Sosialisasi Program di Jaktim, Suswono: RIDO Akan Traktir Bakwan, Kue Putu, Petis, hingga Asinan
Calon Wakil Gubernur Jakarta Nomor Urut 1, Suswono mengatakan, dirinya bersama Calon Gubernur Ridwan Kamil (RIDO) mengusung program dengan nama makanan khas daerah. Nama program itu terbilang unik, seperti Bakwan, Kue Putu, Petis, hingga Asinan.
Hal itu diungkapkan Suswono saat sosialisasi program Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) di kawasan Ceger, Jakarta Timur, Senin (21/20/2024).
"Nah nanti program-programnya RIDO itu pakai nama-nama makanan. Jadi nanti RIDO akan traktir. Traktiran pertama Bakwan, Bangun Kota Rawat Lingkungan hehehe," kata Suswono kepada warga.
Ia mengatakan, sebagian daerah di Jakarta telah padat penduduk. Untuk itu, ia bertekad akan menata kembali sejumlah daerah di Jakarta.
"Jadi kota akan dibangun kembali. Jakarta nanti akan tidak lagi jadi ibu kota. Tetapi percaya bahwa Jakarta tetap akan berkembang terus sebagai kota bisnis, kota global. Jadi insya Allah nanti akan banyak investasi dan peluang kerja, dan tentu lingkungannya kita jaga," tuturnya.
Traktiran kedua, kata Suswono, ada Kue Putu yang memiliki kepanjangan 'Kemana Pun Irit dan Hemat Waktu'. Dalam program ini, kata dia, RIDO akan menata transportasi umum di Jakarta.
"Kemudian untuk mereka-mereka yang ingin bekerja yang masih pengangguran ada Laksa. Apa itu? Laksa itu singkatan dari Pelatihan Siap Kerja," ucapnya.
Baca juga: Barisan Pemuda Nusantara Ajak Warga Dukung RIDO
Dalam program ini, Suswono mengatakan, RIDO ingin menyiapkan SDM bertalenta untuk menyambut Jakarta yang ingin menjadi kota global. Bahkan, RIDO telah siapkan pelatihan khusus bagi kaum ibu-ibu yang ingin berusaha.
"Juga ini yang sudah ada sekarang ini Petis, Pendidikan Gratis. Nanti tidak hanya negeri, swasta pun gratis. Jadi anak-anak sekolah yang di swasta juga nanti gratis," ucap Suswono.
"Nah kemudian Asinan, Asinan ini Agenda Solusi Hujan Aman. Karena Jakarta masih juga persoalan banjir, maka nanti kita akan atasi mulai dari selatan, kita bangun bendungan-bendungan supaya air nggak nggelontor langsung ke Jakarta," terang Suswono.
"Di tengah kota kita bangun sumur-sumur resapan. Di Utara kita bangun dinding besar supaya air laut tidak masuk ke daratan," katanya.
