Bahaya AI Menggerus Sektor Tenaga Kerja, Jutaan Pekerjaan Digantikan 5 Tahun Lagi

Bahaya AI Menggerus Sektor Tenaga Kerja, Jutaan Pekerjaan Digantikan 5 Tahun Lagi

Terkini | sindonews | Selasa, 14 Januari 2025 - 15:30
share

Kemajuan AI atau artificial intelligence di satu sisi bakal menjadi pukulan berat buat pasar tenaga kerja di seluruh dunia, hingga memicu PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) besar-besaran di perusahaan global. Peringatan ini terungkap dalam laporan Future of Jobs Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang baru diterbitkan.

Studi yang mensurvei ratusan bisnis besar di seluruh dunia ini menemukan bahwa 41 perusahaan berencana untuk memangkas tenaga kerja mereka pada tahun 2030 sebagai respons atas peningkatan kemampuan AI.

Selanjutnya, 77 perusahaan bersiap melatih ulang dan meningkatkan keterampilan staf mereka dari tahun 2025 hingga 2030 untuk membuat kolaborasi manusia dan mesin menjadi jauh lebih baik.

Laporan tersebut memperkirakan bahwa, akan ada 170 juta pekerjaan baru yang diciptakan pada akhir dekade ini, sementara 92 juta pekerjaan akan terpinggirkan. WEF mencatat bahwa kemampuan terkait AI, big data, dan keamanan siber diprediksi akan sangat diminati.

"Tren seperti AI generatif dan pergeseran teknologi yang cepat menjungkirbalikkan industri dan pasar tenaga kerja, menciptakan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya dan juga risiko besar," kata Till Leopold, kepala Pekerjaan, Upah dan Penciptaan Lapangan Kerja di WEF.

WEF mengatakan, bahwa kemajuan AI, robotika, dan sistem energi, terutama dalam energi terbarukan dan teknik lingkungan, diharapkan dapat meningkatkan permintaan untuk peran spesialis di bidang ini.

Laporan tersebut juga mengidentifikasi kategori pekerjaan yang akan menghadapi penurunan dalam jumlah besar karena AI dan tren teknologi lainnya. Mereka di antaranya termasuk petugas layanan, sekretaris eksekutif, payroll clerks, dan desainer grafis.

Masuknya desainer grafis dan sekretaris dalam 10 pekerjaan yang bakal tergeser oleh kehadiran AI, sebelumnya tidak muncul dalam laporan Future of Jobs.

Laporan tersebut menekankan bahwa dampak AI melampaui sektor tenaga kerja, menyoroti potensi teknologi untuk menambah output manusia, daripada menggantinya secara langsung.

WEF menyimpulkan bahwa "keterampilan yang berpusat pada manusia" seperti ide kreatif, ketahanan, fleksibilitas, dan kelincahan akan terus menjadi kritis.

Sementara itu, tokoh-tokoh dan ilmuwan terkenal telah menyuarakan keprihatinan mereka dalam beberapa tahun terakhir atas potensi bahaya yang ditimbulkan oleh AI. Tahun lalu, ahli komputer dan penulis Paul Graham memperingatkan, bahwa penggunaan AI untuk menulis akan mengakibatkan sebagian besar orang kehilangan keterampilan dalam beberapa dekade.

Pasar tenaga kerja akan berubah secara signifikan karena adopsi teknologi canggih, menurut Daniil Gavrilov, kepala Laboratorium Penelitian Kecerdasan Buatan di T-Bank AI Research. Segala sesuatu yang mampu dilakukan manusia dapat dilakukan oleh AI, dan mesin dapat melakukannya dengan baik, ungkapnya dalam sebuah wawancara dengan RIA Novosti tahun lalu.

Gavrilov memberikan catatan, bahwa dalam jangka pendek dan menengah, karyawan harus menguasai keterampilan AI agar tetap kompetitif.

Topik Menarik