Ancaman Megathrust di Selatan Jawa, Simpan Energi yang Bisa Sebabkan Gempa Hingga M9,1

Ancaman Megathrust di Selatan Jawa, Simpan Energi yang Bisa Sebabkan Gempa Hingga M9,1

Nasional | okezone | Kamis, 2 Januari 2025 - 12:43
share

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap ancaman megathrust masih berpotensi terjadi di Selatan Jawa. Megathrust ini bahkan disebut-sebut berpotensi membuat gempa berkekuatan M 9,1.

Hal itu diungkapkan Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa. Rahmat menilai gempa berkekuatan sangat masif itu juga akan memancing bencana baru yaitu tsunami yang bisa mencapai Jakarta dalam waktu singkat.

"Potensi megathrus ini dapat memicu goncangan gempa yang besar dan tsunami yang menjalar melalui Selat Sunda hingga ke Jakarta denga waktu tiba sekitar 2,5 jam," kata Rahma.

Dalam penelitian BRIN, gempa megathrust ini akan membuat tsunami terjadi dengan ketinggian diperkirakan mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta. Belum lagi gempa megathrust juga berpotensi mengeluarkan energi yang lebih besar seiring berjalannya waktu.

"Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, goncangan akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas. Tidak hanya di selatan Jawa, tetapi juga di wilayah pesisir lainnya," tuturnya.

Melalui penelitian paleotsunami, BRIN juga menemukan bahwa gempa megahtrust di selatan Jawa memiliki periode ulang sekitar 400-600 tahun. Gempa megathrust yang terakhir terjadi diperkirakan pada tahun 1699. BRIN juga menilai bahwa saat ini energi yang tersimpan sudah mencapai titik kritis.

 

"Bencana seperti tsunami Aceh mengajarkan kita bahwa kesiapsiagaan dan mitigasi bencana adalah kunci untuk menyelematkan nyawa," kata dia.

BRIN menekankan pentingnya mitigasi melalui pendekatan struktural dan non-struktural. Pendekatan struktural meliputi pembangunan tanggul penahan tsunami, pemecah ombak, serta penataan ruang di kawasan pesisir dengan memperhatikan jarak aman 250 meter dari bibir pantai. 

"Pembangunan hutan pesisir atau vegetasi alami seperti pandan laut dan mangrove juga menjadi solusi berbasis ekosistem untuk meredam energi gelombang tsunami," jelas Rahma.
 

Topik Menarik