, ia memiliki pengaruh yang cukup kuat hingga mampu memerintahkan penduduk di Madinah maupun Mekkah untuk menggelar peringatan Maulid Nabi di masjid maupun di rumah.

Perayaan tersebut akhirnya terus dilakukan oleh sebagian umat muslim sampai saat ini, termasuk muslim di Indonesia.

Sementara itu, dasar yang dijadikan kebolehan memperingati Maulid Nabi adalah sebuah hadits yang menjelaskan tentang kebiasaan Rasulullah SAW berpuasa Senin atau di hari, di mana ia dilahirkan dan diberi wahyu pertama kali.

: : .


Artinya: Dari Abi Qotadah al-Anshori RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari senin. Rasulullah SAW menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku. (HR. Muslim).

Selain itu, Maulid Nabi yang biasanya diisi dengan pembacaan shalawat juga diperbolehkan lantaran tidak adanya dalil yang melarang kegiatan memuji Rasulullah. Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad justru menyukai hal tersebut.

Dikisahkan terdapat salah satu sahabat bernama Kaab bin Juhair bin Abi Salma yang memuji-muji Nabi Muhammad sebagai orang hebat dan orang mulia dalam bentuk syair yang sangat panjang.

Mendengar pujian itu, Rasulullah SAW tidak marah dan justru memberikan Kaab sebuah hadiah berupa selimut bermotif garis-garis yang biasa disebut Burdah.

Demikianlah sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga bermanfaat.

Topik Menarik