BKI Jadi Holding Operasional Danantara, Saham-Saham Seri B Dialihkan
JAKARTA - Pemerintah menunjuk PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI sebagai Holding Operasional, perusahaan induk yang dibentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
1. BKI Jadi Holding
Penunjukan BKI selaku Holding Operasional ini ditandai dengan pengalihan alias Inbreng saham Seri B Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada BKI. Dasar hukum dari proses ini adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2025 per 21 Maret tahun ini.
Berdasarkan Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipublikasi pada Senin (24/3/2025), BUMN yang sahamnya di-inbreng-kan ke BKI diantaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).
Lalu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR).
2. Pengalihan Saham
Jasa Marga misalnya, mengalihkan 5,08 miliar saham Seri B atau 70 persen dari seluruh sahamnya kepada BKI untuk pendirian Holding Operasional Danantara.
“Pengalihan kepemilikan 5.080.509.839 saham Seri B atau sebesar 70,00 persen dari seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh perseroan melalui proses inbreng yang dilaksanakan Negara Republik Indonesia kepada PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero),” tulis manajemen Jasa Marga melalui Keterbukaan Informasi BEI.
“Hal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah PP No. 15 Tahun 2025 tanggal 21 Maret 2025 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Biro Klasifikasi Indonesia untuk Pendirian Holding Operasional,” lanjut JSMR.
Total modal dasar Jasa Marga tercatat Rp9,52 triliun, terdiri dari 19,04 miliar saham. Dari jumlah itu, saham Seri B yang dialihkan ke BKI sebanyak 5,08 miliar saham memiliki nilai nominal Rp2,54 triliun.
Dengan perubahan tersebut, saham dalam portepel dari emiten operator jalan tol BUMN ini masih sebanyak 11,78 miliar saham atau senilai Rp5,89 triliun.