Media Zionis Tegaskan Israel Gagalkan Gencatan Senjata Gaza, Bukan Hamas

Media Zionis Tegaskan Israel Gagalkan Gencatan Senjata Gaza, Bukan Hamas

Global | sindonews | Jum'at, 21 Maret 2025 - 13:01
share

Surat kabar Israel Haaretz menuduh pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menggagalkan perjanjian gencatan senjata Gaza, bukan Hamas.

“Israel, bukan Hamas, adalah pihak yang mencegah penerapan kesepakatan dan pemulangan para sandera,” ungkap Haaretz dalam tajuk rencana.

Tentara pendudukan Israel sekali lagi mulai menggempur Jalur Gaza dengan serangan udara sejak Selasa, menewaskan lebih dari 400 warga Palestina, melukai ratusan orang, dan menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang berlaku pada bulan Januari.

Pemerintah mengklaim serangan itu diperbarui karena penolakan Hamas yang "berulang kali" terhadap semua proposal untuk memperpanjang gencatan senjata dan membebaskan tawanan Israel.

"Tetapi harus dikatakan, dengan lantang dan jelas, bahwa ini adalah kebohongan. Israel, bukan Hamas, yang melanggar perjanjian itu," ungkap komentar Haaretz.

Haaretz menegaskan, “Pada hari ke-16, para pihak seharusnya mulai membahas tahap kedua, yang seharusnya diakhiri dengan pembebasan semua sandera yang tersisa. Israel menolak.”

Haaretz mengatakan Israel juga mengingkari janjinya untuk menarik diri dari Koridor Philadelphia di perbatasan antara Gaza dan Mesir antara hari ke-42 dan ke-50 gencatan senjata.

“Selain itu, Israel mengumumkan mereka menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menutup penyeberangan perbatasan. Keputusan ini, seperti keputusan menteri energi untuk menghentikan pasokan listrik terbatas yang disediakan Israel ke Gaza, secara eksplisit melanggar komitmen Israel dalam perjanjian bahwa bantuan akan terus masuk selama pembicaraan pada tahap kedua sedang berlangsung,” papar media Zionis itu.

Tahap pertama kesepakatan berakhir pada awal Maret, tetapi Netanyahu menolak memasuki negosiasi untuk tahap kedua kesepakatan tersebut.

Sebaliknya, dia ingin memperpanjang tahap pertama kesepakatan tersebut.

Hamas menolak melanjutkan dengan syarat-syarat ini, dan bersikeras agar Israel mematuhi ketentuan gencatan senjata dan segera memulai negosiasi untuk tahap kedua, yang mencakup penarikan penuh Israel dari Gaza dan penghentian total perang.

Haaretz juga mengkritik klaim Netanyahu tentang penolakan Hamas terhadap semua usulan Utusan AS Steve Witkoff untuk memperpanjang gencatan senjata.

“Semua usulan yang diterima Hamas dari Witkoff berasal dari penolakan Israel untuk menegakkan bagiannya dari kesepakatan tersebut. Akibatnya, upaya menggambarkan penolakan Hamas terhadap usulan Witkoff sebagai alasan untuk melanjutkan pertempuran tidak lain hanyalah manipulasi yang tidak jujur,” tegas media Israel itu.

Media Zionis itu juga mengecam sebagai “kebohongan lain” klaim Netanyahu bahwa serangan baru terhadap Gaza dimaksudkan untuk membebaskan para tawanan, yang hidup dan yang meninggal.

“Itu kebohongan lain. Tekanan militer membahayakan para sandera, dan tentu saja juga nyawa tentara Israel dan penduduk Gaza, sementara juga menghancurkan apa yang tersisa dari wilayah tersebut,” ungkap laporan itu.

Hampir 50.000 warga Palestina terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 112.000 lainnya terluka dalam kampanye militer brutal Israel di Gaza sejak Oktober 2023.

Topik Menarik