Kasus Dugaan Pencabulan Siswa di Karangrayung Dilaporkan ke Polres Grobogan, 9 Orang Diperiksa

Kasus Dugaan Pencabulan Siswa di Karangrayung Dilaporkan ke Polres Grobogan, 9 Orang Diperiksa

Terkini | muria.inews.id | Senin, 13 Januari 2025 - 21:20
share

GROBOGAN,iNewsMuria.id – Didampingi kakek dan neneknya, siswa korban dugaan pencabulan di Karangrayung, Kabupaten Grobogan akhirnya melapor ke Polres Grobogan, Polda Jateng.

Remaja pria yang diduga menjadi korban pencabulan seorang guru perempuan tersebut mendatangi Polres Grobogan, Senin (13/1/2025) siang.

Tidak tampak kedua orang tua kandung korban saat melapor ke Polres Grobogan. Informasi dari keluarga, orang tua kandung korban sudah berpisah.

Namun terlihat dari Lembaga Swatantra Grobogan ikut mendatangi Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Grobogan yang menangani kasus dugaan pencabulan tersebut.

Hanya saja ketika wartawan yang menunggu di depan ruang PPA Polres Grobogan hendak meminta keterangan perwakilan dari Lembaga Swatantra, mereka enggan memberikan keterangan.

Kasatreskrim Polres Grobogan AKP Agung Joko mengungkapkan, pihaknya sudah menerima laporan dugaan pencabulan hingga terjadi persetubuhan anak di bawah umur dengan guru. 

Atas laporan kasus dugaan pencabulan di Karangrayung tersebut, lanjut AKP Agung Joko, unit PPA Sat Reskrim Polres Grobogan telah memeriksa sejumlah saksi. 

“Kami sudah memeriksa 9 orang termasuk korban dan keluarga untuk dimintai keterangan atas kasus dugaan pencabulan tersebut,” kata Kasat Reskrim.

Guna membuat jelas kasus dugaan pencabulan dan mengetahui kondisi psikis korban, AKP Agung Joko mengatakan, pihaknya juga akan berkoordinasi instansi terkait termasuk rumah sakit.

Sementara Ng (56), kakek korban mengaku sempat hilang kontak dengan cucunya, karena selama lima bulan tak lagi menghubunginya. Sehingga sulit mencari keberadaan korban. 

Setelah mencari informasi ke sejumlah orang yang diduga mengetahui keberadaan korban, akhirnya Ng mengaku mendapat informasi jika cucunya kos di Kecamatan Gubug, Grobogan.

“Cucu saya memang lebih banyak diam terkait apa yang dialaminya. Namun setelah di pondok, saya diberitahu mau cerita mengenai hal itu kepada kyainya,” tutur kakek korban.(*)

Topik Menarik