Pembicaraan Gencatan Senjata di Gaza Berlanjut di Mesir Minggu Besok, Kesempatan Terakhir?

Pembicaraan Gencatan Senjata di Gaza Berlanjut di Mesir Minggu Besok, Kesempatan Terakhir?

Terkini | inews | Sabtu, 24 Agustus 2024 - 08:40
share

WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan pembicaraan telepon dengan mitranya dari Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, serta Mesir Abdel Fattah Al Sisi pada Jumat kemarin. Mereka membahas negosiasi lanjutan untuk mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Gedung Putih belum merilis hasil percakapan telepon terpisah tersebut. Namun pada Jumat kemarin, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan, pembicaraan yang telah berlangsung di Kairo, Mesir, pada Kamis dan Jumat berjalan konstruktif.

Pertemuan, lanjut Kirby, akan dilanjutkan pada Minggu (25/8/2024). AS selaku mediator gencatan senjata akan diwakili Direktur CIA William Burns serta penasihat Timur Tengah Gedung Putih Brett McGurk.

Sementara itu media Mesir melaporkan, Presiden Sisi dan Biden sepakat perlu lebih banyak fleksibilitas dari Israel dan Hamas guna menyelesaikan pembicaraan ini serta mewujudkan gencatan senjata, pertukaran sandera dan tahanan, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza secepat mungkin.

Istana Kepresidenan Mesir menyatakan, pembicaraan telepon Biden dengan Sisi dilakukan dalam kerangka upaya mediasi intensif.

"Mencapai kesepakatan gencatan senjata segera merupakan hal sangat penting pada saat kritis ini," bunyi pernyataan istana kepresidenan.

Sementara itu Emiri Diwan Qatar menyatakan, Biden membahas upaya mediasi bersama untuk menghentikan perang di Gaza dengan dengan Al Thani.

Putaran terakhir negosiasi berlangsung pada 16 Agustus di Doha. Saat itu AS menyampaikan proposal 'Penghubung Akhir" untuk Israel dan Hamas. Proposal tersebut diklaim konsisten dengan prinsip-prinsip yang didukung oleh Biden pada 31 Mei. Namun rincian proposal tersebut masih dirahasiakan.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken pekan lalu mengingatkan Presiden Israel Isaac Herzog bahwa pembicaraan gencatan senjata dengan Hamas kali ini mungkin kesempatan terakhir. 

Jika pembicaraan berikutnya tak tercapai kesepakatan, kata Blinken, semua sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza mungkin tak akan pernah pulang dan perang akan terus berlanjut.

"Ini adalah kunjungan saya kesembilan sejak 7 Oktober, ke Israel, ke Timur Tengah. Dan ini adalah momen yang menentukan, mungkin, yang terbaik, mungkin kesempatan terakhir untuk membawa pulang para sandera, untuk mencapai gencatan senjata," kata Blinken, saat itu.

Blinken juga mendesak pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi untuk berhenti mencari alasan guna mangkir dari pembicaraan. Pernyataan itu tampaknya merujuk kepada Hamas.

Perwakilan AS, Qatar, Mesir, dan Israel hadir di Doha untuk ikut serta dalam pembicaraan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza. Namun Hamas menolak hadir dengan alasan, tak ada kepastian mengenai ketentuan-ketentuan yang dibahas. 

Hamas menginginkan komitmen Israel untuk memenuhi proposal berdasarkan pembicaraan gencatan senjata pada Juli lalu, sesuai dengan usulan Presiden AS Joe Biden. Pada Mei lalu Biden mengusulkan gencatan senjata tiga tahap, mencakup penghentian perang selama 6 pekan, pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, pemulangan pengungsi di Gaza, penarikan pasukan Israel, pembicaraan peluang gencatan senjata permanen, hingga reskonstruksi.

Namun PM Israel Netanyahu menolak proposal itu karena militernya tak akan ditarik dari Gaza sampai Hamas dilenyapkan.

Topik Menarik