Ketat dan Penuh Kontroversi, Ini Lini Masa Pilpres AS 2024

Ketat dan Penuh Kontroversi, Ini Lini Masa Pilpres AS 2024

Global | okezone | Selasa, 5 November 2024 - 07:04
share

WASHINGTON – Dalam beberapa jam lagi, warga Amerika Serikat (AS) akan berbondong-bondong mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) untuk memberikan suara dalam pemilihan suara AS yang akan menentukan siapa yang akan memimpin Negeri Paman Sam dalam empat tahun ke depan. Mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik dan Wakil Presiden Petahana Kamala Harris dari Partai Demokrat menjadi dua kandidat terkuat pada Pilpres AS kali ini, sementara Jill Stein dari Partai Hijau dan Robert F. Kennedy Jr (RFK Jr.) sebagai calon independen, hadir sebagai kandidat alternatif.

Pilpres AS 2024 ini diprediksi akan menjadi perlombaan yang ketat antara Trump dan Harris, dengan jajak pendapat menunjukkan kedua calon presiden itu, seimbang dalam popularitas, dengan perbedaan kurang dari dua poin saja. Kemenangan dari salah satu calon diyakini akan ditentukan oleh suara electoral dari tujuh swing states, yang sejauh ini juga belum menunjukkan kecondongan yang jelas pada Trump maupun Harris.

Selain ketat, Pilpres AS 2024 juga dipenuhi dengan gejolak dan kontroversi, khususnya terkait Trump dan Harris, dua kandidat utama dari partai arus utama AS. Mulai dari masalah hukum yang melibatkan Trump, hingga pencalonan Harris oleh Partai Demokrat yang mengundang perdebatan.

Berikut lini masa dari beberapa peristiwa menarik selama Pilpres AS 2024 hingga saat ini:

6 Januari 2021

Setelah Joe Biden terpilih sebagai Presiden AS dalam Pilpres 2020, Donald Trump menolak mengakui hasil pemungutan suara dengan dalih adanya kecurangan. Protes dan penolakan Trump terhadap hasil Pilpres berujung pada insiden 6 Januari 2021 saat pendukungnya menyerbu Gedung Capitol di Washington DC untuk menghentikan penghitungan suara electoral yang akan mengesahkan Biden sebagai Presiden AS.

Insiden 6 Januari ini berbuntut pada pemakzulan Donald Trump oleh Kongres AS atas dugaan perannya dalam memprovokasi pendukungnya menyerang Gedung Capitol. Meski kemudian Trump dinyatakan tak bersalah oleh Senat AS, insiden 6 Januari terus menjadi amunisi bagi Partai Demokrat untuk menyerang dan mempertanyakan keabsahannya untuk kembali mencalonkan diri sebagai Presiden AS.

Januari 2022

Presiden Joe Biden yang telah menyiratkan rencana untuk kembali maju sebagai calon presiden dari Partai Demokrat mengungkapkan komitmen untuk tetap menjadikan Kamala Harris sebagai pasangan Wakil Presidennya pada Pilpres 2024.

November 2022

Biro Penyelidik Federal (FBI) menggeledah resor Donald Trump di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, terkait penyelidikan kriminal terhadap Trump, sementara Jaksa Agung AS Merrick Garland membuka penyelidikan atas peran mantan Presiden Trump dalam serangan di Gedung Capitol AS.

Terlepas dari berbagai masalah hukum yang melibatkannya, di bulan yang sama Donald Trump mengumumkan pencalonannya sebagai presiden AS di sebuah kampanye di Mar-a-Lago.

 

April 2023

Presiden AS petahana Joe Biden mengumumkan untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres AS 2024. Pengumuman ini disampaikan Biden dalam video yang dirilis oleh tim kampanyenya, yang dibuka dengan gambar-gambar dari serangan 6 Januari 2021 di gedung Capitol oleh pendukung Trump.

7 Oktober 2023

Serangan Hamas ke Israel memicu kampanye pengeboman dan genosida Israel ke Gaza yang menewaskan puluhan ribu warga Palestina, termasuk anak-anak. Imbas dari konflik di Timur Tengah ini mempengaruhi kampanye kandidat Presiden AS, terutama Joe Biden yang dianggap membenarkan, bahkan mendukung tindakan biadab Israel.

Biden kehilangan banyak suara dari kalangan Arab dan Muslim AS, membuat popularitasnya turun drastis.

9 Oktober 2023

Robert F Kennedy Jr menarik diri dari pemilihan pendahuluan Partai Demokrat dan mengumumkan kampanye sebagai calon independen.

9 November 2023

Jill Stein, yang merupakan calon presiden Partai Hijau pada Pilpres 2012 dan 2016, kembali mengumumkan pencalonan dirinya pada Pilpres 2024.

5 Maret 2024

Pada pemilihan pendahuluan Super Tuesday, baik Trump dan Biden memantapkan keunggulan mereka sebagai kandidat utama dari masing-masing partai. Sejumlah kandidat dari Partai Demokrat dan Republik juga telah mundur dari persaingan dan mengalihkan dukungan mereka untuk Biden dan Trump.

13 Juli 2024

Donald Trump ditembak dalam sebuah upaya pembunuhan saat berkampanye di Butler, Pennsylvania. Trump mengalami luka di telinga kanannya, sementara seorang penonton kampanye tewas dan dua lainnya luka-luka dalam kejadian tersebut.

Pelaku penembakan yang diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks, (20), ditembak mati oleh petugas Dinas Rahasia AS.

15 Juli 2024

Donald Trump mengumumkan JD Vance sebagai pasangan calon wakil presidennya di Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee, Wisconsin.

21 Juli 2024

Menyusul penampilan buruk dalam debat calon presiden, pertanyaan seputar kesehatannya, dan tekanan dari internal Partai Demokrat, Joe Biden mengumumkan pengunduran dirinya sebagai kandidat Presiden AS. Biden mengatakan bahwa keputusan ini diambil demi kepentingan partai Demokrat dan AS.

“Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk menjabat sebagai Presiden Anda. Dan meskipun saya sudah berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin demi kepentingan terbaik partai saya dan negara saya, jika saya mundur dan hanya fokus pada dalam memenuhi tugas saya sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya," tulis Biden dalam pernyataannya.

Mundurnya Biden membuka jalan bagi Wakil Presiden Kamala Harris, yang mengumumkan pencalonannya sebagai calon presiden AS di hari yang sama.

 

5 Agustus 2024

Setelah jajak pendapat dan proses internal partai, Kamala Harris dikonfirmasi sebagai calon presiden dari Partai Demokrat

6 Agustus 2024

Kamala Harris memilih Gubernur Minnesota Tim Walz sebagai pasangan calon wakil presidennya pada Pilpres 2024.

5 November 2024

Hari Pemungutan Suara Pilpres AS 2024.

Setelah pemungutan suara, pada Desember 2024, para elector bertemu di ibu kota negara bagian masing-masing dan Distrik Columbia untuk secara resmi memilih presiden dan wakil presiden. Suara elektoral (electoral votes) secara resmi dihitung sebelum sidang gabungan Kongres; presiden Senat secara resmi mengumumkan hasil elektoral pada 6 Januari 2025.

Presiden dan Wakil Presiden baru AS akan dilantik pada 20 Januari 2025.

Topik Menarik