Bank Digital Jadi Solusi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi?

Bank Digital Jadi Solusi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi?

Ekonomi | okezone | Kamis, 20 Maret 2025 - 19:36
share

JAKARTADigitalisasi semakin mengubah lanskap keuangan di Indonesia. Seiring meningkatnya penetrasi ponsel dan internet, pola konsumsi masyarakat dalam menggunakan layanan keuangan juga mengalami pergeseran signifikan.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda menyoroti tantangan ekonomi Indonesia yang mengalami stagnasi atau mandeg. Menurutnya, digitalisasi dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui sektor keuangan digital.

“Kita menghadapi pertumbuhan ekonomi yang kian berat. Secara tabungan, kita terakhir berada di angka 5,2. Selain itu, kita juga menghadapi penurunan kelas menengah,” ujar Nailul dalam Media Briefing Amar Bank, Kamis (20/3/2025).

Namun, dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna ponsel dan penetrasi internet, ekonomi digital berpotensi menjadi daya dobrak bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tren ini tidak hanya terjadi di sektor perdagangan dan transportasi, tetapi juga merambah ke sektor keuangan.

1. Perubahan Perilaku Masyarakat pada Layanan Keuangan

Data menunjukkan bahwa masyarakat kini mulai meninggalkan layanan keuangan yang bersifat tatap muka. “Mereka jarang ke kantor cabang, jarang menghubungi contact center, semakin jarang juga menggunakan ATM, dan lebih banyak mengandalkan mobile banking serta aplikasi keuangan digital,” jelas Nailul.

 


Tren ini juga berdampak pada pola pembayaran, di mana transaksi menggunakan uang elektronik berbasis server meningkat pesat dibandingkan kartu kredit dan debit.

“Dari 2014 hingga 2024, pertumbuhan tahunan transaksi uang elektronik mencapai 88,3, sementara kartu kredit dan debit hanya meningkat di bawah 10,” tambahnya.

Di sisi lain, proporsi penggunaan uang tunai terhadap PDB semakin menurun. Pada 2023, proporsinya sekitar 40, dan diprediksi akan turun menjadi 34 di 2030. Nailul juga menyebut bahwa fenomena ini menunjukkan semakin kuatnya adopsi pembayaran digital oleh masyarakat Indonesia.

2. Pertumbuhan Pinjaman Digital dan Masa Depan Bank Digital

Jika dulu masyarakat mengandalkan keluarga atau bank konvensional, kini mereka lebih memilih layanan pinjaman digital berbasis aplikasi. "Saat ini, masyarakat semakin memilih pinjaman melalui ponsel mereka. Cukup dengan beberapa klik, mereka bisa mendapatkan pembiayaan dari platform tertentu," tuturnya.

Potensi pertumbuhan layanan ini masih besar. Adopsi keuangan digital di Indonesia baru 30, lebih rendah dibanding Vietnam yang mencapai 41. Ini menunjukkan peluang bagi platform keuangan digital dan e-wallet untuk berkembang.

Meski memiliki prospeknya cerah, perbankan digital juga memiliki tantangan, terutama dalam literasi keuangan dan keamanan data. Sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat tetap diperlukan untuk mendorong inklusi keuangan digital yang lebih luas.

Topik Menarik