Arema FC Santuni 135 Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan dari Hadiah Piala Presiden 2024

Arema FC Santuni 135 Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan dari Hadiah Piala Presiden 2024

Olahraga | inews | Jum'at, 23 Agustus 2024 - 09:00
share

MALANG, iNews.id Arema FC dan Presidium Aremania tuntas menyantuni 135 keluarga korban meninggal pada Tragedi Kanjuruhan. Santunan senilai total Rp2,5 miliar itu diberikan dari hadiah Piala Presiden 2024.

Tim berjuluk Singo Edan itu menyalurkan 13,5 persen dari total hadiah senilai Rp 5,25 miliar usai dipotong pajak. Penyisihan hadiah juara ke para keluarga korban tragedi Kanjuruhan sebagai bentuk kepedulian manajemen Arema FC ke korban.

General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, mengakui santunan uang yang diberikan itu tidak ada apa-apanya, dan tidak bisa mengganti nyawa yang telah hilang. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga korban yang telah memberikan doa dan dukungan kepada Arema FC.

"Kami sangat berterima kasih atas kesabaran dan pengertian dari keluarga korban. Kami menyadari bahwa tidak ada yang bisa mengganti nyawa yang telah hilang, namun kami berharap santunan ini dapat sedikit meringankan beban keluarga," ujar Yusrinal, melalui keterangannya, Kamis malam (22/8/2024).

Inal sapaan akrabnya, juga mengajak seluruh pihak untuk menjadikan momen ini sebagai momentum untuk memperbaiki sepak bola Indonesia. Baginya peristiwa itu merupakan pelajaran berharga tidak hanya bagi manajemen Singo Edan, tapi juga bagi suporter dan insan persepakbolaan Indonesia.

"Tragedi Kanjuruhan menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Mari kita bersama-sama menjaga keselamatan dan keamanan dalam setiap pertandingan sepak bola," kata dia.

Selain itu, dia menyebut, proses penyaluran santunan tidak hanya sekedar memberikan bantuan materi, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi antara manajemen Arema FC, Presidium Aremania, dan keluarga korban.

"Kami ingin membangun hubungan yang harmonis layaknya sebuah keluarga besar Kami berharap silaturahmi ini dapat terus terjalin," tuturnya.

Dia mengatakan, Tragedi Kanjuruhan menjadi duka mendalam bagi seluruh pecinta sepak bola Indonesia. Namun, dari peristiwa tersebut, dia berharap muncul semangat bangkit untuk memperbaiki sepak bola Indonesia.

"Mari kita jadikan tragedi ini sebagai momentum untuk membangun sepak bola Indonesia yang lebih baik, lebih aman, dan lebih bermartabat," ujarnya.

Tragedi Kanjuruhan Malang merupakan tragedi persepakbolaan terburuk dalam sejarah Indonesia. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu malam (1/10/2022) itu menewaskan 135 orang, dan melukai ribuan orang suporter dan polisi yang bertugas.

Tragedi itu terjadi usai kekalahan 2-3 Arema FC di kandangnya sendiri saat menjamu Persebaya Surabaya. Usai pertandingan oknum suporter yang tak terima kekalahan itu masuk merangsek ke dalam lapangan stadion.

Setelah hanya beberapa suporter yang masuk, ternyata ada serbuan suporter lainnya sehingga membuat situasi tak kondusif. Kepolisian yang mencoba mengendalikan situasi kalah jumlah, sehingga terpaksa menembakkan gas air mata.

Ironisnya, tembakkan gas air mata tak diarahkan ke dalam lapangan, melainkan di tribune penonton, termasuk tribun VIP dan tribun media. Alhasil banyak penonton yang panik terutama di tribune selatan dekat pintu 13. Penonton yang panik berusaha keluar stadion, sehingga menimbulkan situasi mencekam.

Pemandangan pilu terjadi, satu persatu hingga ratusan nyawa melayang karena terinjak-injak akibat kepanikan. Tak sedikit yang mengalami luka parah, bahkan nyaris terenggut nyawanya.

Topik Menarik