OMC Jabodetabek Berakhir, Cuaca Ekstrem Terbukti Berkurang

OMC Jabodetabek Berakhir, Cuaca Ekstrem Terbukti Berkurang

Nasional | okezone | Sabtu, 22 Maret 2025 - 03:15
share

JAKARTA - Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang diselenggarakan secara bersama oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui BPBD Provinsi Jawa Barat telah berakhir pada Kamis (20/3).

Operasi ini juga bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan TNI Angkatan Udara.

“Operasi modifikasi cuaca gabungan ini merupakan upaya pemerintah pusat dan daerah dalam mengurangi risiko bencana banjir susulan pascabanjir besar yang melanda wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) pada Senin (3/3),” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (22/3/2025).

Operasi bersama serentak dilaksanakan selama 10 hari mulai 11-20 Maret 2025. Meskipun demikian, BNPB telah terlebih dahulu melaksanakan OMC sejak 4 Maret 2025.

Selama periode OMC (4-20 Maret 2025), tim OMC BNPB mencatat total penerbangan pesawat penabur carravan PK-SNM sebanyak 56 sorti dengan 113 jam dan 48 menit waktu terbang. “Total bahan semai yang yang digunakan selama operasi terdiri dari 4.000 kg kalsium oksida (CaO) dan 52.000 kg natrium klorida (NaCl),” ujar Aam sapaan Abdul Muhari.

 

Aam mengatakan meskipun dalam masa pelaksanaan modifikasi cuaca beberapa wilayah Jabodetabek tetap diguyur hujan, namun potensi risiko dampak bencana dapat dikurangi.

BPBD Provinsi Jawa Barat mencatat, kejadian bencana di Provinsi Jawa Barat mencapai 60 kejadian dalam periode OMC. Jumlah ini memang meningkat dibandingkan pada periode sebelum OMC. Meskipun demikian, potensi risiko bencananya menurun signifikan.

“Sebagai perbandingan, jumlah jiwa terdampak pada masa sebelum OMC sebanyak 231.180 jiwa, dibandingkan dengan data pada OMC hari ke-10 terdata 15.582 jiwa. Persentase penurunan jiwa terdampak sebesar 92,3,” katanya.

Risiko korban meninggal dunia, kata Aam, juga berkurang 100 setelah dilaksanakannya OMC. Sebelumnya, banjir dan longsor di wilayah Jawa Barat menewaskan sebanyak 10 orang. Pasca OMC, tidak ada korban meninggal dunia meskipun wilayah Jawa Barat sempat diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada 17-18 Maret 2025 lalu.

“Demikian juga dengan jumlah kerugian materil yang mampu dikurangi dengan adanya operasi modifikasi cuaca,” tegasnya.

 

BPBD Provinsi Daerah Khusus Jakarta juga mencatat penurunan dampak bencana dari sebanyak 10.626 jiwa terdampak pada dasarian pertama Maret 2025 menjadi 721 jiwa terdampak pada dasarian kedua Maret 2025 walaupun jumlah kejadian bencana karena cuaca ekstrem meningkat 57.

Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, prospek cuaca pada dasarian ketiga Maret 2025 untuk wilayah Provinsi Daerah Khusus Jakarta dan Jawa Barat terpantau potensi hujan ringan hingga sedang.

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah dengan melakukan pembersihan drainase, perbaikan dan pemeliharaan tanggul, mempersiapkan tas siaga bencana, melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman ketika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang (feasibility) kurang dari 100 meter.

“Untuk  mengantisipasi bencana gempabumi, masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan jangan panik, ketika gempa berlangsung dapat berlindung di bawah meja yang kuat, menghindari material kaca, evakuasi ke luar rumah atau lapangan terbuka ketika gempa sudah berhenti. Waspadai potensi gempa susulan, ikuti informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan instruksi dari pihak berwenang,” imbaunya. 

Topik Menarik