Jadwal dan Link Live Streaming Vision+ Timnas Indonesia vs Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Klik di Sini!
ANKARA - Puluhan ribu pengunjuk rasa turun melakukan demonstrasi besar-besaran di seluruh Turki setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan secara resmi ditangkap dan didakwa melakukan korupsi.
Ekrem Imamoglu, wali kota Istanbul, dijadwalkan akan dipilih sebagai calon presiden Partai Rakyat Republik (CHP) 2028 dalam pemungutan suara pada Minggu, (23/3/2025).
Menanggapi penangkapannya, Minggu malam terjadi peningkatan kerusuhan terburuk yang pernah terjadi di negara itu dalam lebih dari satu dekade - dengan pengunjuk rasa ditembaki dengan gas air mata dan peluru karet.
Imamoglu mengatakan tuduhan terhadapnya bermotif politik. Dalam postingan di X sebelum ditahan, Imamoglu menegaskan bahwa dia “tidak akan pernah tunduk”.
"Saya tidak akan pernah tunduk," tulisnya di X sebelum ia ditahan.
Demonstrasi di Seluruh Turki
Erdogan mengecam demonstrasi tersebut dan menuduh CHP berusaha "mengganggu perdamaian dan memecah belah rakyat kami".
Massa berkumpul di dekat balai kota Istanbul pada Minggu sore untuk malam kelima, dan terlihat melambaikan bendera Turki dan meneriakkan yel-yel di depan barisan polisi antihuru-hara.
Istri Imamoglu, Dilek Kaya Imamoglu, berbicara kepada massa besar di luar balai kota, mengatakan kepada para demonstran bahwa "ketidakadilan" yang dihadapi suaminya telah "menggetarkan hati nurani setiap orang".
Petugas terlihat menembakkan meriam air ke sejumlah pengunjuk rasa dan menggunakan semprotan merica.
Demonstrasi sebagai tanggapan atas penangkapan Imamoglu ini adalah yang terbesar yang pernah terjadi di negara itu sejak protes Gezi tahun 2013, yang dimulai di Istanbul atas pembongkaran taman lokal.
Secara keseluruhan, unjuk rasa berlangsung di setidaknya 55 dari 81 provinsi di Turki, atau lebih dari dua pertiga wilayah negara itu, menurut penghitungan kantor berita Prancis AFP.
Tuduhan Suap Hingga Organisasi Kriminal
Imamoglu adalah satu dari lebih dari 100 orang, termasuk politisi, jurnalis, dan pengusaha lainnya, yang ditahan sebagai bagian dari penyelidikan pada Rabu, (19/3/2025).
Ia secara resmi ditangkap pada Minggu dan didakwa dengan tuduhan "mendirikan dan mengelola organisasi kriminal, menerima suap, pemerasan, merekam data pribadi secara tidak sah, dan mengatur tender".
Ia ditahan sambil menunggu persidangan dan dilaporkan telah dibawa ke penjara di Silivri.
Imamoglu juga telah diskors dari jabatannya sebagai wali kota, kata kementerian dalam negeri Turki dalam sebuah pernyataan, yang dilansir BBC.
Dalam unggahan di media sosial, Imamoglu mengkritik penangkapannya sebagai "noda hitam pada demokrasi kita", dan mengatakan prosedur peradilan tidak diikuti.
Ia mendesak orang-orang di seluruh negeri untuk bergabung dalam protes dan mengambil bagian dalam pemungutan suara Minggu.
Imamoglu adalah satu-satunya orang yang mencalonkan diri dalam pemilihan calon presiden CHP.
Penangkapan tersebut tidak menghalangi pencalonan dan pemilihan Imamoglu sebagai presiden, tetapi jika ia terbukti bersalah atas salah satu tuduhan terhadapnya, ia tidak akan dapat mencalonkan diri.
Partai CHP Imamoglu mengatakan hampir 15 juta orang memberikan suara pada Minggu.
CHP mengatakan sekira 1,6 juta suara berasal dari anggotanya, sementara sisanya diberikan oleh non-anggota di kotak suara terpisah bagi mereka yang ingin menunjukkan solidaritas dengan Imamoglu.
Politisi yang dipenjara itu dipandang sebagai salah satu pesaing paling tangguh Erdogan, yang telah menjabat di Turki selama 22 tahun sebagai perdana menteri dan presiden.
Namun, karena batasan masa jabatan, Erdogan tidak dapat mencalonkan diri lagi pada 2028 kecuali ia mengubah konstitusi.
Ribuan orang turun ke jalan di seluruh Turki dalam demonstrasi yang sebagian besar berlangsung damai sejak penahanan Imamoglu pada Rabu.
Menurut otoritas Turki, lebih dari 700 orang telah ditangkap sejak protes dimulai.