Perempuan Disabilitas dari Keluarga Prasejahtera Dilatih Membatik
BEKASI – Program Vokasional Batik Disabilitas, diikuti sebanyak 30 penyandang disabilitas dari keluarga prasejahtera yang merupakan anggota Yayasan Kreasi Tuli Indonesia. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 16 Oktober hingga 18 Oktober 2024.
Program tersebut bertujuan untuk memberdayakan para perempuan disabilitas melalui peningkatan keterampilan, sehingga mereka dapat menjadi wirausaha mandiri yang mampu bersaing di industri kreatif, khususnya di bidang batik. Serta mendorong kemandirian ekonomi kelompok disabilitas.
Pelatihan membatik tersebut diadakan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Jaminan Kredit Indonesia (JAMKRINDO). Sekretaris Perusahaan PNM L. Dodot Patria Ary mengajak seluruh pihak untuk berkontribusi mendorong kemandirian ekonomi kelompok disabilitas.
Menurutnya, ada potensi yang bisa terus diasah agar kedepannya bukan hanya aspek ekonomi yang terbangun tapi juga keterlibatan sosial yang lebih luas.
“Kami akan terus menggerakkan program-program yang berdampak terhadap komunitas disabilitas agar dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka untuk bisa aktif berperan di lingkungan tempat tinggalnya. Juga menjadi bagian dari pengambilan keputusan, sehingga kesetaraaan itu benar-benar terjadi,” ujar Dodot dalam keterangannya seperti dikutip, Senin (21/10/2024).
Ia juga berharap manfaat dari program-program pemberdayaan yang dilakukan oleh PNM melalui pemberian modal finansial, intelektual dan sosial dapat dirasakan langsung secara personal oleh penerima manfaat dan menjadi bukti dari implementasi ESG di lingkungan PNM.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Perusahaan Jamkrindo mengungkapkan Kepedulian Jamkrindo terhadap disabilitas merupakan program berkelanjutan yang sejak lama telah dilakukan. “Program pemberdayaan disabilitas yang dilakukan Jamkrindo merupakan wujud komitmen perusahaan dalam menciptakan inklusivitas ekonomi,” ujarnya.
Melalui program tersebut, pihaknya ingin memberdayakan semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik. "Melalui pelatihan ini, kami berharap dapat memberikan keterampilan yang tidak hanya berdampak positif pada pengembangan diri mereka, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang lebih luas bagi para penyandang disabilitas agar lebih mandiri dan produktif," ujar Aribowo.