Indonesia Diprediksi Jadi Negara Kedua Tercepat yang Bakal Tenggelam
JAKARTA - Data dari Geophysical Research Letters mengungkapkan hal mengejutkan bahwa Indonesia diprediksi menjadi negara paling cepat kedua yang akan tenggelam.
Data ini berdasarkan tingkat penurunan tanah akibat penggunaan air yang berlebihan. Yang lebih mengejutkan, lima besar negara yang bakal tenggelam semuanya berasal dari Asia.
China sudah mengalami penurunan tanah dengan luas lebih dari 1.043 km², sementara Indonesia 844 km², Iran 791 km², India 672 km², dan Pakistan 374 km². Data tersebut diperparah dengan fakta bahwa dampak populasi warga di negara-negara tersebut kian membeludak.
Negara dengan dampak populasi terbesar diduduki oleh India dengan lebih dari 633 juta orang, disusul China (368 juta orang), Indonesia (213 juta orang), Pakistan (145 juta orang), dan Bangladesh (137 juta orang).
Pelatihan Anggota DPRD Perindo, Ahli: Pengelolaan Keuangan Tidak Hanya Menyusun, tapi Mengawasi
Ekstraksi air tanah yang berlebihan merupakan penyebab utama penurunan tanah perkotaan. Diperkirakan akan berdampak pada 19 populasi global pada tahun 2040. Seiring pertumbuhan kota, permintaan air tawar untuk keperluan rumah tangga dan industri meningkat. Di daerah dengan sumber daya air permukaan terbatas atau tercemar, air tanah menjadi sumber air utama dan pemompaan akuifer yang berlebihan dapat menyebabkan tanah di atasnya memadat dan tenggelam.
Berat infrastruktur kota dalam kaitannya dengan jenis tanahnya juga dapat menyebabkan penurunan tanah. Seiring daerah perkotaan menjadi lebih padat dan lebih banyak bangunan dibangun, berat kumulatif dapat secara bertahap meningkatkan laju penurunan tanah.
Proses geologi alami seperti pergerakan tektonik atau aktivitas seismik pun dapat memengaruhi pemadatan sedimen, yang berkontribusi terhadap penurunan tanah. Meskipun perubahan iklim bukan penyebab langsung penurunan tanah, masalah terkait seperti naiknya permukaan air laut dapat memperburuknya dengan meningkatkan risiko banjir di daerah dataran rendah.
Lebih lanjut, peristiwa cuaca ekstrem juga dapat mempercepat erosi dan perpindahan sedimen. Ini kemudian mengganggu kestabilan tanah dan menciptakan penurunan tanah dan masuknya air.