Soal Gempa Megathurst, BMKG: Waspadai Dua Segmen di Mentawai-Siberut dan Selat Sunda-Banten

Soal Gempa Megathurst, BMKG: Waspadai Dua Segmen di Mentawai-Siberut dan Selat Sunda-Banten

Nasional | okezone | Rabu, 21 Agustus 2024 - 20:24
share

JAKARTA - Bahaya dampak gempa dan tsunami di 13 zona Megathurst mengintai mulai dari Barat Pulau Sumatera melintasi Selatan Pulau Jawa dan berakhir di Laut Banda. Namun, gempa dan tsunami Megathurst belum dapat diprediksi kapan akan terjadi.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan setidaknya ada dua segmen yang di pantau ketat aktivitasnya dan perlu diwaspadai masyarakat yakni Mentawai-Siberut, Sumatera Barat dan Selat Sunda, Banten. Hal itu disampaikan Dwikorita dalam acara One On One di Sindonews TV yang akan tayang pada Jumat, 23 Agustus 2024 pukul 21.30 WIB.

"Nah ini zona megathrust ini tidak utuh satu, tapi terbagi menjadi 13 segmen diantara itu 11 sudah melepaskan energinya. Periode ulangnya cukup lama bisa ratusan tahun. Namun ada dua segmen menurut pakar gempa dan BMKG yakni segmen Mentawai-Siberut di Sumatera Barat dan segmen Selat Sunda, Banten itu periode ulangnya sekitar 200-an tahun sudah tercapai tetapi belum lepas. Jadi perlu diwaspadai," kata Dwikorita di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2024).

"Kami melihat itu sama dua itu. Tanpa mengabaikan yang lain, tetapi prioritas utama dua itu yang lain semoga tidak setinggi dua itu," tambahnya.

 

Dwikorita menyebutkan bahwa bentangan Megathrust kurang lebih mencapai ratusan kilometer melintasi Selatan Pulau Jawa.

"Nah sebetulnya ada gambarnya, zona tumbukan tadi itu kan terjadi mulai dari Barat pulau Sumatera turun ke Sumatera Selatan belok melalui Selatan Selat Sunda terus membentang Selatan Jawa radiusnya 250 kilometer ya sampai NTT sampai nikung ke Laut Banda. Jadi zona zona yang perlu diwaspadai di sepanjang Pantai Barat Sumatera dari Sumatera Utara, Tengah, Selatan dan Pantai Selatan Jawa," ujarnya.

Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan pihaknya bersama sejumlah stakeholder terkait bergotongroyong melakukan program kesiapsiagaan gempa bumi dan tsunami. Ia menilai jika hanya satu lembaga yang bergerak tidak akan efektif.

"Tetap kami melakukan program Tsunami Ready dan Earthquake Ready kesiapsiagaan gempa bumi dan tsunami di seluruh wilayah ini bersama BNPB, pakar kegempaan, dari Perguruan Tinggi, BRIN, Badan Geologi, banyak yang terlibat karena areanya ribuan meter kalau satu lembaga gak akan efektif diperlukan gotong royong," ungkapnya.

Saksikan Bincang Lengkapnya Hanya di One On One, Sindonews TV, Jumat 23 Agustus 2024, pukul 21.30 WIB.
 

Topik Menarik