Ajak BEI, Kemenparekraf Dorong Pelaku Parekraf Melantai di Pasar Modal
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Kemenparekraf ) mendorong pelaku Parekraf melakukan IPO alias melantai di Pasar Modal Indonesia. Kemenparekraf menggandeng Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memberikan pendampingan para pelaku parekraf.
BEI dan Kemenparekraf enggelar Demo Day KreatIPO, yang menjadi rangkaian akhir dari program KreatIPO. Kegiatan ini menjadi panggung bagi delapan perusahaan binaan Kemenparekraf dan IDX Incubator untuk menampilkan potensi mereka di hadapan para stakeholder pasar modal, termasuk penjamin emisi efek (underwriter) serta lembaga dan profesi pendukung pasar modal lainnya seperti Kantor Akuntan Publik dan Konsultan Hukum.
"Delapan perusahaan ini telah menjadi binaan bersama kemenparekraf dan idx incubator sehingga dianggap layak untuk mempresentasikan diri di hadapan tim penilai yang terdiri dari 13 underwriter, 10 konsultan hukum, dan 2 kantor akuntan publik," ujar Ketua Pokja Dana Masyarakat Kemenparekraf Megawati Panjaitan, Rabu (4/9/2024).
Adapun kedelapan perusahaan tersebut adalah PT Pemindo Mitra Sinergi, PT Bintang Raya Juarsa Indonesia, PT Bumi Kadaka, PT Solusi Kampus Indonesia, PT Kartini Bangun Bangsa, PT Agrinesia Raya, PT Vilo Kreasi Rasa, dan PT Respiro Indonesia.
Advisor to Listing Directorate IDX Saptono Adi Junarso menyampaikan, meningkatnya kesadaran pentingnya berinvestasi dan didukung oleh perkembangan teknologi digital, jumlah investor pasar modal Indonesia terus mengalami peningkatan. Per 26 Juli 2024, jumlah total investor pasar modal telah mencapai 13,2 juta, menandakan peningkatan sebesar 5,3x sejak tahun 2019. Jumlah investor saham pada khususnya telah meningkat 5,2x sejak tahun 2019.
BEI siap memberikan pendampingan bagi pelaku parekraf yang ingin memanfaatkan pendanaan pasar modal dari perusahaan terbuka melalui IPO. Selain itu, BEI memiliki pertumbuhan jumlah perusahaan yang baru tercatat tertinggi dibandingkan dengan bursa besar lainnya di ASEAN.
Walau aktivitas IPO secara global sedang mengalami pelambatan/penurunan, pasar modal Indonesia masih menjadi salah satu pasar modal yang paling menarik di ranah global, ungkap Sapto.