Gempa M5,8 Gunungkidul Berada di Zona Megathrust!

Gempa M5,8 Gunungkidul Berada di Zona Megathrust!

Nasional | okezone | Senin, 26 Agustus 2024 - 20:48
share

JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa dengan kekuatan awal tercatat M5,8 dan diupdate menjadi M5,5 di Gunungkidul, Yogyakarta berada di zona megathrust.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust),” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan resminya, Senin (26/8/2024).

Diketahui, gempa terjadi pada pukul 19.57.42 WIB yang berpusat di wilayah Samudra Hindia, Selatan Gunungkidul Yogyakarta. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,5.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,85° LS ; 110,17° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 107 Km arah Barat Daya Gunungkidul pada kedalaman 42 km.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust),” kata Daryono.

Daryono memastikan dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 20.20 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 2 (dua) aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

Kepada masyarakat, ia mengimbau, agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” imbaunya. 

 

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut pihaknya mencatat setidaknya telah terjadi tujuh kali gempa Megathurst dengan magnitudo yang cukup kuat di sejumlah titik zona yang diwaspadai. Namun, menurutnya rentang waktu kejadiannya mencapai 200-an tahun.

Hal itu disampaikan Dwikorita dalam acara One On One bertema 'Gempa Megahrust Terdeteksi, Tak Bisa Diprediksi' , Sabtu (24/8/2024). 

"Menurut data kami tercatat sejak 1804 sudah terjadi gempa dengan magnitudo cukup kuat di Jawa Tengah itu semua dengan Tsunami; gempa dan tsunami di Jawa Timur tahun 1818; gempa dan tsunami di Jawa Timur serta Jogja tahun 1840; gempa dan tsunami di Jawa Barat tahun 1857," kata Dwikorita. 

Kemudian gempa dan tsunami di Jawa Timur tahun 1859; gempa dan tsunami di Jawa Tengah 1921; gempa dan tsunami di Jawa Timur 1994; baru gempa tahun 2006 dan 2009 di Selatan Jawa ada tujuh kali yang tercatat.

"Ratusan tahun atau sekitar dua ratus tahun yang lalu," tambahnya.

Topik Menarik