Terungkap, Agen Iran Coba Bunuh Komandan Markas Jet Tempur Siluman F-35 Israel
Seorang komandan di Pangkalan Udara Nevatim (markas jet tempur siluman F-35 Israel) telah ditempatkan di bawah pengamanan ekstra. Perlindungan diberikan setelah dia jadi target pembunuhan oleh agen Iran pada bulan lalu.
"Itu bukan prosedur standar untuk semua orang, hanya mereka yang memiliki ancaman terhadap mereka seperti kepala staf, kepala Angkatan Udara, tetapi sekarang mereka menempatkan pengamanan padanya dan keluarganya karena dia terekspos," kata seorang sumber keamanan Israel, yang berbicara kepada Iran International dengan syarat anonim.
Terungkap bahwa komandan tersebut adalah salah satu target pembunuhan oleh sel Azerbaijan-Israel yang bekerja untuk Iran. Para tersangka ditangkap bulan lalu setelah menjalin hubungan selama bertahun-tahun dengan agen Iran yang mengumpulkan intelijen di lokasi militer, target strategis, dan personel kunci.
"Biasanya orang-orang ini akan menjalani penilaian keamanan, untuk melihat seberapa besar keluarga mereka terekspos di internet," papar sumber tersebut, yang bekerja di bawah kondisi keamanan yang ketat.
Pangkalan Udara Nevatim adalah salah satu target dari hampir 200 serangan rudal balistik Iran pada 1 Oktober lalu, dengan beberapa lokasi serangan terungkap dari citra satelit, termasuk kerusakan pada atap hanggar.
"Komandan tersebut adalah target yang sangat dicari karena Nevatim sendiri merupakan target yang sangat kuat bagi Iran. Mereka bukan hanya fighters , tetapi juga intelijen, multidisiplin, dan merupakan pangkalan strategis," jelas sumber tersebut, yang dilansir Selasa (5/11/2024).
Ini bukan pertama kalinya Iran dilaporkan mengincar tokoh untuk pembunuhan di lembaga keamanan Israel.
Pada bulan September, rencana pembunuhan terhadap target dengan profil tertinggi berhasil digagalkan hingga saat ini; perdana menteri, kepala badan intelijen internal Shin Bet, dan menteri pertahanan.
Bulan lalu, tujuh imigran Azerbaijan di Israel dituduh bekerja untuk Iran selama dua tahun, melakukan 600 operasi, termasuk berbagi informasi tentang pangkalan udara yang menjadi target serangan rudal balistik dari Iran.
Mereka juga dituduh berbagi informasi tentang sistem pertahanan udara Iron Dome, dan pembangkit listrik Hadera, serta berbagi informasi intelijen secara langsung dengan Iran.
Sel tersebut, yang tinggal di Israel utara, telah dibayar ribuan dolar, juga dalam bentuk kripto, menurut Shin Bet.
Polisi Israel menyebut tersangka Yahudi sebagai Aziz Nisanov, Alexander Sedikov, Vyacheslav Goshchin, Yevgeny Yufa, Yigal Nisan, dan dua anak di bawah umur.
Polisi Israel mengatakan penyelidikan tersebut mengungkapkan bahwa selama lebih dari dua tahun, para tersangka telah melaksanakan serangkaian misi keamanan yang berbeda untuk badan intelijen Iran, di bawah arahan dua agen dari intelijen Iran.
Rencana lain yang digagalkan oleh Israel dalam beberapa minggu terakhir oleh sel-sel yang didukung Iran di dalam Israel termasuk pembunuhan seorang ilmuwan nuklir.